Cara Bangkit dari Duka Saat Orangtua Kehilangan Anak

Cara Bangkit dari Duka Saat Orangtua Kehilangan Anak

Cara bangkit setelah kehilangan anak

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sebuah kabar sedih mengemuka dari ranah hiburan. Pasalnya, komedian Abdel Achrian memposting suatu berita duka setelah kehilangan anaknya melalui akun Instagramnya. Postingan itu berisi tentang putrinya, Keissha Aliyya Wulandari, yang meninggal dunia di usia 22 tahun.

Rekan cing Abdel yang sesama komedian, Komeng, mencoba memberikan kata-kata penguatan hati dengan candaan yang khas.

Dalam komentarnya, Komeng mengatakan, “Smoga Almarhumah mendptkan tempat yg t’baik disisi ALLOH.. Sabar ye Pa Aab @abdelachrian .. Ane pernah ngerasain dulu anak Ane yg cewe, ampe ga makan2 Ane.. (emang bini Ane ga masak sih..)”.

Komentar itu kemudian disikapi secara berbeda oleh warganet. Sebagian menyebutnya tak elok, sementara yang lain menilainya sebagai upaya Komeng berbagi pengalaman. Pada 2016 lalu, Komeng memang juga merasakan hal yang sama.

Komeng dan Abdel memang sudah berteman baik, dan keduanya pernah merasakan suasana berkabung. Terlepas dari komentar Komeng itu patut atau tidak, kehilangan anak memang merupakan pukulan bagi orangtua.

Kehilangan buah hati tentu saja berpeluang mengakibatkan kondisi orang tua terguncang. Lantas bagian tersulit dari kehilangan anak ialah kembali ke kehidupan semula. Dampak yang menyertainya, seperti perasaan kehilangan hingga stres, bisa bertahan berbulan-bulan.

Dikutip dari berbagai sumber, cara-cara berikut ini dianjurkan untuk menguatkan diri setelah kehilangan buah hati.

Cara Bangkit dari Duka usai Kehilangan Anak

Terbuka kepada bantuan orang terdekat

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehilangan sosok buah hati akan menyisakan sebuah kesedihan dan penyesalan. Kadang-kadang, seseorang bisa meluapkan tangis secara tiba-tiba.

Kehilangan sosok anak tentu menyisakan masalah kompleks pada orang tua. Kerabat pun juga membantu menguatkan. Sekiranya ada kerabat yang punya itikad baik untuk membantu, alangkah baik jika segera mengenggam uluran tangan itu, misalnya saat ingin mencurahkan isi hati.

Mencurahkan kesedihan

Seseorang boleh meluapkan kesedihan dengan menangis, curhat kepada orang-orang terdekat, atau bahkan melampiaskan kemarahan kepada benda-benda. Hal itu jauh lebih baik daripada orang tua merasa putus asa, atau memendam kesedihannya hingga terlalu dalam, tapi berpura-pura seolah-olah baik-baik saja. Setelahnya, tetap berusaha untuk menguatkan diri dan melanjutkan kehidupan.

Tetap menjalani hidup

Sebagian memang orang tua memandang keberadaan anak sebagai semangat hidup maupun alasan untuk bertahan. Namun jika keberadaan anak sudah tiada, motivasi itu berpotensi menjadi padam.

Menerima kenyataan pahit kehilangan anak memang berat. Orangtua tidak harus melupakan duka yang ada. Yang harus dilakukan ialah menjalani kehidupan lagi dan tidak membiarkan luka itu mengubah hidup ke arah yang negatif.

Membaca buku tentang pengalaman yang sama

Ada banyak buku yang bercerita tentang betapa sakitnya pengalaman ketika kehilangan anak. Kita dapat mengambil pelajaran yang berharga berdasarkan cerita tersebut. Buku yang bisa dibaca antara lain:

  • Kisah Sejati Ibu yang Kehilangan Buah Hati – Message From an Unknown Chinese Mother
  • Reeva: Kisah Seorang Ibu oleh June Steenkamp
  • Putri Penjaga Kenangan oleh Kim Edwards
  • Three Minus One: Kisah Cinta dan Kehilangan Orang Tua oleh Sean Hanish
  • Malam Biru oleh Joan Didion

Menjalani Konseling Psikologis

Meminta bantuan psikolog itu cukup penting dan tentu saja dapat membantu banyak. Pekerjaan psikolog memang berkaitan erat dengan orang-orang yang membutuhkan bantuan konseling.

Dengan menjalani konseling, orang tua yang kehilangan anak akan dibantu langkah demi langkah untuk keluar dari keterpurukan. Tidak hanya itu, ada banyak saran-saran yang berguna agar pemulihannya berjalan dengan cepat.

Kehilangan anak menurut Islam

Dikutip dari situs NU online, di dalam kitab Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa orang tua yang kehilangan anak sebelum usianya menginjak dewasa, maka suatu saat anak tersebut akan datang membawa keselamatan (syafaat) kepada kedua orang tuannya.

Pejelasan Imam Ghozali di atas mengacu pada Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Sesungguhnya anak-anak itu menarik kedua orang tuanya ke surga. Anak itu menarik pakaian orang tuanya seperti aku menarik pakaianmu sekarang.”

Itu lah beberapa kiat bangkit dari duka bagi orang tua yang kehilangan anak. Apapun itu, tetaplah berjuang dan diberi kekuatan untuk menghidupi kehidupan setelah kehilangan buah hati. Mendoakan anak tentu juga sangat baik.

Semoga bermanfaat.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel