2 Skandal Benjamin “Bibi” Netanyahu, PM Israel yang Pimpin Genosida Palestina di Gaza

2 Skandal Benjamin “Bibi” Netanyahu, PM Israel yang Pimpin Genosida Palestina di Gaza

Benjamin Netanyahu

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Benjamin “Bibi” Netanyahu adalah PM Israel ke-9 yang sudah memimpin sejak Desember 2022 dengan masa jabatan untuk satu periode empat tahun.

Walaupun terkesan baru, Netanyahu bukan orang baru dan asing dalam panggung politik di Israel.

Desember 2022 merupakan kali keenamnya menjadi Perdana Menteri (PM) Israel. 

Dia pertama menjadi PM Israel pada 1996–1999. Lalu melanjutkan posisi yang sama selama 12 tahun dari 2009 hingga 2021.

Netanyahu sendiri pertama kali dikenal setelah terpilih sebagai ketua Likud, partai sayap kanan Israel pada tahun 1993 sekaligus menjadi pemimpin oposisi. 

Kemudian “Bibi” adalah panggilan dan nama kecil Netanyahu. Orang Israel umum memberikan nama panggilan untuk teman dan orang yang pernah bertugas di militer

Dan “Bibi” ini sering digunakan sebagai nama panggilan untuk orang yang bernama depan Benjamin, termasuk Benjamin Netanyahu.

Berkarier di perpolitikan Israel selama 30 tahun, Bibi sudah tersandung beberapa skandal. 

Kendati demikian, kariernya tetap bertahan dan bahkan membuatnya menjadi PM Israel dengan jabatan terlama dalam sejarah negara tersebut, yaitu 16 tahun.

2 Skandal Benjamin “Bibi” Netanyahu

Korupsi bertahun-tahun

2 Skandal Benjamin “Bibi” Netanyahu, PM Israel yang Pimpin Genosida Palestina di Gaza - 542146
Demo reformasi yudisial Israel 1 Juli 2023 (The Jerusalem Post/Gilad Furst)

Di balik demonstrasi besar-besaran yang terjadi di Israel selama berminggu-minggu sejak April 2023, adalah masalah korupsi yang sudah dikecam oleh warga Israel selama bertahun-tahun.

Karena dugaan korupsi yang dilakukan oleh Netanyahu ini bukan yang pertama.

Ribuan demonstran sudah pernah melakukan demo terkait masalah yang sama pada akhir tahun 2017 di Tel Aviv.

Dalam pemberitaan oleh USA Today tahun 2018, Netanyahu yang kembali dituduh menerima suap dari pendukung miliarder untuk karier politiknya sudah tidak asing dengan skandal ini.

Netanyahu yang lain, yaitu Sara Netanyahu yang juga istrinya diduga melakukan korupsi pada tahun 2019 dengan menyalahgunakan anggaran publik. 

Tahun 2020, Netanyahu akhirnya didakwa atas tuduhan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.

Kasus-kasus yang melibatkannya ini dikenal sebagai Persidangan Benjamin Netanyahu yang terdiri dari tiga babak. 

  • Kasus 1.000 (tuduhan: penipuan dan pelanggaran kepercayaan)
  • Kasus 2.000 (penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan)
  • Kasus 4.000 (penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan).

“Kasus 4.000” terjadi pada Desember 2018 ketika pihak polisi Israel merekomendasikan tuduhan suap terhadap Netanyahu.

Lalu pada 21 November 2019, Jaksa Agung Israel Avichai Mandelbit secara resmi mengajukan tuntutan terhadap Netanyahu dan Elovitch, pemilik saham utama Bezeq, perusahaan telekomunikasi terbesar di Israel.

Di tahun 2023, kasus ini sudah berkembang dengan Netanyahu akhirnya melanjutkan sidang atas tuduhan korupsi pada akhir April sampai Juni setelah sidang berhenti selama berbulan-bulan.

Sebelum sidang ini bisa dilanjutkan lagi, eskalasi konflik Israel-Palestina terjadi.

Kemudian menjadi momentum bagi Netanyahu untuk mewujudkan tujuan politik Israel, yaitu melakukan genosida terhadap etnis Palestina dan mengalihkan perhatian rakyatnya dari skandal yang melibatkan dirinya.

Otokrasi “Raja Bibi”

2 Skandal Benjamin “Bibi” Netanyahu, PM Israel yang Pimpin Genosida Palestina di Gaza - 2023 03 27T145719Z 2061785685 MT1SIPA000KQY63C RTRMADP 3 SIPA USA
Salah satu poster yang menggambarkan Netanyahu dalam demo yang terjadi pada April 2023 (Brookings)

Otokrasi yang dilakukan oleh Raja Bibi, nama lain yang digunakan demonstran untuk menyebut Netanyahu yang sudah 16 tahun berdiri sebagai PM Israel, tidak lepas dari skandal korupsi yang berlangsung selama bertahun-tahun.

Selain korupsi, demo April 2023 juga ditujukan untuk masalah ini karena sebelumnya Netanyahu memberikan usulan yang bisa mengancam fondasi demokrasi Israel.

Atas dua alasan ini, beberapa bulan lalu masa kepemimpinan Netanyahu terancam dan dia sangat mungkin diturunkan dari posisinya oleh presiden.

Februari lalu, pemerintah sayap kanan Bibi mengusulkan untuk melanjutkan elemen-elemen penting dari rencana mereka yang kontroversial untuk menghilangkan otoritas peradilan Israel.

Diketahui, perubahan sikap Netanyahu secara tiba-tiba terkait pentingnya “peradilan yang kuat dan independen” rupanya lebih dari sekadar kebetulan.

Dia diduga ingin melemahkan peradilan Israel setelah terlibat dalam persidangan pidana atas berbagai tuduhan korupsi tersebut.

Kendati Netanyahu selama ini selalu membantah tuduhan tersebut, termasuk dalam sidang terakhir bulan April 2023.

Selain berupaya melemahkan peradilan Israel, Netanyahu juga sudah berupaya mendelegitimasi proses penyelidikan bahkan sebelum dakwaannya diumumkan.

Bahwa tuduhan yang dilayangkan terhadap dirinya sudah berlebihan.

Ketika terjadi demonstrasi terkait reformasi peradilan Israel tahun 2023, Netanyahu mencopot Menteri Pertahanan Yoav Galant dari jabatannya pada tanggal 26 Maret 2023. 

Setelah itu, Boaz Ben Zur, pengacara Netanyahu dalam Kasus 4.000 mengatakan pada Netanyahu bahwa dia akan berhenti jika Netanyahu tidak menghentikan undang-undang yang mengusulkan tersebut. 

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel