Sediksi.com – Korea Utara dikabarkan telah menghancurkan Monumen Reunifikasi Antar-Korea, monumen yang didirikan untuk menyimbolkan harapan unifikasi dengan Korea Selatan.
Dugaan ini pertama kali dikabarkan oleh NK News, media berbahasa Inggris yang fokus memberitakan Korea Utara (Korut) pada 23 Januari 2024. Mereka menemukan monumen tersebut menghilang dari citra satelit.
Sebelumnya pada awal bulan Januari ini Kim Jong Un, pemimpin tertinggi Korut memang sudah memerintahkan penghancuran monumen ini seiring memburuknya hubungan kedua negara yang merupakan ulahnya sendiri.
1. Monumen tidak ditemukan di citra satelit
Monumen Reunifikasi Antar-Korea yang terletak di Pyongyang, ibu kota Korut ini menghilang dari hasil citra satelit yang gambarnya diambil oleh Planet Labs dalam resolusi medium pada Selasa pagi.
Dilansir dari NK News, monumen tersebut diduga sudah dihancurkan sejak 22 Januari 2024. Sayangnya, informasi ini belum bisa dibuktikan karena hasil citra satelit pada tanggal tersebut kabur atau tidak jelas.
Sedangkan gambar terakhir monumen yang tertangkap jelas didapatkan pada 19 Januari 2024.
Namun akhirnya dugaan tersebut dikonfirmasi oleh Kementerian Unifikasi Korsel yang bertugas mempromosikan unifikasi kedua negara tersebut sebagai benar pada 24 Januari 2024.
Bahwa Monumen Reunifikasi Antar-Korea memang sudah dihancurkan oleh Korut.
Baca Juga: 6 Fakta dan Rumor Tergila Kim Jong Un
2. Kim Jong Un sebut monumen tersebut merusak pemandangan
Pada 15 Januari 2024, Kim Jong Un menyebut Monumen Reunifikasi Antar-Korea merusak pemandangan dalam rapat Majelis Rakyat Tertinggi (MRT).
Dia juga memerintahkan agar monumen tersebut “sepenuhnya dihilangkan untuk menghilangkan sepenuhnya konsep-konsep seperti ‘reunifikasi’, ‘rekonsiliasi’ dan ‘saudara sebangsa’ dari sejarah nasional Republik kita.”
Pernyataannya tersebut berkaitan dengan rencana barunya untuk mengubah konstitusi Korut agar mengakui Korea Selatan (Korsel) sebagai musuh utama.
Yang dengan demikian menandakan penyimpangan dari kebijakan resmi yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Kebijakan yang menekankan pada penyatuan kembali antara negara-negara Utara yang otokratis dengan negara-negara Selatan yang demokratis.
3. Makna Monumen Reunifikasi Antar-Korea
Diselesaikan pada tahun 2001, Monumen Reunifikasi Antar-Korea diselesaikan pada tahun 2001 menggambarkan dua wanita yang mewakili masing-masing negaranya sedang memegang Semenanjung Korea.
Deskripsi tersebut sebenarnya tercantum dalam situs web resmi Korut, Naenara yang sudah dihapus.
“Ini menyoroti bahwa Korea adalah bangsa yang homogen dengan satu wilayah, satu darah dan satu bahasa sejak zaman kuno, dan bahwa semua warga negara harus ikut serta dalam perjuangan untuk reunifikasi nasional, sesuai dengan tiga piagam,” kata halaman tersebut dimana monumen ini juga bisa disebut sebagai Monumen Piagam Tiga Poin Reunifikasi Nasional.
Dan dengan penghancuran monumen ini, sangat jelas sekali bahwa Korut serius dengan rencananya untuk menghapuskan harapan reunifikasi kedua negara.
Semenanjung Korea terbagi menjadi dua negara yaitu Korut dan Korsel sejak tahun 1945 yang semakin memperkuat status keduanya sebagai negara berdaulat dalam Perang Korea dari tahun 1950 hingga 1953.
Dalam beberapa pemberitaan dan analisis, Kim Jong Un bahkan sudah diberitakan sedang menyiapkan perang.
Hal ini didukung dengan sikapnya yang selama beberapa waktu belakangan memprovokasi Korsel yang dalam pembelaannya, negara tetangganya lah yang memprovokasi lebih dulu.
4. Isi Piagam Tiga Poin Reunifikasi Nasional
Berikut ini isi dari Piagam Tiga Poin Reunifikasi Nasional.
- Pertama, reunifikasi nasional harus dicapai secara mandiri tanpa bergantung pada kekuatan luar dan bebas dari campur tangan pihak luar.
- Kedua, persatuan nasional yang besar harus dibina dengan mengatasi perbedaan ide, kesepakatan dan sistem.
- Ketiga, reunifikasi nasional harus dicapai dengan cara damai tanpa menggunakan senjata.
Baca Juga: Kim Jong Un Tiba di Rusia, Ada Apa?
5. Selanjutnya, hancurkan jalur rel inter-Korea
Monumen Reunifikasi Antar-Korea bukan satu-satunya monumen yang menjadi simbol harapan unifikasi antara Korut dan Korsel, jalur rel inter-Korea juga menjadi simbol lain yang terancam ikut dihancurkan.
Dalam rapat yang sama pada 15 Januari 2024, Kim Jong Un juga menyebut akan menghancurkan jalur rel lintas wilayah yang menghubungkan kedua negara tersebut, yang sudah dioperasikan sejak tahun 1800-an.
Tidak hanya sampai situ karena Kim Jong Un juga berencana menghancurkan semua yang menyimbolkan harapan agar kedua negara bersatu kembali yang terletak di perbatasan wilayah untuk menghapus sisa-sisa masa lalu.