Sediksi.com – Greg Akcelrod mempunyai impian menjadi pesepak bola profesional. Namun, ia punya masalah. Ia tidak berbakat dalam olahraga ini.
Faktanya, dia sangat buruk sampai-sampai ayahnya melarangnya bermain sepak bola ketika dia berusia 10 tahun. Akan tetapi, Akcelrod tidak menyerah.
Ia menyusun rencana licik untuk mengelabui dunia sepak bola agar percaya bahwa ia adalah pemain bintang di Eropa.
Lalu, bagaimana kisah pria asal Prancis ini mencoba mengelabuhi berbagai klub profesional? Berikut kisah Greg Akcelrod, pesepak bola gadungan yang nyaris menipu Eropa.
Siapa Greg Akcelrod?
Sebelum memasuki kisah penipuan yang dilakukan Akcelrod, mari kita berkenalan dulu dengan orang satu ini.
Greg Akcelrod lahir di Paris, Prancis, pada 17 September 1982. Neneknya merupakan tunangan dari aktor pemenang Oscar asal Prancis, Maurice Chevalier.
Akcelrod menyukai sepak bola sejak masih kecil, tapi dia tidak terlalu berbakat dalam olahraga ini. Saat berusia 10 tahun, ia memainkan pertandingan pertamanya di hadapan ayahnya sendiri.
Sayangnya, laga itu berakhir dengan kekalahan timnya 4-0. Akcelrod, dalam sebuah wawancara dengan Sportsmail, mengenang hal ini.
“Saya memainkan pertandingan pertama saya di depan ayah saya pada usia 10 tahun. Laga itu serasa seperti final Liga Champions.
“Kami bermain melawan tim tangguh dan kami kalah 4-0. Sepulang dari pertandingan, ayah saya berkata, “Greg, aku sangat kesal. Kamu bermain sangat buruk. Kamu sangat malas. Aku tidak ingin melihatmu lagi di lapangan sepak bola”
“Saya terkejut mendengarnya. Berkumpul bersama teman-temank di lapangan sepak bola adalah momen terbaik dalam mingguku.”
Akcelrod sendiri memang sangat mencintai olahraga kulit bundar. Ia tumbuh mengidolakan pemain-pemain seperti George Weah dan Zinedine Zidane. Ia juga mengidolakan klub kota kelahirannya, Paris Saint-Germain.
Kisah Greg Akcelrod Mencoba Menipu Klub Profesional
Di antara usia 10 sampai 18 tahun, ayah Akcelrod melarang anaknya bermain sepak bola. Meskipun saat itu hanya bisa bermain bola di halaman belakang rumahnya, ia tidak pernah mengubur mimpinya untuk menjadi pesepak bola profesional, utamanya karena ingin membuktikan bahwa ayahnya salah karena sudah meremehkannya.
Suatu hari, Akcelrod mendapat ide untuk mewujudkan mimpinya ini. Ia memutuskan untuk membuat persona palsu, situs web palsu, dan CV palsu. Ia berpura-pura menjadi pemain Paris Saint-Germain.
Hal ini sebenarnya bukan sepenuhnya kebohongan. Ia memang bermain untuk PSG, namun untuk tim amatir mereka yang berada di kasta terbawah sepak bola Prancis. Akcelrod sendiri bahkan menyebut kasta tersebut sebagai yang terburuk di Prancis.
Dikutip dari Daily Mail, Akcelrod saat itu menyalin dan menempelkan laporan pertandingan dari surat kabar L’Equipe dan menghapus nama striker bintang klub—seperti Nicolas Anelka—lalu menggantinya dengan namanya sendiri.
Ia juga berhasil masuk ke stadion PSG, Parc des Princes, dan mengambil foto dirinya sambil mengenakan seragam klub. Hal ini dapat terwujud berkat bantuan temannya yang bekerja di toko klub.
Di periode ini, Akcelrod sudah meninggalkan rumah demi mengejar impiannya. Di usia 19 tahun, ia bekerja di McDonalds dan tinggal di sebuah flat kecil di Prancis.
Akcelrod kemudian mengirim CV palsunya itu ke beberapa klub profesional di Inggris serta ke berbagai penjuru Eropa. Chelsea, Manchester City, dan Arsenal langsung menolaknya.
Tetapi, tim divisi 2, Swindon Town, sempat menawarinya untuk mengikuti trial.
“Di hari pertama trial, saya merasa sangat tidak fit, baik secara fisik maupun taktik, sehingga saya seperti tersesat. Dalam pertandingan latihan, kiper melepaskan bola panjang. Saya mencoba menyundulnya tetapi bola malah mengenai wajah saya. Semua orang tertawa,” kenang Akcelrod dikutip dari Daily Mail.
Terlepas dari bakatnya yang kurang, kegigihan Akcelrod membuat pelatih Andy King memberinya kesempatan kedua selama 20 menit. Namun, tidak ada kontrak yang ditawarkan.
Selain Swindon, tim Inggris lain, Bournemouth, juga sempat menawarinya trial selama satu minggu. Akcelrod bahkan sempat mencetak satu gol di laga persahabatan pada 2007.
Swindon kemudian kembali memberinya kesempatan di laga persahabatan mereka, dan ia bahkan sempat mencetak dua gol di Country Ground, markas Swindon. Namun, pelatih tim saat itu, Paul Sturrock, menolak untuk membawanya ke dalam skuad.
Penampilan Akcelrod di laga tersebut kemudian membuat Norwich City ikut menawarinya kesempatan trial. Sayangnya, ia tampil buruk dalam laga persahabatan tim cadangan The Canaries.
Meskipun berulang kali ditolak, Akcelrod sebenarnya sempat memperoleh tawaran kontrak profesional dari sebuah klub asal Luxemburg, namun ia tolak karena merasa kontrak tersebut terlalu kecil.
Upaya Greg Akcelrod Nyaris Berhasil
Upaya Greg Akcelrod menipu klub profesional di Eropa nyaris membuahkan hasil pada musim panas 2009. Saat itu, klub ternama Bulgaria, CSKA Sofia, terperdaya oleh CV palsu sang pemain amatir asal Prancis ini.
Klub yang baru saja mengamankan tiket Liga Champions tersebut kemudian menawarkan kontrak profesional berdurasi 3 tahun dengan gaji sebesar 15 ribu Pounds per bulan kepada Akcelrod, yang tentu saja langsung ia terima.
“Saya melakukan trial selama 2 hari dan pada hari Minggu pelatih memberi tahu agen saya bahwa dia ingin mengontrak saya.
“Mereka mengambil foto saya dengan seragam resmi CKSA. Saya kemudian menandatangani kontrak dan mereka mempublikasikannya di situs CSKA,” ungkap Akcelrod.
Namun, mimpi yang sudah di depan mata tersebut kemudian sirna. Akcelrod mengungkapkan bahwa salah seorang penggemar CSKA Sofia menghubungi forum online para penggemar PSG dan menanyakan pendapat mereka soal Greg Akcelrod.
Para penggemar PSG tentu saja tidak mengenal Akcelrod. Mereka kemudian mengecek website sang pemain dan mengatakan bahwa ia adalah pemain palsu.
Penggemar CSKA tersebut kemudian menghubungi para jurnalis di Sofia dan akhirnya beredar kabar bahwa CSKA Sofia akan mendatangkan pesepak bola gadungan.
Akhir Kisah Greg Akcelrod Mencoba Menipu Klub Profesional
Terungkapnya siapa Greg Akcelrod sebenarnya kemudian membuat CSKA Sofia segera membatalkan kontraknya dan ia diminta untuk segera pulang ke Prancis.
Sang pemain profesional gadungan ini sendiri masih sempat mencoba peruntungan dengan menjalani trial di Yunani, Kuwait, dan Kanada. Ia bahkan sempat bermain selama setahun untuk klub Mississauga Eagles di liga Kanada.
Setelahnya, Akcelrod pun mengakhiri upayanya untuk dapat menjadi pesepak bola profesional. Namun, pria berusia 41 tahun ini tidak meninggalkan dunia kulit bundar sepenuhnya.
Ia saat ini diketahui menjadi agen untuk para pemain muda yang mencoba masuk ke dalam akademi sepak bola, namun tentu saja, bukan dengan cara yang pernah ia lakukan.