5 Perbedaan Cendol dan Dawet, Sering Dikira Sama!

5 Perbedaan Cendol dan Dawet, Sering Dikira Sama!

Perbedaan cendol dan dawet

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Apakah kamu tahu bahwa cendol dan dawet itu berbeda? Banyak dari kita menganggap bahwa kedua hidangan ini hanya sekadar beda nama. Sebetulnya, apa perbedaan cendol dan dawet sih? Emangnya beneran beda?

Baik cendol maupun dawet identik dengan warna hijau menggoda yang disajikan dengan santan dan gula merah cair. Disajikan dengan es pada saat cuaca panas terik bakal membuat harimu terasa segar kembali, seperti selalu ada solusi untuk setiap persoalan.

Jika dilihat sekilas terlihat sama, memangnya apa saja sih perbedaan antara keduanya?

Yuk simak penjelasan perbedaan cendol dan dawet berikut ini.

Perbedaan Cendol dan Dawet

Asal-usul

Perbedaan pertama antara kedua hidangan lezat, cendol dan dawet adalah asal-usulnya. Cendol dipercaya pertama kali disebut dengan nama dawet pada abad ke 10 dalam prasasti Taji di Ponorogo. Pada abad ke 12 atau ketika masa Kerajaan Kediri, nama cendol kembali ditulis pada naskah Kresnayana.

Pada abad ke 15, saat masa Kesultanan Demak, es cendol mulai tersebar ke beberapa daerah, mulai dari Jawa Tengah hingga Jawa Barat. Selain itu, hidangan ini juga dibawa oleh prajurit Jawa ke Singapura, Malaysia, dan Melaka dengan nama cendol. Berdasarkan literatur sejarah, cendol sendiri berasal dari Sunda, Jawa Barat.

Sementara itu, dawet berasal dari Banjarnegara, Jawa Tengah dan sudah lama dikonsumsi oleh orang Jawa Kuno sama seperti yang tercatat dalam prasasti dan naskah kuno.

Baca Juga: 9 Manfaat Minum Kopi Pahit di Pagi Hari, Kamu Harus Coba!

Variasi

Walaupun kamu sering bertemu dengan cendol dan dawet berwarna hijau menyegarkan, tetapi dawet sendiri ternyata mempunyai lebih banyak variasi. Cendol hanya mempunyai satu warna, yaitu hijau. Sementara itu, dawet bisa berbeda warna tergantung dengan daerah tempat asalnya.

Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa dawet sudah tersebar ke berbagai daerah, mulai dari dalam negeri hingga luar negeri.

Karena itu, muncul banyak varian dawet dengan rasa, warna, hingga topping yang berbeda. Contohnya, dawet jabung dari Ponorogo, dawet ayu dari Banjarnegara, dawet ireng dari Purworejo, dawet mentingan dari Jepara, hingga dawet semarangan dari Semarang.

Bahan Utama Pembuatan Cendol dan Dawet

Ketika melihat warna cendol dan dawet yang biasanya berwarna hijau segar, mungkin kamu akan berpikiran bahwa mereka terbuat dari bahan yang sama. Padahal bahan utama pembuatannya cukup berbeda.

Cendol menggunakan tepung hunkwe atau tepung kacang hijau, sedangkan dawet terbuat dari tepung beras sebagai bahan utama pembuatannya. Namun, warna hijau mereka sama-sama berasal dari pewarna atau secara tradisional diambil dari sari daun pandan atau daun suji.

Walaupun demikian, ada pula dawet berwarna hitam yang pewarnanya terbuat dari abu sekam padi.

Bentuk dan Tekstur

Perbedaan cendol dan dawet selanjutnya bisa dilihat dari bentuk dan tekstur. Jika dilihat secara sekilas memang bentuknya terlihat sama, padahal mereka cukup berbeda karena menggunakan alat yang berbeda pula.

Biasanya cendol lebih lonjong jika dibandingkan dengan dawet. Ini karena cendol menggunakan tepung hunkwe dengan alat mesin pencetak khusus. Alat mirip dengan gelas yang bagian bawahnya terdapat beberapa lubang kecil.

Sementara itu, dawet mempunyai bentuk yang memanjang dengan bagian ujung sedikit runcing. Bentuk ini dipengaruhi oleh alat pembuatan berupa saringan besi.

Adapun tekstur antara keduanya juga mempunyai perbedaan karena dibuat dari bahan yang berbeda. Cendol menawarkan tekstur yang kenyal karena menggunakan tepung hunkwe, sedangkan dawet teksturnya lebih lembut dan halus.

Cara Membuat

Bahan, alat pembuatan, hingga bentuk dan tekstur yang berbeda berarti cara pembuatan antara keduanya juga tidaklah sama. Berikut ini adalah cara pembuatan atau resep cendol dan dawet yang bisa kamu coba di rumah, yaitu:

Resep Membuat Cendol

Bahan:

  • 100 gram tepung hunkwe
  • 50 gram tepung tapioka atau kanji
  • 1 sdm Nutrijel plain
  • 1 sdm gula pasir
  • garam secukupnya
  • 500 ml air pandan yang terbuat dari 10 lembar daun

Cara membuat:

  1. Campurkan tepung hunkwe, tepung tapioka, Nutrijel, gula, garam, dan air pandan ke dalam panci.
  2. Masak adonan dengan api sedang hingga matang mengental, lalu matikan api.
  3. Pindahkan adonan ke dalam cetakan. Kamu bisa pakai cetakan khusus cendol atau membuatnya sendiri dari plastik segitiga.
  4. Cetak dengan teteskan adonan ke air es atau air hangat.
  5. Hidangkan cendol bersama air santan dan gula merah cair. Kamu juga bisa menambahkannya dengan berbagai topping, seperti nangka, ketan, hingga es serut.

Resep Membuat Dawet

Bahan:

  • 100 gram tepung beras
  • 4 sdm tepung tapioka
  • 500 ml air rebusan pandan
  • 1 sdm gula pasir
  • garam secukupnya

Cara membuat:

  1. Masak tepung beras, tapioka, gula, garam, dan air pandan sampai matang.
  2. Setelah mengental, angkat dan dinginkan.
  3. Cetak adonan dawet menggunakan saringan besi dan siapkan air es di bagian bawahnya.
  4. Jika sudah, hidangkan dawet bersama air santan yang gurih dan gula merah cair.
  5. Berikan es batu atau topping lainnya agar terasa lebih segar

Setelah mengetahui 5 perbedaan cendol dan dawet, kira-kira kamu lebih suka yang mana nih? Cendol atau dawet? Atau cendol dawet saja yang tidak pakai ketan?

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel