Urban Farming: Cara Bertanam yang Sedang Tren di Masa Kini

Urban Farming: Cara Bertanam yang Sedang Tren di Masa Kini

urban farming

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Bagi beberapa orang, bertanam adalah hal yang membosankan dan tidak terlalu kentara hasilnya. Namun, di zaman sekarang ini, tren bertanam sudah mulai muncul kembali, seperti urban farming.

Urban farming adalah ide untuk mengalihkan kegiatan pertanian dari pedesaan ke lingkungan perkotaan. Sistem hidroponik menjadi salah satu implementasinya.

Dengan minimnya lahan untuk bertanam, pertanian di lahan sempit perkotaan dapat menjadi solusi yang bisa diterapkan di daerah mana saja.

Daripada makin kepo tentang konsep pertanian urban ini, yuk, simak artikel yangs satu ini!

Definisi Urban Farming

Masyarakat seringkali mengadopsi konsep urban farming atau pertanian perkotaan sebagai solusi atas penurunan lahan terbuka hijau yang semakin terbatas. Dengan menerapkan konsep pertanian ini, mereka dapat mengubah lahan yang terbatas menjadi area yang lebih hijau dan produktif.

urban farming
Modern Farmer

Urban farming adalah kegiatan bercocok tanam atau budidaya mandiri di lingkungan perkotaan. Kegiatan ini umumnya dilakukan di lahan-lahan terbatas seperti pekarangan rumah, balkon, atau atap bangunan.

Produk yang dihasilkan dari urban farming tidak hanya untuk konsumsi keluarga, tetapi juga dapat dijual baik dalam bentuk mentah maupun olahan. Dengan demikian, urban farming tidak hanya menjadi cara untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri tetapi juga dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan perkotaan.

Baca Juga: Konsep Pertanian Regeneratif: Cara untuk Menyembuhkan Bumi

Jenis-Jenis Urban Farming

Sodik perlu menyadari bahwa praktik urban farming dapat dimulai di berbagai lokasi. Urban farming dapat dilakukan di pekarangan, balkon, atap rumah, lahan kosong, hingga area perkantoran.

Jika Sodik memiliki lahan yang luas, penerapan teknik bercocok tanam tradisional seperti pertanian berbaris atau petak dapat diterapkan. Di sisi lain, untuk lahan yang sempit, teknik seperti vertikultur, akuaponik, atau hidroponik bisa menjadi pilihan yang efektif.

Berikut adalah beberapa jenis urban farming yang dapat diaplikasikan:

Backyard Garden

urban farming
Southern Living

Urban farming ini memanfaatkan pekarangan di belakang rumah. Dengan menggunakan raised bed, penggunaan pot, dan polybag, kebun dapat didesain sesuai keinginan. Raised bed membantu menghemat ruang dan menambah keindahan dengan menambahkan rumah kaca.

Rooftop Garden

urban farming
Pergola Guide

Kegiatan ini memanfaatkan atap sebagai area bercocok tanam untuk sayur, buah, atau tanaman herbal. Selain memberikan sumber pangan, rooftop garden juga dapat menurunkan suhu di ruangan di bawahnya.

Green Walls

urban farming
4Nature System

Green walls menggunakan dinding sebagai media tanam, khususnya untuk tanaman rambat. Meskipun membutuhkan sedikit ruang, jenis ini membantu menyediakan udara bersih dan menciptakan lingkungan yang lebih sejuk.

Kebun Vertikal

urban farming
Gardenstead

Kebun vertikal mirip dengan green walls, tetapi fokus pada tanaman seperti sayuran, buah, bunga, atau tanaman hias. Dapat diterapkan di dinding vertikal tanpa memerlukan lahan yang luas.

Akuaponik

urban farming
Greenlife Crop Protection Africa

Akuaponik menggunakan sistem pengairan modern dan sering kali terkait dengan peternakan ikan. Teknik ini efektif dalam memanfaatkan lahan terbatas.

Green House

urban farming
Forbes

Meskipun membutuhkan lahan yang luas, green house atau rumah kaca dapat diadaptasi untuk lahan terbatas. Meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman serta memperpanjang musim tanam.

Street Landscaping

Urban Farming: Cara Bertanam yang Sedang Tren di Masa Kini - biz wsl street curvysidewalk 16x9 1
Southern Nevada Water Authority

Urban farming dapat diterapkan di area umum seperti jalan raya atau taman. Manajemen oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan membantu menciptakan ruang terbuka hijau yang terawat dengan baik.

Forest Gardening

urban farming
Living ASEAN

Memanfaatkan lahan hutan untuk membentuk perkebunan pangan. Pendekatan ini dirancang untuk mempertahankan ekosistem tumbuhan yang bermanfaat dan mengurangi dampak pemanasan global di perkotaan.

Keuntungan dan Manfaat Urban Farming

Urban farming memberikan berbagai manfaat dan keuntungan di berbagai aspek kehidupan, termasuk individu, masyarakat, lingkungan, dan ekonomi.

Kesehatan dan Ketahanan Pangan

  • Urban farming menghasilkan produk bahan pangan yang lebih bergizi dan sehat, kontrast dengan makanan instan yang cenderung kurang sehat.
  • Memberikan keleluasaan untuk mengontrol nutrisi dalam produksi pangan, serta mengetahui proses pertumbuhan dari awal hingga akhir.
  • Meningkatkan ketahanan pangan individu dan keluarga, mengurangi ketergantungan pada pasokan bahan makanan yang dapat mengalami fluktuasi harga.

Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat

  • Urban farming menjadi sumber potensial penghasilan dengan memanfaatkan lahan terbatas untuk dijadikan area produktif.
  • Mengoptimalkan lahan untuk menjual hasil kebun, baik dalam bentuk produk segar maupun olahan, yang dapat meningkatkan nilai ekonomi.
  • Membuka peluang lapangan pekerjaan baru dan memberdayakan masyarakat, termasuk kelompok non-produktif seperti ibu rumah tangga dan lansia.

Kelestarian Lingkungan

  • Memanfaatkan lahan kosong untuk urban farming menciptakan area yang lebih sejuk, hijau, dan nyaman di lingkungan sekitar.
  • Menanam tanaman membantu mengurangi polusi udara dan meningkatkan kualitas udara di sekitar area urban farming.
  • Pada skala lebih besar seperti backyard garden, street landscaping, atau forest gardening, urban farming dapat berkontribusi pada peningkatan area resapan air yang sangat dibutuhkan di perkotaan.

Dengan demikian, urban farming tak sekadar memanfaatkan lahan kecil untuk kebutuhan pribadi, tetapi juga memberikan dampak positif pada lingkungan, ekonomi, dan kesehatan masyarakat secara lebih luas.

Gimana, nih, Sodik tertarik untuk menerapkan konsep pertanian ini di rumah? Nggak perlu mahal kok, Sodik bahkan bisa melakukannya dengan bahan-bahan bekas dan mudah didapat di pasaran, seperti akuaponik atau hidroponik.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel