Sediksi.com – Mahkamah Internasional atau International Court of Justice (ICJ) telah menggelar sidang perdana gugatan Afrika Selatan terhadap Israel atas dugaan genosida di Jalur Gaza, Palestina.
Sidang perdana tersebut diselenggarakan pada Kamis, 11 Januari 2024 di kantor pusat Mahkamah Internasional, di Den Haag, Belanda.
Persidangan ini dijadwalkan berlangsung selama dua hari sampai dengan hari Jumat, 12 Januari 2024.
Dalam persidangan pertama yang dinanti-nanti ini, pertarungan hukum berisiko tinggi antara Afrika Selatan dan Israel dimulai dengan menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka yang mewakili Afrika Selatan.
Jadi, siapa saja yang mewakili Afrika Selatan dan Israel dalam Pengadilan Internasional perdana ini?
Tim hukum Afrika Selatan
Tim hukum dari Afrika Selatan dipimpin oleh mantan pelapor khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hak asasi manusia di wilayah pendudukan Palestina. Dia bernama John Dugard.
John Dugard dipandang sebagai salah satu pakar hukum internasional terkemuka di Afrika Selatan.
Dia bahkan sudah pernah menjabat sebagai hakim ad hoc di ICJ pada tahun 2008.
Selama ini, Dugard dengan tegas mengkritisi tindakan Israel dengan mengatakan bahwa “Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu, kabinet perangnya, dan banyak anggota tentara Israel bertanggung jawab atas tindakan kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan mungkin kejahatan genosida.”
Adapun anggota tim hukum yang mewakili Afrika Selatan dalam gugatan ini meliputi:
- Adila Hassim – penasihat senior
- Tembeka Ngcukaitobi – advokat dari Johannesburg Bar
- Max Du Plessis – pengacara internasional
- Tshidiso Ramogael – pengacara
- Sarah Pudifin-Jones – pengacara
- Lerato Zikalala – pengacara
- Blinne Ni Ghralaigh – pengacara dari Irlandia
- Vaughan Lowe – pengacara/pembela dari Inggris
Tim pertahanan Israel
Israel memilih seorang pengacara Inggris bernama Malcolm Shaw untuk mewakili mereka di Mahkamah Internasional.
Malcolm Shaw sendiri adalah salah satu pakar hukum internasional terkemuka di dunia dan pernah hadir di Mahkamah Internasional sebelumnya.
Berdasarkan riwayat kerjanya yang tercantum dalam profilnya di Essex Court Chambers, Shaw mendapatkan reputasi internasional dari bekerja sebagai penasihat dalam sengketa wilayah, hukum laut, suksesi negara, kekebalan negara, pengakuan terhadap pemerintah dan negara asing, hak asasi manusia, penentuan nasib sendiri, arbitrase internasional, dan organisasi internasional.
Tidak hanya itu, Malcolm Shaw juga pernah menjadi penasihat untuk beberapa negara. Termasuk Inggris, Ukraina, dan Serbia.
Selain ICJ, sebelumnya dia juga terlibat dalam persidangan seperti European Court of Human Rights, European Court of Justice, dan pengadilan tingkat tinggi lainnya di dunia.
Dalam persidangan kali ini, Malcolm Shaw tidak sendirian. Dia didampingi oleh tiga pengacara lain mewakili Israel dalam sidang ICJ.
Namun identitas tiga pengacara tersebut masih belum diumumkan bahkan setelah persidangan tersebut berakhir.
Hakim Mahkamah Internasional
Mahkamah Internasional mempunyai 15 hakim yang dipilih oleh Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan dimana satu periodenya berlangsung selama sembilan tahun.
Berdasarkan aturan Mahkamah Internasional, suatu negara yang menjadi pihak dalam suatu kasus dan tidak memiliki hakim yang berkewarganegaraan sama bisa mencalonkan hakim ad hoc, seperti yang terjadi pada Israel dan Afrika Selatan.
Dalam Pengadilan Internasional Afrika Selatan melawan Israel kali ini, Afrika Selatan menunjuk Dikgang Moseneke, mantan wakil ketua hakim yang karier hukum dan akademiknya dikenal cemerlang dan terkemuka baik di Afrika Selatan, maupun di luar negeri.
Kemudian dari Israel, memilih mantan Presiden Mahkamah Agung Israel yang bernama Aharon Barak.
Aharon Barak ini pernah menyuarakan dukungan untuk perang Israel terhadap Gaza. Dia mengklaim bahwa serangan militer yang dilakukan oleh Israel terhadap Gaza itu bukan pelanggaran hukum internasional.
Pernyataan tersebut disampaikannya melalui koran Israel The Times.
Aharon Barak juga membela keputusan Israel untuk membangun tembok pemisah melalui Tepi Barat, wilayah yang mereka duduki.
Ide ini menyusul keputusan Mahkamah Internasional tahun 2004 yang menyatakan tindakan tersebut ilegal.
Adapun 15 hakim lainnya berasal dari berbagai negara. Joan Donoghue dari Amerika Serikat adalah ketua pengadilan dan Kirill Gevorgian dari Rusia ditunjuk sebagai wakilnya.
Hakim perwakilan Afrika yang ditempatkan di bangku cadangan termasuk di antaranya Abdulqawi Yusuf (Somalia), Julia Sebutinde (Uganda), dan Mohamed Bennouna (Maroko).
Kemudian ada Philippe Gautier (Belgia) yang dipilih sebagai panitera pengadilan. Berikut ini daftar nama hakim Pengadilan Internasional lainnya.
- Xue Hangin (Tiongkok)
- Peter Tomka (Slovakia)
- Ronny Abraham (Prancis)
- Leonardo Nemer Caldeira Brant (Brazil)
- Dalveer Bhandari (India)
- Patrick Lipton Robinson (Jamaika)
- Hilary Charlesworth (Australia)
- Nawaf Salam (Lebanon)
- Yuji Iwasawa (Jepang)
- George Nolte (Jerman)
