Sediksi.com – Beberapa bulan ini sedang ramai di TikTok mengenai fenomena ‘girl math’. Banyak perempuan kemudian ikut-ikutan menjelaskan versi girl math mereka sendiri.
“Apapun itu yang aku bayar dan beli pokoknya bukan dari ATM, itu artinya gratis,” ungkap salah satu pengunggah di TikTok.
Nah, demi lebih mengenal istilah tersebut, apa itu girl math? Serta, dari mana awal mula istilah itu berasal? Simak selengkapnya berikut ini!
Apa Itu Girl Math?
Girl Math merupakan istilah yang sedang tren di TikTok. Girl math atau matematika perempuan ini merupakan tren yang membenarkan pengeluaran belanja perempuan.
Istilah ini sebenarnya hanya untuk bahan lelucon semata. Biasanya berkaitan dengan logika perempuan saat berbelanja.
Beberapa ungguhan di TikTok menunjukkan para perempuan memiliki definisi dan pola perhitungan dalam memandang uang dan pengeluaran secara unik.
Misalnya, ada yang melihat uang tunai sebagai free money atau uang gratis. Sementara, uang di rekening bank atau ATM sebagai real money atau uang sungguhan.
“Misalkan aku pengin beli the crabs tapi aku sayang sama uang aku di ATM, ya udah aku tinggal bayar pakai uang cash, itu artinya aku beli secara gratis,” ujar salah satu akun TikTok, Shyacaa.
Girl math juga bisa menjadi cara perempuan dalam membenarkan pengeluaran mereka dengan membagi item-item besar ke biaya per pemakaian.
Ini juga bisa sebagai bentuk merasionalisasi bahwa penggunaan uang tunai tidak “benar-benar” membutuhkan biaya karena tidak langsung keluar dari rekening.
Asal-Mula Girl Math
Istilah girl math ini pertama kali populer bukan di Indonesia. Mulanya, dipopulerkan oleh podcast Selandia Baru bernama Fletch, Vaughan & Hayley di TikTok.
Pada video yang diunggah pertama kali sejak Juli 2023 lalu telah ditonton 2,1 juta, menunjukkan seorang pembawa acara dengan nada bercanda menyebut ekstensi rambut pernikahan seseorang seharga USD 400 dolar dan dianggap gratis karena girl math.
Istilah girl math pada podcast tersebut, telah mendorong orang-orang di TikTok untuk membagikan contoh versi mereka sendiri tentang logika matematika mereka yang terkadang bertentangan dalam ilmu matematika.
Video tentang girl math di TikTok yang sebagian besar menampilkan perempuan itu, merinci proses berpikir untuk membenarkan bagaimana uang dibelanjakan.
Misalnya, beberapa pemikiran tentang girl math sebagai berikut:
- “Kamu kehilangan uang jika kamu tidak membeli sesuatu saat sedang diskon.”
- “Kamu kehilangan uang jika kamu tidak mengeluarkan cukup uang untuk memenuhi syarat pengiriman gratis.”
- “Kamu menghasilkan uang setiap kali melewatkan minum kopi atau soda setiap hari.”
Sikap Kritis dalam Memandang Girl Math
Pakar keuangan Kelly Ann Winget dalam business insider, mengatakan bahwa girl math sebenarnya dapat memberdayakan perempuan dalam mengambil keputusan keuangan.
Menurutnya, girl math sering kali berkaitan dengan keputusan kualitas hidup dan dampak nilai pengeluaran perempuan.
Para kritikus mencemooh girl math sebagai cara untuk membenarkan pengeluaran yang berlebihan.
Beberapa diantaranya menyebut bahwa girl math sebenarnya sudah ada sejak lama, tetapi baru saja mendapat nama yang trendi.
Dalam makalah yang ditulis oleh Christopher Bechler, Szu-chi Huang, dan Joshua I. Morris di Stanford Graduate School of Business menyebut, membeli barang mewah atau barang mahal secara tunai memudahkan kamu untuk meninggalkannya karena tidak ada jejak kertas atau tagihan kartu kredit.
Lebih lanjut, Kelly Ann Winget mengatakan bahwa matematika untuk perempuan tidak persis seperti yang digambarkan oleh para pengkritiknya.
Sebaliknya, ini bisa menjadi alat pengambilan keputusan yang berharga bagi perempuan untuk menentukan item barang besar dan kecil.
“Jika kita dapat mendorong situasi yang tepat untuk menggunakan girl math, maka hal ini akan menjadi sangat berguna dalam mengarahkan investasi, pembelian penting, tabungan, dan penganggaran,” ujarnya.
Girl math juga bisa menjadi cara perempuan dalam memberikan perspektif tentang nilai pengeluaran, bukannya menghambat pembelian.
Winget berpendapat bahwa fenomena ini umumnya terjadi pada perempuan yang mempunyai penghasilan, bukan pada mereka yang mengalami kesulitan keuangan.
Fenomena ini juga menjadi dampak positif terlebih dari segi daya beli. Bagi Winget, jika perempuan menggunakan perhitungannya untuk membenarkan pembelanjaan yang tidak mengganggu kesejahteraan finansial mereka, itu adalah hal yang baik.
Ia juga berpesan kepada mereka yang berada di usia-20an, daripada terlalu berfokus pada matematika, pikirkan cara untuk mengamankan penghasilanmu.
“Di usia 20-an, penting untuk memastikan bahwa kamu memiliki pendapatan yang konsisten dan kemudian meningkatkannya seiring waktu,” terangnya.