United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah badan bentukan PBB yang bergerak di bidang keilmuan, pendidikan, dan kebudayaan. Organisasi ini telah berdiri sejak Perang Dunia II bergejolak.
UNESCO didirikan karena keresahan pemerintah berbagai negara terhadap sistem pendidikan saat Perang Dunia II. Secara bertahap, negara demi negara bergabung dengan UNESCO demi solidaritas intelektual.
Tak terkecuali, Indonesia juga bergabung ke UNESCO pada 27 Mei 1950. Indonesia juga turut terlibat dalam UNESCO melalui beberapa program yang dilaksanakan. Berikut adalah apa yang ingin dicapai Indonesia di UNESCO.
Program Indonesia di UNESCO
Meningkatkan citra positif Indonesia di UNESCO
Program ini dilaksanakan dengan menyelenggarakan beberapa kegiatan, di antaranya:
- Menggiatkan partisipasi Indonesia dalam pertemuan dan kegiatan UNESCO
- Menyebarkan informasi atas kegiatan UNESCO kepada pejabat sekaligus instansi di Indonesia
- Merekomendasikan terkait program dan kegiatan UNESCO terhadap pemangku kepentingan program UNESCO
- Melakukan diseminasi informasi di berbagai forum UNESCO mengenai Indonesia
- Aktif mengikuti pertemuan secara internasional yang diselenggarakan UNESCO
- Menggelar dan melancarkan kunjungan pejabat Indonesia ke markas besar UNESCO di Paris sekaligus pejabat UNESCO ke Indonesia
- Menujukkan citra budaya besar yang dimiliki Indonesia
Dari kegiatan di atas, harapannya dapat memberikan hasil yang baik terkait dengan beberapa hal. Seperti kepentingan Indonesia yang tersampaikan dalam forum, peninggalan sejarah Indonesia diakui, konvensi internasional dalam bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, informasi dan komunikasi.
Baca Juga: PBB, Target Bahasa Indonesia Berikutnya Usai Ditetapkan sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO
Menambah kerja sama multilateral
Program menambah kerja sama multilateral ini bisa dilakukan dengan kegiatan berikut ini:
- Melaksanakan pendekatan terhadap cluster group seperti ASPAC, G77, ASEAN, OIC, Circle of Delegates, serta European Commission
- Melaksanakan pendekatan terhadap funding agency misalnya OECD, individual country grants, Official Development Assistance
- Melaksanakan pendekatan terhadap HRC, WIPO, IUFOST, WTO
Dengan terlaksananya program ini melalui kegiatan di atas, diharapkan akan membuahkan hasil berupa meningkatnya peran, dukungan, partnership, hingga kontak rutin yang berhubungan dengan pihak tersebut.
Meningkatkan manfaat UNESCO bagi Indonesia
Manfaat UNESCO untuk Indonesia bisa ditingkatkan dengan beberapa kegiatan, yaitu:
- Mengupayakan kepentingan Indonesia dalam Participation Program dan World Heritage Site
- Mengupayakan kepentingan Indonesia pada pencalonan Award, Fellowship dan Scholarship
- Menambah upaya koordinasi dengan UNESCO Regional Office Jakarta dengan markas besar UNESCO di Paris
- Mengupayakan Regional Centers yang berada di Indonesia
- Aktif berperan sekaligus berkampanye dalam memenangkan pencalonan pada subsidiary organs UNESCO
Jika program ini berjalan dengan lancar akan mendapatkan hasil seperti diterimanya Indonesia dalam program UNESCO dan Participation Program. Selain itu, juga bisa membuka kemungkinan WNI untuk memperoleh Prize, Award, Fellowship dan Scholarship dari UNESCO.
Melaksanakan pemberdayaan internal KWRI UNESCO
Pemberdayaan ini dilakukan untuk internal KWRI UNESCO atau Kantor Wakil Republik Indonesia. Pemberdayaan internal ini dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, meliputi:
- Menambah kapasistas staf KWRI UNESCO dengan cara training, outsourcing, serta peremajaan
- Membenahi infrastruktur seperti penggantian dan penghapusan inventaris yang rusak sekaligus penataan ruang kerja
- Menjalankan sinergisme secara lebih baik bersama KBRI Paris dan instansi terkait di Jakarta
Dengan begitu harapannya akan berdampak baik pada kegiatan administrasi, sekretariat, dan keprotokolan. Terselenggaranya pelatihan staf KWRI hingga rapat internal koordinasi serta pemeliharaan kelengkapan kantor.
Kiprah Tokoh Indonesia di UNESCO
Jejak Indonesia di UNESCO tidak terlepas atas peran tokoh-tokoh terdahulu Indonesia. Ada beberapa tokoh di Indonesia yang pernah bekerja di sekretariat pusat UNESCO di Paris, di antaranya:
Dr. Soedjatmoko
Dr. Soedjatmoko merupakan salah satu tokoh Indonesia yang berhasil masuk ke UNESCO. Soedjatmoko lahir pada 10 Januari 1922 di Sawahlunto dan menempuh pendidikan sampai S3.
Kiprah Dr. Soedjatmoko di UNESCO pernah menjabat sebagai Rektor Universitas PBB (United Nations University) pada tahun 1980 – 1987. Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi kandidat Direktur Jenderal UNESCO.
Prof. Dr. Moegiadi, M.A
Tokoh Indonesia yang berkiprah di UNESCO selanjutnya adalah Prof. Dr. Moegiadi, M.A. Ia lahir di Makassar pada 13 April 1937. Prof. Dr. Moegiadi, M.A menempuh pendidikan S1 – S3.
Karirnya di UNESCO adalah sebagai Direktur UNESCO Regional Office Islamabad Pakistan. Sebelum berkiprah di UNESCO, Moegiadi pernah beberapa kali menjabat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Prof. Dr. Makaminan Makagiansar
Prof. Dr. Makaminan Makagiansar juga merupakan tokoh Indonesia yang berkarir di UNESCO. Prof. Dr. Makaminan Makagiansar lahir di Larantuka pada 26 Juli 1928.
Tokoh ini pernah diamanahi atas dua jabatan di UNESCO yaitu Assistant Director General (ADG) for Culture UNESCO dan Direktur UNESCO Regional Office Bangkok.
Dr. Gogot Suharwoto
Tokoh Indonesia yang pernah menjabat di UNESCO berikutnya bernama Dr. Gogot Suharwoto. Namun, tidak ada informasi yang menyebutkan tempat tanggal lahirnya.
Dr. Gogot Suharwoto pernah berkarir di UNESCO sebagai Seconded Expert Task Force on Teachers for Education for All UNESCO Paris.
Ir. Puji Iryanti
Kemudian terdapat Ir. Puji Iryanti sebagai salah satu tokoh yang berkiprah di UNESCO. Sama seperti Dr. Gogot Suharwoto, informasi mengenai tempat dan tanggal lahir Ir. Puji Iryanti tidak dapat ditemukan.
Ir. Puji Iryanti pernah berkarir di posisi yang serupa dengan Dr. Gogot Suharwoto, yaitu Seconded Expert Task Force on Teachers for Education for All UNESCO Paris.
Demikian informasi terkait program Indonesia di UNESCO dan tokoh Indonesia yang pernah berkarir di sana. Setelah membaca artikel di atas, apakah kamu tertarik untuk mengikuti jejak salah satu tokoh tersebut untuk bekerja di UNESCO?