Film Berwarna Pertama di Dunia: Sebuah Inovasi yang Mengubah Sejarah Perfilman

Film Berwarna Pertama di Dunia: Sebuah Inovasi yang Mengubah Sejarah Perfilman

Film Berwarna Pertama di Dunia

DAFTAR ISI

Sediksi – Sebagai hiburan, film saat ini adalah salah satu media paling digemari oleh banyak orang. Dengan menonton film, kita bisa melihat berbagai cerita, karakter, latar, dan efek yang menarik dan mengagumkan.

Tahukah kamu bagaimana film pertama kali diciptakan? Atau penasaran dengan film berwarna pertama di Dunia?

Kita barangkali enggan memikirkannya karena, yah, terima saja yang ada saat ini. Film yang tak berwarna dan tanpa suara terasa jauh di angan-angan. Pada mulanya, perfilman memang seperti itu.

Kalau kamu sampai pada artikel ini, kamu mungkin tertarik untuk tahu apa sih film berwarna pertama di dunia, dan secara khusus pada film itu sendiri.

Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memberikan kamu gambaran tentang sejarah dan perkembangan dunia sinema hingga munculnya film berwarna pertama di dunia.

Film Berwarna Pertama di Dunia

Film Berwarna Pertama di Dunia: Sebuah Inovasi yang Mengubah Sejarah Perfilman - Wizard of Oz
Image from Screenrant/Wizard of Oz

Dari apa yang dikumpulkan berdasarkan beberapa sumber, banyak orang yang menganggap bahwa film Wizard of Oz (1939) adalah film berwarna pertama di dunia dalam sejarah perfilman.

Film berwarna kira-kira sudah jauh sebelum ide untuk adaptasi Hollywood yang ikonik dari buku Wizard of Oz. Ada sekitar 190 film bereksperimen dengan semacam teknik warna sebelum film Wizard of Oz ada. Sayangnya banyak dari film tersebut hilang.

Mungkin alasan mengapa film Wizard of Oz secara luas dianggap sebagai film berwarna pertama di dunia adalah karena efeknya terhadap industri.

‘The Wizard of Oz’ lebih tepat disebut sebagai film yang merevolusi penggunaan warna dalam perfilman. Revolusi itulah yang membuat film ini dikenang dan dianggap sebagai salah satu film paling berpengaruh di dunia.

Tapi pertama-tama mari selami dulu tentang sejarah warna di bioskop untuk menemukan jawaban atas apa film berwarna pertama di dunia?

Sebelum adanya Kinemacolor digunakan dalam film, para pembuat film dulu menggunakan metode yang lebih melelahkan dan mahal untuk memperkenalkan warna di bioskop.

Banyak filmmaker dan innovator awal menggunakan stensil, atau gambar film pewarnaan tangan. Film berjudul Trip to The Moon (1902) membutuhkan seluruh lini perakitan pekerja untuk mewarnai setiap frame.

Lalu bagaimana sebenarnya teknik pewarnaan film vintage ini dapat berkembang menjadi seperti apa yang kita lihat seperti di layar lebar hari ini? Apa yang disebut Kinemacolor adalah yang membuka pintu untuk teknologi warna di bioskop.

Film pertama yang diproduksi secara komersial dalam warna alami adalah A Visit to the Seaside (1908). Film pendek Inggris yang berdurasi total 8 menit ini menggunakan proses Kinemacolor untuk menangkap serangkaian bidikan tepi laut Brighton Southern England.

Lalu film panjang non-dokumenter pertama yang menggunakan fitur Kinemacolor adalah The world, the Flesh and the Devil yang diproduksi pada tahun 1914.

Sejarah dan Perkembangan Perfilman Dunia

Sejarah film tidak bisa lepas dari sejarah fotografi. Dan sejarah fotografi tidak bisa lepas dari peralatan pendukungnya, seperti kamera. Kamera pertama di dunia ditemukan oleh seorang ilmuwan Muslim, Ibnu Haitham. 

Fisikawan ini pertama kali menemukan Kamera Obscura dengan dasar kajian ilmu optik menggunakan bantuan energi cahaya matahari pada abad ke-10.

Perkembangan besar datang dari Eadweard Muybridge pada tahun 1878, yang mendemonstrasikan kekuatan fotografi untuk menangkap gerakan lewat 16 foto kuda yang sedang berlari.

Foto-foto tersebut kemudian digabungkan menjadi sebuah ilusi gerak seekor kuda yang seakan-akan sedang berlari. Penemuan ini kemudian menjadi awal dan konsep dasar pembuatan film.

Setelah memperkenalkan fonografnya pada tahun 1877, Thomas Alva Edison tertarik untuk menggabungkannya dengan temuan Muybridge.

Ide dari Edison tersebut berhasil melahirkan kinetoskop, sebuah alat untuk menampilkan gambar bergerak yang direkam dengan kamera khusus. Namun, kinetoskop hanya bisa ditonton oleh satu orang saja melalui lubang kecil di atas kotak.

Pada tahun 1895, dua bersaudara asal Prancis, Auguste dan Louis Lumière, menciptakan sinematograf, sebuah alat yang bisa merekam dan memproyeksikan gambar bergerak ke layar besar.

Mereka juga membuat film-film pendek yang menampilkan kehidupan sehari-hari, seperti kereta api yang datang, pekerja yang pulang dari pabrik, atau bayi yang disuapi. Film-film ini kemudian ditayangkan kepada publik di Paris dan menarik perhatian dunia.

Sejak saat itu, film mulai berkembang dengan pesat. Berbagai genre, tema, gaya, dan teknik film bermunculan. Film juga mulai memiliki suara, musik, dialog, dan efek khusus.

Beberapa nama besar yang berkontribusi dalam perkembangan film antara lain Georges Méliès, D.W. Griffith, Charlie Chaplin, Alfred Hitchcock, Orson Welles, Akira Kurosawa, Stanley Kubrick, Steven Spielberg, James Cameron, dan masih banyak lagi.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel