Sediksi.com – Seorang warga Amerika melakukan aksi bakar diri di depan gedung Kedutaan Israel di Washington DC, sebagai bentuk protes atas genosida yang dilakukan Israel di Gaza. Aksi tersebut terjadi pada Minggu sekitar pukul 12 siang waktu setempat (25/2).
Anggota aktif militer Amerika Serikat yang masih berusia 25 tahun tersebut langsung dibawa ke rumah sakit dalam kondisi cedera parah yang bisa mengancam nyawanya.
Pada hari yang sama sekitar pukul 8 malam atau Senin pukul 10 pagi waktu Indonesia bagian barat, laki-laki yang kemudian diketahui bernama Aaron Bushnell tersebut dikabarkan meninggal.
Kronologi aksi bakar diri Aaron Bushnell
Sebelum melakukan aksi bakar diri, Aaron Bushnell dilaporkan sempat mengirim pesan kepada media tentang rencananya tersebut.
Dia juga menyiarkan langsung aksinya di Twitch yang kemudian dihapus karena dilaporkan melanggar pedoman platform tersebut.
“Saya tidak akan terlibat lagi dalam genosida,” ucap Bushnell dalam video rekamannya sambil menuju gedung Kedutaan Israel sendirian.
“Saya akan melakukan aksi protes ekstrem,” lanjutnya berulang kali dalam video tersebut.
“Dibandingkan dengan penjajahan yang dialami orang-orang di Palestina, hal ini tidaklah ekstrem sama sekali. Inilah yang telah diputuskan oleh penguasa kita sebagai hal yang normal.”
Lalu Bushnell menyiram tubuhnya dengan cairan dan meraih korek api.
Seorang polisi atau petugas keamanan yang belum teridentifikasi mendekati Bushnell dan terdengar dalam video tersebut bertanya, “ada yang bisa saya bantu?”
Bushnell kemudian membakar dirinya dan berulang kali meneriakkan “Bebaskan Palestina” sampai tubuhnya betul-betul terbakar dan tidak sanggup berteriak lagi.
Petugas yang berada di lokasi langsung melakukan tindakan pemadaman api yang kemudian diambil alih oleh Pemadam Kebakaran DC. Setelah padam, Bushnell langsung dibawa ke sebuah rumah sakit lokal dalam kondisi sudah kritis.
Baca Juga: Timeline Minggu Ke-5 Konflik Israel-Gaza
Setelah dibawa ke rumah sakit, tidak ada pembaruan informasi tentang insiden ini. Sampai akhirnya pada pukul 8 malam di hari yang sama, Aaron Bushnell dikabarkan meninggal oleh jurnalis independen Talia Jane di akun Twitter milik pribadi yang telah membagikan setiap perkembangan informasi tentang insiden ini.
Kejahatan genosida Israel di Gaza
Israel-Gaza mengalami eskalasi konflik sejak 7 Oktober 2023 ketika Israel dan Hamas terlibat dalam saling serang yang menyebabkan ratusan orang terbunuh dalam satu hari.
Serangan yang awalnya dinyatakan oleh Israel sebagai balasan atas Hamas yang pertama melakukan penyerangan dan mengancam warga Israel, rupanya tindakan genosida Israel dimana mereka melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap warga Gaza.
Lima bulan setelah eskalasi konflik atau tepatnya per 26 Februari 2024, jumlah korban tewas pembunuhan besar-besaran terhadap warga Gaza sudah melebihi 30.000 orang.
Sedangkan total warga Gaza yang mengalami cedera juga tidak kalah banyak dengan total melebihi 700 ribu orang.
Tidak cukup sampai situ, Israel yang beberapa kali dengan tegas mendeklarasikan perang terhadap Gaza dan enggan mengakhiri kejahatan perang paling berat ini, rupanya masih punya rencana baru lagi untuk melanjutkan tindak kejahatan ini.
Berdasarkan pemberitaan The Guardian pada 25 Februari, Israel berencana menyerang pejuang Hamas di Rafah, tempat sekitar 1,5 juta warga sipil (non-kombatan) Gaza yang putus asa berlindung.
Rencana ini telah mendorong seruan internasional agar Israel menahan diri, termasuk dari sekutu terpenting Israel, Amerika Serikat.
Tapi Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu masih bersikeras mempertahankan janjinya untuk mewujudkan “kemenangan total” dan menyatakan operasi ini penting untuk membasmi empat batalion pejuang Hamas yang diduga berbasis di wilayah tersebut.
Pernyataan Netanyahu tentang ingin menghabisi pejuang Hamas dari Gaza bukan kali pertama. Sejak eskalasi konflik, dia sudah menyatakan hal yang sama. Tapi dalam proses tersebut, kenyataannya telah menyebabkan terbunuhnya lebih dari 30.000 orang yang kebanyakan adalah warga Gaza yang non kombatan, yang sama sekali tidak punya keterkaitan dengan Hamas seperti yang dituduhkan oleh Israel.
Mengingat dari jumlah warga Gaza yang terbunuh tersebut, lebih dari 10.000 di antaranya adalah bayi.