Sediksi.com – Hari Jumat, Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan total kematian di Gaza 11.078 orang dimana 4.506 di antaranya anak-anak (10/11).
Dari jumlah tersebut, lebih dari 100 orang yang ikut menjadi korban tewas adalah pegawai Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kemudian jumlah korban yang dilaporkan hilang dan masih terjebak atau meninggal di bawah reruntuhan diperkirakan mencapai 2.700 orang dimana sekitar 1.500 di antaranya anak-anak.
Dan total orang Palestina yang terluka sejak eskalasi konflik terjadi pada 7 Oktober adalah 27.490 orang.
Di hari Jumat itu juga, pihak militer Israel ikut mengumumkan total tentaranya yang tewas sejak 7 Oktober ada 354 orang.
Sementara itu, total kematian orang di Israel akibat serangan roket dan penembakan Hamas pada 7 Oktober mencapai 1.400.
Timeline minggu kelima konflik Israel-Gaza
4 November: Gaza utara dihantam serangan udara Israel
Intensitas serangan udara Israel meningkat pada 4 November di banyak titik di wilayah Gaza utara. Atas serangan ini, 15 orang dinyatakan terbunuh.
Serangan dimulai di wilayah Tel Al-Zaatar, salah satu wilayah utama di kamp pengungsi Jabalia.
Tidak hanya itu, pasukan Israel juga menghancurkan sumur air utama di wilayah itu, yang berperan penting dalam menyediakan air bagi ribuan penduduk di area tersebut.
Selain Jabalia, kamp pengungsi di Gaza lainnya ikut menjadi target serangan Israel, seperti Al-Maghazi dan Al-Shati.
Diketahui Israel menjatuhkan beberapa jenis bom di Gaza, mulai dari wilayah utara sampai tengah.
5 November: demo mendukung gencatan senjata di Gaza terjadi di seluruh dunia
Demo yang terjadi pada hari yang sama ini diikuti oleh sedikitnya ribuan orang di setiap negara yang menyelenggarakannya.
Meskipun Amerika Serikat (AS) menolak gencatan senjata, demo yang mendukung gencatan senjata di Gaza ini diramaikan oleh puluhan ribu orang yang berkumpul di Washington.
Di Indonesia, demo ini dihadiri oleh puluhan ribu orang yang berkumpul di Monumen Nasional (Monas), Jakarta.
Di Pakistan, demo untuk tuntutan yang sama ini diramaikan oleh ribuan orang yang berkumpul di Islamabad.
Demo ini juga berlangsung di banyak kota dari berbagai negara lainnya dan dihadiri oleh pendukung yang jumlahnya masif seperti London, Berlin, Paris, Ankara, Istanbul, Tokyo, Seoul, dan masih banyak lagi.
6 November: Sekjen PBB sebut Gaza akan menjadi “kuburan bagi anak-anak”
António Guterres, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB memperingatkan bahwa Jalur Gaza akan menjadi “kuburan bagi anak-anak” jika seruan gencatan senjata tidak segera disepakati dan pengiriman bantuan kemanusiaan dipersulit.
Pernyataan Guterres ini disampaikan setelah Menteri Kesehatan Gaza mengumumkan total kematian hari itu sudah melebihi 10.000 orang.
Di waktu yang bersamaan, semakin banyak rumah sakit di Gaza yang mengumumkan terancam berhenti beroperasi karena persediaan bahan bakar semakin tipis.
Tanpa bahan bakar yang menyalakan listrik, nyawa pasien yang membutuhkan alat seperti ventilator dan mesin dialisis ikut terancam.
Terkait hal ini, Palestine Red Crescent memperingatkan Rumah Sakit Al-Quds akan kehabisan bahan bakar dalam waktu kurang dari 48 jam.
Hal serupa juga disampaikan oleh pihak yang bertanggung jawab di Rumah Sakit Al-Awda.
Semua ini, terjadi bersamaan dengan pasukan Israel yang tengah memusatkan target serangannya ke beberapa rumah sakit.
Alasannya, Hamas bersembunyi di terowongan yang berada di bawah bangunan rumah sakit.
7 November: resolusi seruan “pemberian jeda kemanusiaan” juga ditolak
Diusulkan oleh Dewan Keamanan PBB, termasuk AS di dalamnya ini bermaksud agar segala bentuk penyerangan dihentikan sementara selama empat jam dengan tujuan murni untuk kemanusiaan.
Resolusi dangkal ini bernasib sama dengan resolusi seruan gencatan senjata yang tidak berhasil menemukan konsensus sejak dimulai pada minggu pertama eskalasi konflik terjadi.
8 November: Hamas dan Israel gagal membebaskan lebih dari 50 tawanan
Hamas siap menyepakati pembebasan tawanan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata sebelum tawanan Hamas dibebaskan.
Pembahasan ini sudah dilakukan sejak 27 Oktober sebelum Israel melakukan operasi darat. Bahkan, hampir menemukan kesepakatan.
Tapi negosiasi ini akhirnya tidak berhasil pada 8 November.
Di hari yang sama, Israel dan para pejuang di Lebanon melanjutkan pertempuran di wilayah perbatasan negara. Beberapa kelompok lainnya mengklaim telah melakukan serangan terhadap pangkalan AS di Irak.
Pertempuran juga terjadi antara Israel dengan Suriah. Sedangkan kelompok Houthi yang bermarkas di Yaman mengklaim telah menembak jatuh pesawat tak berawak milik AS.
9 November: Rumah Sakit Indonesia di Gaza diserang 11 rudal Israel
Setelah dituduh menjadi sarang Hamas dan segera dibantah oleh pihak Indonesia, Israel kembali menargetkan serangannya ke salah satu rumah sakit terbesar di Gaza ini.
Atas serangan ini, sebagian bangunan dan fasilitasnya mengalami kerusakan.
Rumah sakit lainnya, Al-Nasr yang merupakan rumah sakit untuk anak-anak juga ikut diserang oleh Israel sebanyak dua kali.
Sebanyak 18 orang Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di wilayah pendudukan Israel di Tepi Barat.
10 November: peristiwa Nakba Kedua
Pada 8 November, lebih dari 50.000 orang Palestina mulai meninggalkan tempat tinggal mereka dan mengungsi ke selatan Gaza sesuai perintah Israel.
Hingga 10 November, jumlah orang Palestina terpaksa mengungsi ke selatan Gaza terus bertambah.
Tiga organisasi Hak Asasi Manusia (HAM) Palestina menyampaikan bahwa total orang Palestina yang akan mengungsi dari wilayah terkepung atau kantong Gaza itu diperkirakan 1,5 juta.
Peristiwa ini banyak disebut oleh pengguna media sosial X sebagai “Nakba Kedua”.