Sediksi.com – Ziarah kubur menjadi tradisi yang seringkali dilakukan umat muslim menjelang bulan Ramadhan dan lebaran. Namun, pada wanita yang sedang haid ada tata cara dan ketentuan yang harus diperhatikan saat hendak melakukannya.
Saat sedang sedang nifas atau haid, wanita diperboleh untuk melakukan ziarah kubur. Meski begitu, ada tata cara ziarah kubur untuk wanita haid yang perlu dipahami. Mengingat, ziarah kubur tidak bisa disamakan seperti ibadah yang lain misalnya sholat, puasa, dan sebagainya.
Tradisi ziarah kubur sendiri masih banyak dilakukan menjelang Ramadhan dan bahkan saat akan Hari Raya Lebaran. Jika kamu bertepat sedang haid, sebaiknya perhatikan beberapa hal ini sebelum pergi ke pemakaman. Lantas, berikut, beberapa tata cara ziarah kubur untuk wanita haid.
Tata Cara Ziarah Kubur untuk Wanita Haid
Memahami hukum ziarah kubur untuk wanita haid
Dikutip dari laman NU Online, syariat islam menegaskan bahwasanya seseorang yang sedang mengalami haid, tidak diperbolehkan untuk sholat, puasa, berhubungan bada, membaca Al- Quran, menyentuh mushaf dan tawaf.
Syariat Islam tidak menyebutkan ziarah kubur sebagai hal yang dilarang saat wanita haid. Maka, wanita yang sedang haid boleh berziarah kubur tetapi, tetap mengikuti aturan dan tidak melakukan tindakan-tindakan jahiliyah.
Momen ziarah kubur sekaligus menjadi kesempatan untuk merenung dan berdoa bagi mereka yang telah meninggalkan kita. Namun, ada beberapa adab dan batasan yang harus dihormati untuk menjaga kesucian tempat tersebut.
Tidak menangis meraung-raung
Ketika kamu berada di pemakaman, menahan emosi mungkin sulit. Namun, penting untuk tidak menangis meraung-raung. Menunjukkan kesedihan dengan cara yang tenang dan terkendali merupakan bentuk penghormatan terhadap yang lain dan juga bagi diri sendiri.
Tindakan menangis berlebihan hingga meraung-raung justru mengindikasikan bahwa kamu tidak terima dengan takdir Allah.
Rasulullah sendiri pernah melarang wanita berziarah karena kemungkinan mereka akan menangis histeris yang menunjukkan ketidakrelaan terhadap takdir Allah. Hal tersebut ternyata dahulu berkaitan dengan wanita jahiliyah yang menangisi orang meninggal dengan meraung-raung hingga menyobek baju yang mereka pakai.
Namun, bila wanita yang berziarah bisa mengendalikan emosi dan dirinya, maka hukumnya boleh-boleh saja.
Baca Juga: Syarat Wajib Puasa, Boleh Batal Asalkan…
Boleh membaca dzikir dan doa
Kamu boleh membaca doa dan dzikir dalam hati. Meskipun ayat-ayat Al Quran sangat mulia, ada pandangan yang menyatakan bahwa wanita haid sebaiknya tidak membacanya selama di pemakaman. Tata cara ziarah kubur untuk wanita haid itu tidak diperbolehkan karena itu, simpanlah ayat-ayat tersebut di hati dan fokuskan pada doa pribadi.
Selain itu, apabila kamu memiliki buku dzikir dan doa boleh dibawa asalkan, tidak membawa Al-Quran di pemakaman.
Menjaga kebersihan diri saat hendak melakukan ziarah
Sebelum berangkat ke pemakaman, pastikan kamu dalam keadaan bersih. Meskipun kamu sedang haid, kebersihan fisik tetap penting. Gunakan pakaian yang sopan dan rapi, dan persiapkan dirimu dengan pikiran yang tenang.
Pastikanlah meski dalam kondisi haid, dirimu tetap bersih saat datang dan selesai ke pemakaman.
Berdzikir dan berdoa dari jarak yang jauh
Jika kamu merasa lebih nyaman, kamu bisa berdzikir dan berdoa dari jarak yang jauh. Ini bisa menjadi alternatif yang baik jika kamu merasa bahwa mendekat ke makam mungkin tidak sesuai. Meski, begitu kamu bisa tetap khusyuk saat berdoa.
Sesudah berziarah, segera membersihkan diri
Setelah ziarah, segera bersihkan diri. Ini adalah tindakan simbolis yang menunjukkan bahwa kamu meninggalkan kesedihan di pemakaman dan kembali ke kehidupan sehari-hari dengan perasaan yang dibersihkan.
Membersihkan diri juga dimaksud agar tubuhmu kembali bersih jika seandainya ada debu dan kotoran yang menempel.
Ziarah kubur menjadi momen untuk mengenang, bukan untuk bersedih. Kamu, sebagai wanita yang sedang haid, tetap bisa melakukan ziarah dengan cara yang hormat dan penuh makna.
Itulah penjelasan mengenai tata cara ziarah kubur untuk wanita haid. Semoga penjelasan Sediksi di atas dapat memberikan pencerahan dan kenyamanan dalam tradisi yang telah lama dijalankan ini.