Sediksi.com – Akhir pekan ini para penggemar Premier League akan disuguhi duel panas antara 2 raksasa sepak bola Inggris. Liverpool akan menjamu musuh bebuyutan mereka Manchester United di Anfield pada Minggu (5/3/2023) pukul 23.30 WIB.
Jelang laga Liverpool vs Manchester United, Jurgen Klopp dan Erik Ten Hag meminta agar suporter kedua tim berhenti menggunakan hal-hal yang bersifat sangat sensitif dalam chant atau nyanyian mereka. Lalu, hal-hal sensitif seperti apakah yang dimaksud?
Rivalitas sengit antara kedua tim yang stadionnya hanya berjarak 55 kilometer ini disebut-sebut sebagai rivalitas terbesar dalam sepak bola Inggris. Tidak hanya rivalitas antar klub dan pemain, namun juga antar para suporter kedua tim.
Apalagi, rivalitas Liverpool vs Manchester United diperpanas dengan status mereka sebagai dua tim tersukses di Inggris.
Baca Juga: Link Streaming dan Prediksi Laga Panas Premier League 2022/2023 Liverpool vs Manchester United
Suporter kedua kubu dikenal saling tidak menyukai satu sama lain. Di saat MU dan Liverpool bertemu, saling lempar ejekan antara pendukung kedua tim menjadi pemandangan yang lumrah.
Mengingat sejarah panjang rivalitas kedua tim, apa yang dilakukan para suporter ini mungkin merupakan hal yang biasa selama tetap pada batasnya.
Seperti yang dikatakan pelatih MU, Erik Ten Hag, bahwa passion dari suporter MU merupakan hal yang ia sukai saat melawan Liverpool, namun tetap ada batas yang tidak boleh dilewati.
Senada dengan Ten Hag, pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, berpendapat bahwa intensitas tinggilah yang menyebabkan rivalitas antara MU dan Liverpool terasa begitu spesial.
Namun, tambah Klopp, “di saat bersamaan ketika rivalitas menjadi terlalu intens, ini dapat menyebabkannya menjadi tidak terkendali dan menuju ke hal-hal yang tidak baik bagi siapapun dan kita tidak perlu hal-hal semacam ini.”
Ten Hag dan Klopp merujuk kepada bagaimana beberapa oknum suporter MU dan Liverpool yang menjadikan beberapa peristiwa dalam sejarah kedua klub yang berkaitan dengan hilangnya nyawa manusia sebagai bahan dalam chant yang mereka tujukan kepada tim rival.
Peristiwa yang dimaksud adalah tragedi kecelakaan pesawat Munich tahun 1958 yang mengakibatkan beberapa pemain serta staf Manchester United meninggal. Lalu tragedi Heysel tahun 1985 dan tragedi Hillsborough tahun 1989 yang merenggut nyawa banyak suporter.
Ten Hag menyebut penggunaan peristiwa-peristiwa tersebut kepada tim rival sebagai “hal yang tidak dapat diterima”, dan Klopp menyebutnya “tidak punya tempat dalam sepakbola.”
Lebih lanjut keduanya meminta agar suporter kedua kubu berhenti menggunakan tragedi tersebut sebagai bahan chant.
“Menjadikan hilangnya nyawa—dalam kaitannya dengan tragedi apapun—demi mendapatkan poin penuh merupakan hal yang tidak dapat diterima dan saatnya hal itu dihentikan,” seru Ten Hag.
“Kami tentu saja ingin dengar nyanyian suporter, dukungan kuat suporter, dan kami tentu saja ingin suasana atmosfir yang menggemparkan. Yang tidak kami inginkan adalah segala hal yang kelewatan dan ini khususnya penggunaan chant-chant yang tidak punya tempat dalam sepakbola,” imbuh Klopp.