Terminal Lucidity: Fenomena Misterius Tampak Sehat Mendadak Sebelum Meninggal

Terminal Lucidity: Fenomena Misterius Tampak Sehat Mendadak Sebelum Meninggal

terminal lucidity

DAFTAR ISI

Sediksi – Apakah kamu pernah mendengar cerita tentang seseorang yang mengalami penyakit parah atau gangguan mental yang tiba-tiba mendapatkan kembali ingatan, kesadaran, atau kemampuan kognitifnya sebelum meninggal?

Fenomena seperti ini ini disebut terminal lucidity, dan telah membingungkan ilmuwan dan dokter selama bertahun-tahun.

Dalam artikel ini akan membahas tentang fenomena terminal lucidity, dari apa itu sampai mengapa ini terjadi. Simak ulasannya sampai selesai.

Apa itu terminal lucidity?

Terminal Lucidity: Fenomena Misterius Tampak Sehat Mendadak Sebelum Meninggal - Terminal Lucidity
Image from MEL Magazine

Terminal lucidity, singkatnya adalah sebuah fenomena kembalinya kesadaran, keterjernihan mental, atau ingatan secara tak terduga sebelum meninggal pada individu yang mengalami gangguan psikiatrik atau neurologis berat.

Fenomena ini telah dilaporkan oleh dokter sejak abad ke-19. Terminal lucidity adalah istilah yang lebih sempit daripada fenomena paradoxical lucidity di mana keterjernihan mental dapat terjadi kapan saja (tidak hanya sebelum meninggal).

Namun, hingga tahun 2022, fenomena terminal lucidity belum dianggap sebagai istilah medis dan tidak ada kesepakatan resmi tentang karakteristik yang mengidentifikasinya.

Terminal lucidity dapat terjadi pada orang dengan berbagai kondisi yang memengaruhi otak atau sistem saraf, seperti penyakit Alzheimer, demensia, stroke, tumor otak, meningitis, skizofrenia, dan lain sebagainya.

Fenomena ini dapat berlangsung dari beberapa waktu sekitar beberapa hari sebelum meninggal. Selama waktu ini, orang tersebut mungkin dapat mengenali orang-orang terkasihnya, berbicara dengan koheren, mengekspresikan emosinya, atau bahkan melakukan aktivitas fisik yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.

Bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskan terminal lucidity?

Terminal lucidity adalah fenomena yang kurang dipahami dalam konteks penelitian medis dan psikologis, dan tidak ada kesepakatan tentang apa mekanisme yang mendasarinya.

Keberadaannya menantang paradigma irreversibilitas dari demensia degeneratif kronis. Mempelajari terminal lucidity menimbulkan tantangan etis tentang persetujuan yang terinformasi.

Penyedia perawatan juga memiliki tantangan etis tentang apakah harus memberikan sedasi, yang mungkin membatasi terminal lucidity, dan bagaimana menanggapi permintaan perubahan rencana perawatan dari anggota keluarga.

Beberapa penjelasan yang mungkin yang telah diajukan oleh para peneliti antara lain:

  • Pelepasan endorfin atau neurotransmiter lain yang mungkin sementara meningkatkan fungsi otak atau mengurangi rasa sakit.
  • Aktivasi jalur saraf yang tidak aktif atau alternatif yang mungkin menghindari area otak yang rusak.
  • Reorganisasi jaringan otak yang kemungkinan meningkatkan kemampuan kognitif atau pengambilan ingatan.
  • Pengaruh faktor spiritual atau transendental yang mungkin melampaui batasan fisik otak.

Namun, tidak ada dari hipotesis-hipotesis di atas ini yang telah terbukti secara meyakinkan atau diterima secara luas oleh komunitas ilmiah. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sifat dan penyebab terminal lucidity.

Mengapa terminal lucidity terjadi?

Jawaban atas pertanyaan ini mungkin bergantung pada perspektif dan keyakinan seseorang. Beberapa orang mungkin menganggap fenomena terminal lucidity sebagai keajaiban atau karunia dari Tuhan.

Karunia yang dimaksudkan ini adalah memungkinkan mereka (orang yang mengidap penyakit) untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang terkasih mereka atau berdamai dengan diri mereka sendiri sebelum berangkat.

Lainnya mungkin melihatnya sebagai fenomena alami yang mencerminkan ketahanan dan kompleksitas otak dan pikiran manusia. Masih ada lagi yang menganggapnya sebagai misteri yang menentang penjelasan rasional.

Apa pun kasusnya, terminal lucidity dapat memiliki dampak mendalam bagi orang yang mengalaminya dan keluarga dan teman-temannya. Fenomena ini dapat memberikan rasa penutupan, kenyamanan, harapan, atau rasa syukur.

Fenomena ini juga dapat menimbulkan pertanyaan tentang makna hidup, kematian, dan kesadaran. Fenomena ini tidak umum dan tidak secara konsisten terjadi kepada setiap orang yang mengidap sakit.

Namun, jelas sangat sulit untuk meneliti fenomena ini, orang cenderung merasakan fenomena ini secara insting dan tidak bisa dikalkulasikan.

Tanda-tanda dari fenomena ini biasanya hanya orang terdekat atau yang tau kebiasaan orang yang sakit tersebut yang menyadarinya.

Itulah dia ulasan mengenai fenomena terminal lucidity, ini adalah fenomena menarik yang terjadi ketika seseorang yang menderita gangguan otak berat tiba-tiba mendapatkan kembali keterjernihan mental atau kognisi sebelum meninggal.

Fenomena ini telah diamati selama bertahun-tahun tetapi tetap kurang dipahami oleh ilmu pengetahuan. Fenomena ini dapat memiliki berbagai dampak emosional dan spiritual bagi orang yang mengalaminya dan orang-orang terkasihnya.

Terminal lucidity adalah pengingat akan misteri dan keajaiban alam pikiran dan jiwa manusia. Semoga artikel ini membantumu dalam memahami fenomena terminal lucidity.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel