Sediksi.com – Anwar El-Ghazi diputus kontrak oleh klubnya, FSV Mainz 05, buntut dari postingan sang pemain terkait konflik Israel-Palestina yang semakin memanas dalam beberapa minggu terakhir.
Sebelumnya, winger asal Belanda tersebut mengunggah story di akun Instagram pribadinya yang menyatakan dukungan terhadap Palestina. Hal ini kemudian berujung pada skorsing terhadap El-Ghazi oleh Mainz pada 17 Oktober 2023.
Selanjutnya, pada 30 Oktober 2023, pihak klub mengumumkan bahwa sanksi terhadap El-Ghazi telah dicabut, menyusul “teguran” yang Mainz berikan kepada sang pemain.
Ini berarti bahwa ia dapat kembali berlatih bersama tim dan kemungkinan dapat mengikuti laga Bundesliga Mainz di akhir pekan.
Kabar tersebut kemudian diikuti dengan klarifikasi yang dilakukan oleh pemain berusia 28 tahun tersebut pada akun media sosialnya yang menyebutkan bahwa posisinya terkait konflik Israel-Palestina tidak berubah dan ia tidak menyesal atau merasa bersalah atas posisinya tersebut.
Pesan yang diunggah pada Rabu (1/11/2023) tersebut juga berisi kecaman El-Ghazi terhadap peperangan serta segala bentuk kekerasan.
Akan tetapi, pada Jumat (3/11/2023), Anwar El-Ghazi diputus kontrak. Hal ini disampaikan langsung oleh pihak Mainz melalui pernyataan resmi mereka.
“FSV Mainz 05 mengakhiri hubungan kontrak dengan Anwar El-Ghazi dan memberhentikan sang pemain dengan segera pada hari Jumat. Pihak klub mengambil tindakan ini sebagai respons atas pernyataan dan unggahan sang pemain di media sosial.”
El-Ghazi sendiri telah memberi tanggapan terkait kabar ini lewat pesan unggahan di media sosial.
“Pertahankan apa yang benar, bahkan jika itu berarti bertahan sendirian. Hilangnya mata pencaharian saya tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan penderitaan yang menimpa orang-orang tak berdosa dan rentan di Gaza. #HentikanPembunuhan,” tulis El-Ghazi pada akun Instagram pribadinya @elghazi21.
Baca Juga: Sepak Bola Masih Hipokrit Soal Kemanusiaan
Latar Belakang Anwar El-Ghazi Diputus Kontrak
Dukungan Untuk Palestina Berujung Sanksi
Situasi yang berujung pada Anwar El-Ghazi diputus kontrak oleh Mainz ini sendiri bermula dari unggahan di media sosial oleh mantan pemain Aston Villa tersebut. Menyusul semakin meningkatnya serangan yang dilakukan Israel terhadap wilayah Gaza, El-Ghazi menulis pesan yang berisi dukungannya terhadap Palestina.
Mainz kemudian merespons hal ini dengan menjatuhkan skorsing terhadap sang pemain. Ia disanksi tidak dapat mengikuti latihan serta pertandingan bersama klub yang baru ia bela pada September 2023 tersebut.
Pihak klub juga mengeluarkan pernyataan resmi terkait unggahan El-Ghazi tersebut, yang mana saat ini telah dihapus.
“FSV Mainz 05 telah membebastugaskan Anwar El-Ghazi dari kewajiban mengikuti latihan dan pertandingan. Keputusan itu diambil sebagai akibat dari unggahan media sosial pemain berusia 28 tahun tersebut yang muncul pada Minggu malam dan saat ini telah dihapus.
“Dalam unggahan tersebut, El Ghazi mengambil sikap mengenai konflik yang tengah berlangsung di Timur Tengah, di mana klub menganggap hal itu sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima. Sebelum keputusan ini diambil, pihak klub dan sang pemain telah melakukan pembicaraan mendalam.
“Mainz 05 menghargai fakta bahwa terdapat beragam perspektif terkait konflik kompleks yang telah berlangsung selama beberapa dekade di Timur Tengah ini. Namun, klub menjauhkan diri dari konten unggahan media sosial tersebut, karena ia tidak sejalan dengan nilai-nilai klub.”
Dilansir dari The Athletic, sekitar 2 hari menyusul sanksi yang diberikan kepadanya, pemain jebolan akademi Ajax ini melakukan klarifikasi yang menekankan “perdamaian di atas segalanya” dan meminta agar “rasa empati lebih ditonjolkan” pada konflik ini.
El-Ghazi juga menyampaikan bahwa memperdalam pengetahuan mengenai sejarah konflik Israel-Palestina merupakan hal yang vital.
Sanksi Dicabut
Sekitar 2 minggu berselang, Mainz kembali merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa El-Ghazi akan kembali berlatih bersama klub dan dapat segera kembali mengikuti pertandingan. Jadi, sebelum akhirnya Anwar El-Ghazi diputus kontrak, Mainz sebenarnya sempat mencabut sanksinya.
“Anwar El Ghazi telah memperoleh peringatan dari FSV Mainz 05 karena menerbitkan postingan di media sosial 2 minggu lalu.
“Sejak saat itu, dalam beberapa percakapan dengan dewan klub, El Ghazi telah menjauhkan diri dari unggahannya di Instagram, yang juga telah ia hapus sendiri hanya dalam beberapa menit. Ia menyayangkan terbitnya artikel tersebut beserta dampak negatifnya, terutama bagi seluruh klub.
“Dalam konteks ini, El Ghazi juga dengan jelas telah menjauhkan diri dari tindakan terorisme, contohnya seperti yang dilakukan Hamas 2 minggu lalu, yang mana telah menyebabkan peningkatan kekerasan baru di Timur Tengah.
“Ia menekankan simpatinya kepada para korban penyerangan ini dan juga kepada seluruh korban konflik ini. Ia juga telah menegaskan bahwa ia tidak mempertanyakan hak Israel untuk eksis.”
Pernyataan ini juga berisi kewajiban para pemain dan staf Mainz untuk berkomitmen terhadap nilai-nilai yang dipegang klub, yang terkait dengan “tanggung jawab khusus terhadap negara Israel serta orang-orang Yahudi.”
Hal ini sendiri, menurut pihak Mainz, tidak hanya berakar dari sejarah Jerman, tapi juga dari sejarah klub, yang terkait dengan co-founder keturunan Yahudi mereka, Eugen Salomon.
“Dengan latar belakang komitmen El Ghazi dan penyesalan yang ditunjukkannya, sesuai budaya klub, pemain wajib diberi kesempatan untuk menjalani rehabilitasi. Oleh karena itu, Anwar El Ghazi akan kembali berlatih dan bermain di FSV Mainz 05 sesegera mungkin,” tutup pernyataan resmi Mainz.
Klarifikasi Berujung Pemutusan Kontrak
Meskipun dalam rilisannya pihak Mainz mengklaim bahwa El-Ghazi telah menunjukkan rasa penyesalan atas unggahannya di media sosial, tapi tidak demikian dengan sang pemain.
“Posisi saya tetap sama seperti di awal. Saya menentang perang dan kekerasan. Saya menentang pembunuhan terhadap rakyat sipil yang tidak bersalah. Saya menentang segala bentuk diskriminasi. Saya menentang Islamafobia. Saya menentang anti-semitisme. Saya menentang genosida. Saya menentang apartheid. Saya menentang pendudukan. Saya menentang penindasan.
“Saya tidak menyesal atau merasa bersalah atas posisi saya. Saya tidak menjauhkan diri dari apa yang saya katakan dan saya berdiri, hari ini dan selalu sampai nafas terakhir saya, demi kemanusiaan dan kaum tertindas,” tulis El-Ghazi di akun Instagram-nya.
Di akhir pesan, pemain yang musim lalu membela PSV Eindhoven ini meminta agar orang-orang tidak terus tinggal diam dan bersama-sama menyerukan agar pembunuhan di Gaza dihentikan saat ini juga.
Klarifikasi ini menjadi penegasan El-Ghazi terkait posisinya dalam konflik Israel-Palestina, yang nampaknya secara khusus ditujukan kepada pihak Mainz yang mengklaim bahwa sang pemain telah menyesali tindakannya sebelumnya.
Dikutip dari The Athletic, klarifikasi dari pemain berdarah Maroko tersebut sempat membuat klub yang saat ini berstatus sebagai juru kunci Bundesliga tersebut merasa bingung dan terkejut, dan pada akhirnya memutuskan untuk mengakhiri kerja sama yang baru berjalan sekitar 2 bulan dengan El-Ghazi.