Sediksi.com – Anggota ASEAN berhasil mengantongi 93 proyek kerja sama yang disepakati bersama mitra negara lainnya di hari pertama KTT ASEAN.
Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam pembukaan ASEAN-Indo Pacific Forum (AIPF) yang dilaksanakan siang ini di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan (5/9).
Dengan kesepakatan proyek sebanyak ini, nilainya juga tidak tanggung-tanggung, yakni 580,64 triliun rupiah.
Peluncuran pusat koordinasi pengendalian polusi asap di tengah kritisnya polusi udara di Jakarta
Mengingat memburuknya polusi udara di Jakarta belakangan ini, sudah waktunya bagi pemerintah untuk merespon masalah ini.
Adanya forum Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) ini bisa menjadi kesempatan untuk mengangkat isu ini, dan aktif melakukan tindakan yang bisa mengatasi masalah ini.
Di samping itu, negara anggota lainnya juga pastinya punya isu yang serupa dengan Jakarta.
Salah satu agenda dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 adalah soft launching Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACC THPC) atau tim pusat koordinasi pengendalian polusi asap lintas batas.
Misi dari tim atau fasilitas ini adalah mengembangkan, mengimplementasikan, dan memantau program kerja operasional untuk mendukung pelaksanaan kesepakatan, dan memberikan saran serta rekomendasi kepada COP, program lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai dana program ini..
Adapun kesepakatan yang dimaksud adalah persetujuan di antara negara anggota ASEAN untuk mengatasi asap atau polusi udara yang sampai melintasi perbatasan negara masing-masing.
Polusi udara yang sampai masuk ke negara lain bukan hanya mengganggu penduduk mereka, tapi juga kesehatan mereka dan keamanan alam.
Inisiasi ini sebenarnya dirintis tahun 2002 setelah semua anggota ASEAN menandatangani Agreement on Transboundary Haze Pollution (AATHP).
Ketegasan dalam pembentukan tim ini dinilai semakin serius setelah seminggu lalu, Siti Nurbaya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Indonesia menyerahkan dokumen persetujuan pendirian tim ini di Laos (23/8).
Sekjen ASEAN sampaikan perkembangan program ASEAN community-building
Kao Kim Hourn, Sekretaris-Jenderal (Sekjen) ASEAN menyampaikan perkembangan program ASEAN community-building kepada para pemimpin anggota ASEAN yang menghadiri KTT tersebut.
Ia menyampaikan bahwa ASEAN akan terus melanjutkan pengembangan program community-building yang dilandasi oleh tiga pilar utamanya, yaitu politik dan keamanan, ekonomi, dan sosio-kultural demi menciptakan kawasan yang aman, stabil, dan makmur, serta berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Dari aspek politik dan keamanan, partisipan akan fokus pada diskusi mengenai kode etik Laut Timur, traktat tentang Zona Bebas Senjata Nuklir Asia Tenggara (SEANWFZ), ASEAN Maritime Outlook, pencegahan kejahatan transnasional dan perdagangan manusia, serta penerapan 5 poin konsensus untuk mendukung stabilitas di Myanmar.
Kemudian untuk pilar sosio-kultural, fokus pada pemberdayaan perempuan dan perubahan iklim.
Lalu untuk pilar ekonomi, membahas upaya percepatan menuju ekonomi digital, investasi, perdagangan, termasuk rencana memfasilitasi aktivitas perdagangan intra-blok antara mitra dengan negara yang bekerja sama.
Adapun cara yang akan diambil adalah dengan meningkatkan jumlah perjanjian perdagangan bebas, dan penerapan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), untuk memastikan pembangunan yang sejahtera di Asia Tenggara.
Baca Juga: 3 Hal yang Diharapkan dari KTT BRICS 2023
Perbedaan KTT ASEAN ke-43 dan 42
Perbedaan utama antara KTT ASEAN ke-43 dan 42 terletak pada agenda yang dibahas.
KTT ASEAN ke-42 sendiri diselenggarakan belum lama ini di Labuan Bajo pada 9–11 Mei 2023.
Isu yang dibahas dalam forum ke-42 lebih banyak soal internal ASEAN, termasuk strategi apa yang harus dilakukan oleh ASEAN dalam membantu atau menyikapi negara Myanmar yang masih dipimpin oleh junta militer.
Sedangkan forum ke-43 ini lebih banyak membahas kerja sama dan hubungan anggota ASEAN dengan negara-negara yang menjadi mitra mereka, termasuk Korea Selatan yang punya misi dalam perdagangan mobil listrik.
Oleh karena KTT ASEAN ke-43 ini lebih fokus pada isu eksternal yang melibatkan banyak pihak, tidak heran jika mengundang banyak pemimpin dari luar negeri atau mitra yang berkepentingan dengan isu yang dibawa.
Selain Korea Selatan, 21 negara lainnya sudah mengonfirmasi menghadiri KTT ASEAN ke-43.
Di antara negara tersebut adalah 11 negara anggota ASEAN, termasuk Timor-Leste dan sembilan mitranya yang terdiri dari Jepang, India, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat.