10 Rekomendasi Film tentang Bullying, Usaha Menyingkirkan Perundungan

10 Rekomendasi Film tentang Bullying, Usaha Menyingkirkan Perundungan

film tentang bullying

DAFTAR ISI

Sediksi.comBullying atau perundungan merupakan tindak merugikan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dilakukan oleh satu atau lebih individu terhadap orang lain.

Bullying telah menjadi masalah global yang semakin meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan remaja. Kita nggak mau ini terjadi pada banyak orang kan?

Kesadaran untuk menyingkirkan perundungan sudah banyak dituangkan melalui film tentang bullying. Para seniman di bidang film menyadari bahwa film bisa menjadi media yang tepat untuk mengulik tindakan perundungan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa film tentang bullying. Film-film ini akan membawa kita dalam perjalanan untuk melihat betapa pentingnya menghormati orang lain.

Film tentang Bullying

Mean Girls (2004)

Film tentang bullying yang pertama adalah Mean Girls. Sebenarnya, film ini bergenre komedi Amerika Serikat yang disutradarai oleh Mark Waters, namun dalam perjalanan kisahnya akan membahas tentang sesuatu yang tidak main-main.

Film ini menceritakan kisah seorang pelajar SMA bernama Cady Heron yang pindah ke sekolah baru dan mencoba untuk berteman dengan sekelompok gadis populer yang dikenal sebagai “The Plastics”. Namun, Cady akhirnya menyadari bahwa keinginan untuk menjadi populer dan diterima dapat membawa konsekuensi yang buruk, termasuk bullying.

The Karate Kid (1984)

The Karate Kid adalah film drama Amerika Serikat yang disutradarai oleh John G. Avildsen. Meski konsepnya berupa film laga, film ini juga menyasar bullying lho.

Film ini menceritakan kisah seorang remaja laki-laki bernama Daniel LaRusso yang baru saja pindah ke California dari New Jersey. Di sekolah barunya, dia menjadi target perundungan sekelompok siswa yang belajar karate.

Tak ingin terus-terus dibully, Daniel kemudian belajar karate dari seorang tukang kebun Jepang yang bijaksana untuk melawan para bully.

Wonder (2017)

Wonder adalah film drama Amerika Serikat yang disutradarai oleh Stephen Chbosky. Film ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki berusia 10 tahun bernama August “Auggie” Pullman yang lahir dengan kelainan wajah.

Ketika Auggie memulai sekolah di SD lokal, ia menghadapi banyak rintangan dan bullying. Namun, dengan bantuan teman-teman dan keluarganya, Auggie belajar untuk merayakan keunikan dirinya.

A Silent Voice (2016)

A Silent Voice adalah film animasi Jepang yang disutradarai oleh Naoko Yamada. Cara penyampaian lewat animasi rupanya bisa jadi salah satu pilihan untuk menyampaikan tema bullying.

Film ini menceritakan kisah seorang siswa bernama Shoya Ishida yang melakukan bullying terhadap seorang siswi tuli bernama Shoko Nishimiya saat mereka masih di SD. Ketika mereka tumbuh dewasa, Shoya memutuskan untuk meminta maaf dan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya.

Cyberbully (2011)

Film ini menceritakan tentang dampak buruk dari kekerasan cyberbullying terhadap seorang remaja bernama Taylor. Taylor adalah seorang siswi SMA yang tidak populer dan mengalami kesulitan dalam beradaptasi di sekolah barunya.

Taylor kemudian bergabung dengan jejaring sosial dan mulai terlibat dalam percakapan online dengan teman-temannya. Namun, percakapan online tersebut berubah menjadi bully dan Taylor mulai menjadi korban cyberbullying.

Dia mengalami tekanan psikologis yang sangat berat dan merasa terasing dari keluarganya dan teman-temannya. Film ini menunjukkan bagaimana cyberbullying dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.

The Breakfast Club (1985)

The Breakfast Club adalah film drama komedi Amerika Serikat yang disutradarai oleh John Hughes. Film ini menceritakan kisah lima remaja yang dijatuhi hukuman bersama-sama karena melanggar peraturan sekolah mereka. Meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, mereka belajar untuk saling menghormati dan merawat satu sama lain.

13 Reasons Why (2017)

Film tentang bullying selanjutnya adalah 13 Reasons Why. Film ini adalah serial drama televisi Amerika Serikat yang diadaptasi dari novel karya Jay Asher.

Serial ini menceritakan kisah seorang remaja perempuan bernama Hannah Baker yang meninggal bunuh diri setelah mengalami bullying dan pelecehan. Melalui sepuluh episode, kita dapat melihat bagaimana tindakan-tindakan kecil bisa berdampak besar pada kesehatan mental seseorang.

The Perks of Being a Wallflower (2012)

The Perks of Being a Wallflower adalah film drama Amerika Serikat yang disutradarai oleh Stephen Chbosky. Film ini menceritakan kisah seorang remaja laki-laki bernama Charlie yang baru saja masuk SMA dan merasa kesepian dan terisolasi. Dia kemudian berteman dengan sekelompok murid yang lebih tua dan belajar untuk merayakan keunikan dirinya sendiri.

Billy Elliot (2000)

Billy Elliot adalah film drama Inggris yang disutradarai oleh Stephen Daldry. Film ini menceritakan kisah seorang anak laki-laki bernama Billy yang tinggal di daerah tambang batu bara di Inggris. Meskipun ayahnya ingin dia menjadi petinju, Billy memilih untuk mengejar mimpinya menjadi penari balet, meskipun mendapat perlawanan dan bullying dari teman-temannya.

Bully (2011)

Bully adalah film dokumenter Amerika Serikat yang disutradarai oleh Lee Hirsch. Film ini mengikuti lima keluarga yang kehilangan anak mereka karena bullying. Melalui film ini, kita dapat melihat dampak yang mengerikan dari tindakan bullying dan pentingnya untuk mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak dari kekerasan.

Film-film tentang bullying di atas menunjukkan betapa pentingnya untuk merawat dan menghormati orang lain, terutama anak-anak dan remaja yang rentan terhadap bullying.

Melalui pengalaman karakter dalam film-film ini, kita dapat belajar untuk lebih peka terhadap perasaan dan kebutuhan orang lain, serta menjadi penggerak untuk mengubah kebiasaan buruk yang merugikan orang lain

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel