Sediksi.com – Gunung Marapi Sumbar mengalami erupsi pada Minggu (3/12) sore. Erupsi Gunung Marapi Sumbar terjadi di wilayah Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar.
Ada sejumlah fakta yang terjadi saat erupsi Gunung Marapi Sumbar tersebut terjadi. Sediksi telah merangkum beberapa fakta erupsi Gunung Marapi Sumbar, berikut ini.
Suara Dentuman Keras
Saat Gunung Marapi itu erupsi, terdengar suara dentuman keras. Bahkan, suara dentuman itu terdengar hingga ke Bukittinggi.
Ada beberapa warga mulanya mengira bahwa suara tersebut gempa tetapi, saat keluar rumah barulah mereka mengetahui bahwa terjadi erupsi Gunung Marapi Sumbar.
Kepala Pos PGA Marapi, Ahmad Rifandi menyampaikan bahwa telah terjadi erupsi Gunung Marapi sebanyak sembilan kali sepanjang Minggu kemarin.
Berdasarkan informasinya, erupsi Gunung Marapi itu disertai dengan dentuman yang keras juga hujan abu dan materian bebatuan.
Para Pendaki Terjebak dan Ada yang Meninggal
Dilaporkan kantor SAR Padang bahwa saat erupsi berlangsung ada 75 pendaki yang berada di Gunung Marapi.
Sementara, melansir dari CNN Indonesia, ada 11 pendaki yang tewas dalam erupsi Gunung Merapi tersebut. Disebutkan 3 diantaranya telah berhasil dievakuasi ke posko lapangan.
Hal tersebut disampaikan dalam keterangan dari kantor SAR Kota Padang. Selanjutnya, ketiga korban yang meninggal dunia itu dibawa ke RSUD Dr. Achmad Muchtar untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Tim evakuasi saat ini sedang berusaha mencari kedelapan pendaki untuk bisa segera dibawa ke rumah sakit.
Selain korban tewas, ada 3 orang pendaki yang ditemukan selamat. Satu pendaki sudah dievakuasi dan berada di rumah sakit. Sementara, sisanya masih dalam proses evakuasi untuk menuju posko.
Lebih lanjut, ada 12 pendaki yang sampai saat ini dinyatakan belum ditemukan.
Terjadinya Hujan Abu dan Batu
Erupsi Gunung Marapi membuat terjadinya hujan abu vulkanik di wilayah Nagari Lasi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Tim Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam, Ade Setiawan menyebut bahwa hujan abu vulkanik itu terjadi dengan intensitas tinggi hingga membuat kondisi Nagari Lasi cukup pekat dan gelap.
Usai erupsi itu berlangsung, tim BPBD Kabupaten Agam bersama PMI langsung datang ke lokasi untuk membagikan masker dan mengimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah karena intensitas hujan abu vulkanik yang tinggi dan berdampak pada kesehatan.
Sementara, hujan abu vulkani dengan intensitas rendah dengan durasi yang tidak lama terjadi di Kecamatan Sungai Pua.
Terjadinya erupsi di Gunung Marapi Sumbar ini tidak hanya hujan abu vulkanik saja tetapi, ada beberapa wilayah yang juga terkena hujan abu disertai batu.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Film Pendakian Gunung Ekstrim
Berdampak di 14 Kecamatan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam, Sumbar mencatat ada 14 dari 16 kecamatan yang berdampak hujan abu dan batu usai erupsi Gunung Marapi.
Ada sepuluh kecamatan yang terdampak hujan abu yakni Kecamatan Banuhampu, Baso, Tilatang Kamang, Tanjung Raya, Matur, Ampek Kroto, Lubuk Basung, Pelembayan, Kamang Magek, dan Tanjung Mutiara.
Sedangnkan, empat kecamatan lainnya terdampak hujan abu disertai batu yakni Kecamatan Sungai Pua, Canduang, Ampek Angkek, dan Malalak.
Dua kecamatan yang tidak terdampak dari erupsi Gunung Marapi yaitu Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari.
Berstatus Waspada
Erupsi Gunung Marapi Sumbar yang terjadi pada Minggu kemarin, berada pada status Waspada atau Level II.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pengunjung/wisatawan tidak diperkenankan mendaki atau beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah atu puncak.