Sediksi.com – Spotify, platform pemutar musik populer, sedang gencar-gencarnya melakukan pembaruan aplikasi. Update Spotify terbaru itu terkait dengan rencana redesign Spotify. Dari tampilan yang mereka umumkan, Spotify bakal memiliki tampilan beranda ala media sosial.
Sekilas, redesign antarmuka yang mereka rencanakan membuat tampilan beranda Spotify jadi mirip TikTok, Instagram, dan Youtube sekaligus. Wah, apakah sepertinya update Spotify bakal bikin mereka kehilangan ciri khas pemutar musik nih.
Dalam redesign-nya ini, ketika kamu buka aplikasi, kamu masih bisa lihat gambar album dan playlist. Tapi sekarang kamu juga bisa lihat konten tambahan seperti video, podcast atau foto-foto besar tentang konten audio lainnya, termasuk audio book.
Spotify ingin penggunanya tidak hanya mendengar lagu-lagu yang sudah mereka tahu, tapi juga ingin penggunanya stay di aplikasinya dan menemukan lebih banyak hal-hal baru.
Tujuannya sih biar Spotify jadi satu tempat untuk hiburan apa pun, dan bisa bikin fitur discovery dan rekomendasi yang mereka miliki semakin akurat.
Selain itu, Daniel Ek, CEO dan pendiri Spotify, percaya itu semua bakal membikin aplikasinya jadi ‘lebih hidup’ dan interaktif.
Ketika kamu tap di Musik atau Podcasts and Shows, tampilannya lebih mirip kayak TikTok atau Instagram daripada Spotify yang dulu. Yep, fitur feed yang ada jadi bisa diÂ-scroll sampai ketemu yang kamu cari.
Kalau kamu pengguna TikTok, rupanya nggak akan kebingungan dengan tampilan yang ada di For Your Page (FYP) TikTok. Pengguna juga bakal merasakan feel Instagram Story saat membuka konten musik. Ada cuplikan musik video yang bakal ditampilkan ketika membuka konten musik.
Tampilan baru itu juga berarti pengguna di Indonesia juga bakal terpapar konten audiobook. Fitur ini masih asing karena baru tersedia di sejumlah negara-negara berbahasa Inggris.
Dari itu semua, sudah kelihatan gelagat update Spotify ini nggak cuma ingin jadi layanan penyedia streaming audio terbesar. Mereka juga barambisi merambah jadi layanan podcast dan audiobook terbesar juga.
Beberapa waktu lalu, investasi yang ditanam Spotify ke layanan podcast jumlahnya luar biasa. Dikutip dari T3, investasi mereka belum berhasil banget, dan malah jadi persoalan buat mereka.
Dalam diskusi dengan investor baru-baru ini, Daniel Ek mengakui kalau bisnis podcast yang mereka jalankan masih belum memuaskan. Keuntungan mereka merosot akibat mendanai bisnis podcast.
Nah dari semua pembaruan yang dilakukan secara bertahap itu, sepertinya sorotan terbesar ada pada tampilan antarmuka yang didesain ala media sosial. Ini merupakan tugas yang susah karena mereka juga mesti bersaing dengan media sosial lain.
Feed maupun discovery atau pun explore media sosial kerap dikritik karena memberi rekomendasi konten yang salah sasaran dan kadang-kadang annoying. Jika Spotify berhasil membuatnya berbeda dengan media sosial lain, peluang besar bagi mereka untuk jadi aplikasi jempolan.
Pembaruan itu belum akan bisa diterapkan secara langsung, tetapi segera dilakukan secara bertahap untuk perangkat mobile, sementara desktop akan menyusul.
Apakah update Spotify ini berhasil tanpa bikin aplikasinya jadi annoying, kita tunggu aja deh.