Sediksi.com – Beberapa waktu lalu netizen ramai berdebat tentang toilet khusus gender netral. Kata LGBT, toilet, dan netral bahkan sempat menjadi trending topic di platform X (Twitter), Sabtu (5/8).
Perbincangan netizen berawal dari viralnya cuplikan video perbincangan selebritis Daniel Mananta dengan ulama Quraish Shihab yang sedang membahas tentang LGBTQ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, dan Queer).
Di potongan video itu Daniel menyampaikan kalau ia pernah berkunjung ke sekolah internasional di Jakarta yang punya toilet khusus gender netral.
Melalui percakapan di X, terlihat masyarakat sempat bingung dengan istilah toilet gender netral dan hubungannya dengan LGBTQ.
Sebagian percakapan netizen bahkan ada yang menyamakan toilet gender netral dengan toilet umum di SPBU atau toilet umum lainnya di Indonesia yang digunakan bergantian untuk laki-laki maupun perempuan. Â Â Â Â Â Â
Beda toilet gender netral dengan toilet umum di Indonesia
Ada perbedaan antara toilet gender netral dengan toilet umum yang ada di Indonesia. Toilet gender netral merupakan toilet yang digunakan untuk orang-orang yang tidak mengidentifikasi dirinya sebagai perempuan ataupun laki-laki dan biasanya toilet gender netral digunakan oleh transgender.
Toilet gender netral ini lumrah dijumpai di beberapa negara yang masyarakat maupun pemerintahnya cukup terbuka menerima komunitas LGBTQ.
Sedangkan toilet umum di Indonesia biasanya dibedakan hanya untuk dua jenis kelamin yaitu laki-laki atau perempuan. Kalaupun ada toilet khusus di fasilitas publik biasanya adalah toilet khusus untuk penyandang difabel.
Memang di Indonesia ada toilet umum yang tidak diberi tanda khusus untuk laki-laki atau perempuan. Biasanya toilet seperti ini hanya berupa satu kamar yang digunakan secara bergantian.
Tetapi, bukan toilet demikian yang dimaksud Daniel Mananta sebagai toilet gender netral dalam cuplikan videonya yang viral. Toilet gender netral yang dimaksud Daniel umumnya berupa ruangan bersekat atau gabungan bilik-bilik toilet dengan tempat cuci tangan yang dipakai pengguna toliet bersama-sama.
Woke agenda
Saat diliput salah satu media nasional, Daniel menjelaskan, awalnya ia berkunjung ke sebuah sekolah internasional di Jakarta karena ingin mendaftarkan anaknya bersekolah. Saat berkeliling di sekolah, ia melihat satu toilet khusus untuk gender netral.
Setelah memastikan ke pihak sekolah, Daniel cukup kaget karena ternyata sekolah internasional tersebut memberikan kebebasan anak-anak untuk mengeksplorasi identitas gendernya. Termasuk dengan menyediakan fasilitas toilet khusus gender netral.
Sekolah tersebut juga menyediakan konselor untuk murid-muridnya untuk mendalami identitas gendernya tanpa menjustifikasi pilihan anak-anak tersebut. Konseling bersifat rahasia antara konselor dengan anak saja dan tidak akan dibicarakan ke guru bahkan orang tuanya.
Bagi Daniel, anak-anak masih perlu diarahkan untuk mencari jati diri dan mengenal identitas gendernya. Ia sulit membayangkan jika anak-anak yang masih dibawah umur diberikan kebebasan untuk memilih gendernya hanya berdasarkan apa yang mereka rasakan.
Selebritis yang terkenal sebagai VJ MTV tersebut juga mengungkapkan kalau ia menghormati pilihan orientasi LGBTQ sebagian orang. Namun, Daniel menolak woke agenda LGBTQ diinternalisasi ke anak-anak melalui kurikulum sekolah.
Mengutip Washington Post, woke agenda mulanya merupakan frasa yang digunakan orang-orang kulit hitam di Amerika Serikat untuk menyadarkan masyarakat tentang isu rasisme. Belakangan, woke agenda digunakan oleh beberapa pihak merujuk pada kesadaran maupun pandangan kelompok tertentu terkait isu rasis, gender, dan LGBTQ. Â Â Â Â Â Â Â Â Â
Menanggapi adanya kabar toilet gender netral di sebuah sekolah internasional, Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan pemeriksaan.
Mengutip Kompas.com, Plt. Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Purwosusilo menyampaikan telak memeriksa sebagian besar SD, SMP, dan SMA. Sejauh ini hanya ada dua jenis toilet, yaitu toilet untuk laki-laki dan perempuan.
Pemeriksaan untuk sekolah swasta internasional masih baru dilakukan sebagian. Rencananya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan mengadakan rapat virtual untuk menanyakan hal tersebut ke setiap sekolah swasta internasional.
Baca Juga: Arti Wokeism, Sejarah, dan Contoh-contohnya
Rawan terjadi pelecehan seksual
Perdebatan tentang toilet untuk gender netral sebenarnya tidak hanya terjadi di Indonesia. Bahkan, perdebatan tersebut terjadi di negara-negara yang telah menggunakan toilet gender netral sebagai fasilitas publik, salah satunya di Inggris.
Pemerintah Inggris mengeluarkan peraturan agar sekolah-sekolah tidak menggunakan toilet gender netral. Hal itu diputuskan setelah menerima laporan bahwa anak-anak sekolah cenderung menghindar untuk menggunakan toilet gender netral karena merasa tidak nyaman berada di ruangan toilet yang sama dengan lawan jenisnya.
Regulasi pemisahan toilet hanya untuk laki-laki dan perempuan tersebut juga berlaku untuk fasilitas umum seperti rumah sakit, bioskop, dan gedung perkantoran yang sedang dibangun. Hal ini diputuskan untuk menjamin keamanan dan kenyamanan masyarakat dalam menggunakan fasilitas umum.
Mengutip siaran Good Morning Britain, berdasarkan riset yang dilakukan Sunday Times dengan melihat laporan masyarakat yang mengalami kasus pelecehan maupun kekerasan seksual tahun 2017-2018 di Inggris, toilet gender netral atau disebut juga toilet uniseks adalah tempat yang tidak aman dan rawan terjadi pelecehan.
Sebanyak 90 persen dari 134 kasus pelecehan tahun 2017-2018 di Inggris terjadi di ruang ganti dan toilet gender netral yang ada di fasilitas umum, seperti pusat kebugaran dan kolam renang.