Sebenarnya kami akan mengulas tentang langkah-langkah meminjam uang ke teman. Tapi sebelum itu dimulai, ada baiknya kita membaca paparan data mengenai tren pinjam uang teman yang semakin meningkat. Jadi, kita bisa tahu mengapa perlu membahas hal yang riskan bagi banyak orang ini.
Saat kita mendengar berita mengenai utang negara yang terus meningkat, pertanyaan yang jarang muncul adalah: bagaimana bisa negara dengan mudah mendapatkan utang yang jumlahnya fantatis tersebut?
Memiliki utang memang masalah, tapi bagi banyak orang mendapatkan kesempatan untuk berutang juga masalah yang tak kalah rumit. Bahkan sekalipun ada banyak sekali tempat mengajukan pinjaman, seperti bank, koperasi hingga platform fintech.
Pandemi juga memperparah keadaan. Sebentar kita kesampingkan kecurangan para peminjam uang yang sering kita dengar. Faktanya, kondisi sulit ini telah menimpa banyak orang. Mereka yang tidak terbiasa bahkan takut untuk meminjam uang terpaksa harus melakukannya untuk bertahan hidup.
BACA JUGA: 3 Negara Bebas Pajak: Alternatif Bagi Trump dan Orang Kaya yang Nunggak
Banyak Orang Pinjam ke Pinjol
Pinjam uang ke bank tidaklah mudah, terlebih jika kita tidak memiliki jaminan. Salah satu solusi menjawab kebuntuan ini adalah memanfaatkan kehadiran pinjaman online atau pinjol.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penyaluran dana pinjaman fintech di Desember 2020 mencapai Rp 144,05 Triliun. Jumlah ini meningkat dratis dari sebelumnya pada Desember 2019 hanya Rp 81,47 Triliun.
Data ini cukup menggambarkan bahwa pinjam uang selama pandemi ini menjadi hal lumrah seiring turunnya jumlah pendapatan akibat PHK maupun pemotongan gaji. Di satu sisi, kebutuhan hidup terus meningkat.
Kendati demikian, bungan pinjol yang besar masih mengurungkan niat banyak orang untuk meminjam uang di situ. Terlebih, jika selama masih tersedia pilihan tempat pinjam uang lainnya yang lebih manusiawi, yakni teman.
Pinjam Uang Teman
Ini mungkin salah satu pilihan mendapatkan pinjaman uang yang paling kuno. Sebelum kehadiran lembaga keuangan yang menyalurkan pinjaman dana, pinjam uang ke teman sudah ada dan akan terus ada selama manusia masih menjalankan aktivitas sosial mereka.
Tapi, tak seperti pinjam uang ke pinjol atau lembaga keuangan lainnya. Utang uang ke teman tidak bersifat institusional sehingga datanya sulit didapatkan. Kita mungkin sebelumnya kesulitan mengetahui seberapa langgeng sistem pinjam uang ini berjalan.
Financial Conduct Authority, sebuah lembaga riset yang lembaga riset yang rutin melakukan survei terkait perilaku keuangan masyarakat di Inggris mengungkapkan temuan menarik terkait meningkatnya aktivitas meminjam uang ke teman selama pandemi covid-19.
Utang ke Teman Meningkat Selama Pandemi
Survei Perilaku Keuangan yang dilakukan Financial Conduct Authorithy pertama kali dilakukan pada April 2017 dan untuk kedua kalinya berlangsung mulai Februari 2020. Survei ini kemudian baru dirilis pada bulan Februari 2021.
Pada bulan Oktober 2020, kebijakan lockdown yang dilakukan untuk menghambat penyebaran kasus covid-19 dibuka. Bersamaan dengan itu, sebanyak 5,9 juta orang di Inggris harus kehilangan pekerjaan.
Awal tahun 2020 saat kabar virus covid-19 lebih banyak diragukan oleh banyak orang, ada 5,1 juta orang yang sedang meminjam uang dari teman atau anggota keluarga mereka. Hanya butuh waktu 6 bulan, tepatnya Oktober 2020 tercata ada 9,7 orang secara nasional yang meminjam uang dari teman atau orang-orang terdekat mereka.
BACA JUGA: Jangan Salahkan Pemerintah, Tapi Salahkan Diri Kita atas Disahkanya UU Cipta Kerja
Alasan Meminjam Uang ke Teman
Seorang penasiha utang, Sara Williams menulis di blog Debt Camel mengatakan bahwa utang ke teman adalah proses yang cukup masuk akal dan memberi manfaat. Keuntungannya jelas, dikarenakan teman atau orang terdekat tidak akan memeriksa skor kredit atau kalau di Indonesia serupa BI Checking.
Teman, umumnya juga tidak menerapkan bungat. Kalaupun iya, itu mungkin akan sangat sedikit.
Dari hasil survei FCA, sebanyak 26% responden yang sebelumnya telah mengajukan pinjaman komersial dan ditolak, beralih untuk pinjam uang teman atau keluarga mereka. Jumlah lebih banyak untuk usia muda atau 18-24 tahun. Sekitar 19% dari mereka memilih pinjam ke teman atau keluarga, sedangkan yang lain hanya 10% yang pinjam lewat kartu kredit dan 9% lainnya pinjaman personal.
Meski begitu, mungkin tidak sedikit pula orang yang justru merasa sulit pinjam uang teman. Tanggung jawab sosial dan rasa berhutang budi jadi alasan yang sering muncul. Tapi kondisi saat ini memang sulit, kalau kamu pilih pinjam uang kemana?