Sediksi.com – Ruth Handler adalah sosok di balik terciptanya boneka Barbie. Karakter boneka ini terinspirasi dari Barbara Handler, anak perempuan Ruth.
Dalam wawancara BBC dengan Barbara dan Ruth pada tahun 1997, keduanya menyatakan bahwa Barbara sangat terganggu oleh popularitasnya sejak Barbie dikenalkan ke publik pada tahun 1959.
Barbara Handler terganggu dengan popularitasnya
Barbara Handler lahir pada 21 Mei 1942 di Los Angeles, Amerika Serikat. Ia berusia 18 tahun ketika Barbie dirilis tahun 1959.
Setelah popularitas Barbie meroket, begitu pula dengan Barbara yang sudah diketahui oleh publik sebagai sumber inspirasi Barbie.
Di usia yang semuda itu, Barbara harus berhadapan dengan banyak orang asing yang meminta tanda tangannya. Namanya terus dibahas oleh media dan publik.
Meskipun ia tidak terlibat sama sekali dalam pembuatan Barbie, selain hanya nama panggilannya yang digunakan untuk karakter Barbie.
Berdasarkan wawancaranya, Barbara mengatakan bahwa ia merasa aneh karena banyak orang datang padanya, meminta tanda tangan, hanya karena ia adalah “Barbie” yang asli.
“Ketika orang-orang datang padaku dan mengatakan, ‘oh, kamu adalah Barbie yang asli’, aku tidak bisa mengerti karena itu hanyalah nama yang diberikan kepada sebuah boneka,” jawab Barbara ketika ditanya bagaimana respon “Barbie” yang asli terkait boneka Barbie.
Lalu ia melanjutkan, “sayangnya banyak orang berpikir Barbie diciptakan untuk menyerupai aku, dan seharusnya aku terlihat seperti Barbie. Padahal itu sama sekali tidak benar.”
Ruth yang juga mengikuti wawancara dengan BBC ini mendukung jawaban Barbara.
“Barbara membenci popularitasnya karena dikenal sebagai sumber inspirasi boneka Barbie, ia sangat merasa terganggu.”
Ruth terinspirasi menciptakan boneka fashion baru setelah mengobservasi Barbara bermain dengan boneka bongkar pasang
Inspirasi karakter Barbie muncul ketika Ruth mengobservasi Barbie, nama panggilan untuk Barbara Handler, anaknya.
“Biasanya Barbie bermain menggunakan boneka bongkar pasang,” jawabnya. Ia sudah memperhatikan Barbara bermain dengan boneka bongkar pasang tersebut bersama teman-temannya selama bertahun tahun.
“Aku merasa tertarik dengan cara mereka bermain dan cara mereka memproyeksikan diri,” lanjutnya.
Ketika ia menyampaikan ide ini ke tim desainer Mattel, perusahaan produsen mainan Amerika dimana Ruth juga adalah presidennya, mereka tidak memberikan respon yang positif. Dan akhirnya, Ruth menyerah dengan idenya ini.
Baca Juga: Selain Barbie, Ada 9 Film yang Dilarang Tayang di Vietnam Kebanyakan Karena Dianggap Pro-Tiongkok!
Mendapatkan pencerahan setelah liburan ke Swiss
Bentuk Barbie yang dikenal saat ini terinspirasi dari boneka Jerman. Ruth mendapatkan momen pencerahannya ketika melewati sebuah toko mainan saat liburan bersama keluarganya ke Swiss.
Di toko tersebut, sebuah boneka figur manusia dewasa berukuran 13cm dipajang di jendela. Boneka tersebut duduk di sebuah ayunan dan mengenakan setelan ski yang sangat menunjukkan gaya Eropa.
“Barbara dan aku berpikir boneka itu sangat keren,” jawabnya ketika menceritakan bagaimana ide bentuk Barbie terpikirkan.
Ruth semakin tercerahkan ketika mengetahui boneka itu punya nama, “Lilli”. Boneka Jerman itu diadaptasi dari komik strip yang dipublikasikan oleh koran nasional dan boneka bernama Lilli ini dipasarkan tidak hanya untuk anak-anak, tapi juga orang dewasa.
Barbara yang waktu itu berusia 15 tahun bahkan juga ingin memiliki boneka tersebut. Masing-masing boneka Jerman yang dipajang mengenakan setelan ski yang berbeda-beda. Lalu Ruth bertanya pada staf toko tersebut, “bisakah aku membeli boneka yang jenis ini dan kostum itu?”
Ruth ingin membeli salah satu boneka Jerman yang dipilih, tapi ingin kostum yang dipakai oleh boneka Jerman lainnya.
Menurut cerita Ruth, staf toko tersebut menolak dengan tegas. Dari situlah, momen pencerahan itu kemudian muncul.
Boneka Ken, juga terinspirasi dari anak kedua Ruth
Karakter Ken diciptakan pada tahun 1961 dan namanya terinspirasi dari nama panggilan anak kedua Ruth, Kenneth Handler “Ken” yang meninggal saat masih bayi pada tahun 1944.
Dalam pembuatan karakter Ken, terjadi perdebatan desain terkait penentuan alat kelamin Ken.
Ruth ingin Ken punya alat kelamin, tim desainnya ingin sebaliknya. Setelah melalui proses panjang, Ruth kalah.
“Para laki-laki yang berada di tim desain merasa seharusnya Ken tidak punya alat kelamin. Tapi aku tidak yakin–aku ingin agar Ken punya sedikit benjolan. Seiring berjalannya waktu, akhirnya kita memberikan sedikit benjolan.”