3 Sifat Asli Mario Dandy Terbongkar Selama Persidangan, Berani Bohong!

3 Sifat Asli Mario Dandy Terbongkar Selama Persidangan, Berani Bohong!

Persidangan Mario Dandy

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Mario Dandy menjadi saksi terhadap terdakwa Shane Lukas pada sidang lanjutan kasus penganiayaan berat David Ozora yang berlangsung pada Selasa, (4/7) lalu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).

Ada sejumlah drama dan karakter dari sifat Mario Dandy yang terungkap selama dirinya menjadi saksi atas terdakwa Shane Lukas.

Mario Dandy sendiri juga merupakan terdakwa utama dalam kasus penganiayaan berat yang dilakukannya terhadap David Ozora. Ia bersama rekannya, Shane Lukas dan anak korban AG menjadi terdakwa pada kasus tersebut. Adapun anak korban AG sudah divonis hukuman penjara 3,6 tahun.

Punya pelat mobil palsu agar tampil keren

Mario Dandy mengungkapkan alasan dirinya menggunakan pelat palsu saat menganiaya David bertujuan untuk tampil keren. Ia sendiri menggunakan pelat itu sebelumnya untuk tampil keren.

Sebelumnya, Mario menepis pertanyaan hakim soal dirinya yang menggunakan pelat palsu Rubicon B-120 DEN khusus untuk menganiaya David.

Ia mengaku sudah menggunakan pelat palsu itu jauh sebelum menganiaya David.

“Itu pelat palsu,” kata Mario.

Ia mengatakan jika menggunakan pelat palsu itu sudah sejak bulan Desember lalu.

“Saya bikin pelat palsu itu nggak satu doang, saya bikin pelat palsu atas nama Amanda juga dia kan namanya P, saya bikin P 23 TYA terus di-story sama dia,” terangnya memberi pertanyaan pada hakim kalau pelat mobil yang ia miliki tidak hanya satu.

Lebih lanjut, Mario mengatakan kalau Amanda, sang mantan pacar tau ada pelat B 21 DEN.

“Cuma karena saya mau jemput dia saat itu pas bulan Oktober itu, saya pasangan P-23 TYA jadi saya sudah biasa pakai pelat palsu,” ujarnya.

Sementara, saat ditanya hakim dari tujuannya mengganti-ganti pelat itu untuk apa, ia menjawab supaya keren.

“Biar keren aja yang mulia,” jawabnya.

Suka Memotong Pertanyaan Hakim

Sifat Mario yang terbongkar selama persidangan berlangsung juga terlihat bahwa dirinya suka memotong pertanyaan hakim.

Ia dibentak oleh hakim anggota, Tumpanuli Marbun dalam persidangan saat mencoba memotong pertanyaan. Ini bermula saat hakim tersebut bertanya mengenai siapa yang berinisiatif menyuruh David untuk bersikap taubat. Mario Dandy menjawab atas inisiatif Shane.

“Inisiatif dia (Shane) sendiri”

David mengungkapkan bahwa Shane diam saja saat dirinya menghajar David. Mario mengatakan Shane menghentikannya saat menghajar David, ia mengaku jika Shane tidak menghentikannya saat itu ia akan terus menganiaya David.

“Saya emosi, saya nggak lihat saat itu kondisinya dia gimana. Pada saat itu…,” kata Mario saat hakim akan melanjutkan bertanya ia sudah berkata terlebih dahulu.

Hakim pun membentak Mario dan memintanya untuk diam terlebih dahulu.

“Iya, saudara diam dulu,” bentak hakim.

Hakim pun kembali mencecar niat Mario menganiaya David karena kondisinya yang sudah berdarah dan terkapar. Hakim ingin Mario menjelaskan apakah niatnya menganiaya David untuk membuatnya meninggal.

“Karena dia tidak ada perlawanan, dia tidak ada “ampun Den ampun Den“. Saya tidak ada rasa kasihan saat itu, saya sudah gelap mata. Pada saat dia ngobrol dia nggak tau kalau saya sudah pacaran sama pacar saya, menurut saya nggak logis aja saat itu,” kata Mario.

Ungkapan Kebohongan di BAP

Kebohongan Mario saat di berita acara pemeriksaan (BAP) oleh penyidik diungkapkan dirinya sendiri pada saat sidang sebagai saksi oleh terdakwa Shane Lukas.

Ia mengakui telah berbohong saat memberikan keterangan mengenai peran Shane Luka. Mario mengakui kebohongannya itu sambil menangis di depan hakim .

Mulanya hakim mengkonfirmasi ke Mario soal pernyataan Shane mengenai dirinya yang ikut untuk memukul David.

Inilah yang diduga jadi pemicu penganiayaan David, tetapi rupanya keterangan tersebut bohong. Mario sengaja melakukannya untuk membuat skenario palsu agar seolah-olah Shane lah yang menghasutnya untuk melakukan tindakan tidak terpuji tersebut kepada David.

Di persidangan tersebut, Mario mengaku bahwa Shane hanya diam saja saat di TKP.

“Saya bohong yang mulia,” jelasnya.

Mario menyebut bahwa kata-katanya saat di BAP itu tidak benar.

Hakim membacakan keterangan Mario, di mana Shane mengatakan “ntar gue ngapain, apa gue mukulin juga.”

“Sebeneranya dia nggak ngomong kayak gitu yang mulia, jadi dia di TKP itu cuma diem doang,” ungkap Mario.

Mario pun berkata kenapa dia berbohong dan melakukan itu agar Shane terlihat melakukan provokasi padanya.

“Saya di situ, saya mau bilang kalau Shane ini orang yang provokasi saya. Itu saya bikin-bikin, saya kira-kira sendiri,” tutrnya.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel