Sediksi.com – OpenAI memperkenalkan Sora, tool terbarunya yang mampu membuat video hanya dengan bantuan prompt atau teks pada Jumat (16/2). Kendati optimis dengan fitur yang sudah disiapkan, banyak pengguna internet justru memberikan respon sebaliknya.
Di platform X (sebelumnya Twitter), unggahan OpenAI yang memperkenalkan Sora mendapatkan puluhan ribu kritik lewat komentar dan quote yang menekankan pada bahaya yang mungkin ditimbulkan dari penggunaan tool ini jika sudah bisa digunakan oleh publik.
Apakah Sora bisa digunakan oleh publik?
Unggahan OpenAI tersebut bermaksud memperkenalkan kepada publik tentang apa yang bisa dilakukan Sora dengan menunjukkan beberapa contoh video hasil buatan Artificial Intelligence (AI) tersebut.
Sehingga tool Sora ini belum dirilis secara resmi.
Berdasarkan pernyataan pihak perusahaan, saat ini Sora hanya tersedia untuk tim merah atau para ahli yang bertugas untuk menilai risiko dan mengidentifikasi potensi masalah yang bakal terjadi seperti misinformasi, bias informasi, dan konten kebencian.
Tim merah sendiri adalah sebutan untuk pihak yang berperan sebagai musuh yang menyerang sistem keamanan informasi perusahaan, atau OpenAI dalam hal ini.
Mereka juga mengatakan bahwa dalam waktu dekat, Sora akan bisa digunakan secara gratis oleh seniman visual, desainer, dan pembuat film secara terbatas yang dilakukan untuk mendapatkan umpan balik tentang cara meningkatkan platform dan menjadikannya lebih berguna bagi para profesional kreatif.
Belum ada keterangan soal apakah Sora bisa diakses secara gratis oleh publik atau tidak setelah diluncurkan nanti. Karena sebelumnya sudah menciptakan tool serupa tapi berbayar seperti Dall-E.
Apa yang bisa dilakukan dengan Sora?
Seperti yang diklaim OpenAI, Sora bisa menciptakan video dengan durasi lebih dari 60 detik hanya dengan memberikan prompt yang berupa teks. Kreator video tidak perlu menggunakan aplikasi yang biasa digunakan untuk mengedit video, bahkan mengambil video.
Karena AI sudah menyimpan data yang bisa digunakan untuk menciptakan video. Tidak hanya itu, Sora juga memastikan agar video yang dihasilkan menampilkan sebuah video lengkap yang sangat detail, menunjukkan gerakan kamera yang kompleks seperti diambil oleh ahlinya, dan menghidupan emosi dari karakter yang ada dalam video tersebut.
Dan untuk membuat video ini, yang diperlukan hanya memberikan prompt berupa teks sebagus dan sedetail mungkin demi menghasilkan video yang juga memperhitungkan aspek detailnya.
Misalnya dalam salah satu video hasil buatan Sora yang diunggah oleh OpenAI sebagai contoh.
Untuk membuat klip dengan durasi 17 detik berisi pemandangan Tokyo di musim dingin, prompt yang harus dimasukkan adalah “beautiful, snowy Tokyo city is bustling. The camera moves through the bustling city street, following several people enjoying the beautiful snowy weather and shopping at nearby stalls. Gorgeous sakura petals are flying through the wind along with snowflakes.”
Dalam contoh ini sekalipun, bisa dilihat bahwa hasil video buatan Sora juga tidak sempurna. Terlihat dari kecacatan tulisan berbahasa Jepang yang tampaknya tidak tertulis dengan benar, sesuatu yang sering terjadi ketika menggunakan AI.
Kekhawatiran yang muncul akibat Sora
Ada banyak sekali yang menyuarakan kekhawatiran yang muncul jika Sora akhirnya bisa diakses oleh publik. Sedangkan sampai sekarang pun, teknologi AI masih banyak digunakan untuk tujuan yang tidak baik.
Bahkan sebelum kekhawatiran itu terjadi dan ketika Sora sendiri belum jelas kapan diluncurkan secara publik, sudah ada iklan scammers yang ingin menipu dengan menawarkan akses untuk menggunakan Sora.
Tentu saja sudah menjadi kelebihannya jika Sora bisa memberikan video yang bagus dan terlihat realistis. Tapi masalahnya, masih banyak sekali masyarakat yang tidak bisa membedakan mana video yang asli dan yang buatan dimana video tersebut dibuat untuk tujuan yang tidak benar.
Sangat mungkin sekali video buatan Sora ini dimanfaatkan untuk kampanye hitam seperti penipuan untuk Pemilihan Umum (Pemilu), menyebarkan berita bohong, membuat video porno yang dibuat tanpa izin pihak yang bersangkutan, memalsukan bukti-bukti pengadilan, dan menipu orang-orang yang mudah ditipu.
Tidak hanya itu, Sora yang namanya diambil dalam bahasa Jepang berarti “langit” juga sangat mungkin menjadi ancaman bagi seniman.
Karena dengan kemampuan Sora yang kelihatannya sempurna ini, memungkinkan lebih banyak perusahaan pemalas yang lebih memilih untuk menggunakan tool ini ketimbang merekrut seniman betulan.