Megatherium: Kukang Terbesar dalam Sejarah yang Menghuni Amazon Prasejarah

Megatherium: Kukang Terbesar dalam Sejarah yang Menghuni Amazon Prasejarah

Kukang Terbesar dalam Sejarah

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Dalam lipatan sejarah, tersembunyi kisah tentang makhluk raksasa yang pernah menghuni Bumi. Bukan dinosaurus, bukan mammoth berbulu, tetapi seekor kukang, atau sloth, dengan ukuran yang melebihi gajah.

Inilah Megatherium, Kukang terbesar dalam sejarah, sang raksasa yang pernah menguasai Amazon ribuan tahun yang lalu. Kukang terbesar dalam sejarah ini menjelajahi Amerika Selatan selama 5,3 juta tahun sebelum punah, walaupun penduduk asli mengklaim pernah melihat makhluk sejenis di hutan hujan Amazon hingga hari ini.

Megantherium merupakan salah satu mamalia darat terbesar yang pernah ada di muka bumi ini, mendominasi padang rumput selatan benua dan daerah berhutan ringan yang menjadikannya raja mamalia selama ribuan tahun lamanya.

Kukang Terbesar dalam Sejarah (Megatherium)

Megatherium: Kukang Terbesar dalam Sejarah yang Menghuni Amazon Prasejarah - Megatherium Skeleton
Image from Wikipedia

Megatherium, kukang terbesar dalam sejarah kira-kira seukuran dengan gajah, adalah salah satu mamalia darat terbesar yang pernah ada. Makhluk ini mendominasi padang rumput dan area hutan di benua Amerika Selatan selama ribuan tahun sebelum akhirnya punah.

Namun, penemuan fosil Megatherium – tapi itu tidak segera diketahui fosil apa – pada tahun 1788 oleh arkeolog bernama Manuel Torres membuka kembali lembaran sejarah tentang makhluk raksasa ini.

Fosil yang ditemukan di tepi Sungai Luján, Argentina timur, ini kemudian dikirim ke Museo Nacional de Ciencias Naturales di Madrid, Spanyol untuk dipelajari lebih lanjut.

Di Museum Nasional ini, fosil tersebut dirakit menjadi rangkaian paling mungkin dan dipasang untuk dipajang. Seorang karyawan museum tersebut juga membuat sketsa menyeluruh tentang hewan ini untuk mempelajarinya.

Paleontolog Prancis terkemuka, Georges Cuvier, tertarik dengan sketsa makhluk ini dan menggunakannya untuk mengeksplorasi anatomi dan taksonomi Megatherium. Dalam makalahnya yang diterbitkan pada tahun 1796, Cuvier berhipotesis bahwa Megatherium adalah kukang raksasa, mungkin leluhur dari kukang modern.

Awalnya, Cuvier percaya bahwa Megatherium menggunakan cakarnya untuk memanjat pohon seperti kukang modern. Namun, ia kemudian mengubah teorinya dan berhipotesis bahwa kukang ini terlalu besar untuk memanjat pohon dan kemungkinan besar menggunakan cakarnya untuk menggali lubang dan terowongan bawah tanah.

Dengan penjelasan ini, gambaran tentang Megatherium mulai terbentuk; seekor kukang terbesar dalam sejarah seukuran gajah, dengan cakar raksasa dan kuat, yang hidup sebagian besar di dan di bawah tanah.

Megatherium: Kukang Terbesar dalam Sejarah yang Menghuni Amazon Prasejarah - Megatherium NT small 5b5eed2bc9e77c0025d39742
Image from ThoughtCo

Dengan studi lebih lanjut, para ilmuwan mulai menemukan habitat, makanan, dan siklus reproduksi Megatherium, dan gambaran tersebut menjadi semakin jelas.

Ahli paleontologi Prancis lainnya François Jules Pictet de la Rive, sering disebut Pictet ini mempertimbangkan hipotesis lain, karena hipotesis sebelumnya yang menyebut bahwa kukang ini hidup untuk menggali tanah karena hanya cakarnya yang besar itu terlalu tidak masuk akal.

Kenapa tidak masuk akal, karena hal ini mengingat bagaimana populasi makhluk ini dapat merusak lanskap, serta hipotesis lain dari ahli geologi Inggris Wiliiam Buckland membayangkan Megatherium ini sebagai hewan yang menggali tanah untuk mencari akar.

Mengutip dari laman National Geographic, dari tulisan The Majestic Megarherium, satu-satunya hipotesis yag dapat diterima adalah bahwa Megatherium ini adalah hewan darat yang menggunakan cakarnya yang besar untuk merobek dahan atau bahkan menumbangkan pohon, dan mungkin duduk bersandar pada ekornya untuk mengunyah dedaunan dan dahan pohon.

Diperkirakan hewan raksasa satu ini hidup dalam kelompok besar seperti gajah, meskipun fosil individu telah ditemukan di lokasi terpencil seperti gua.

Mereka melahirkan anak seperti mamalia pada umumnya dan kemungkinan besar terus hidup dalam kelompok keluarga hingga anak-anak mereka dewasa.

Megatherium ini hidup dengan tenang, karena pada masanya tidak ada predator yang lebih besar darinya, dan kemungkinan para kukang ini bisa membunuh hewan lainya dengan mudah.

Selain itu, mereka juga bukanlah pemakan yang pemilih. Herbivora raksasa ini tidak perlu bersaing dengan mamalia yang lebih kecil untuk mendapatkan makanan, karena mereka memiliki keunggulan dalam hal ketinggian dan mendapatkan makanan dari jarak yang tidak dapat dijangkau oleh mamalia yang lebih kecil.

Itulah dia ulasan tentang Megatherium, kukang terbesar dalam sejarah sang raksasa yang pernah menguasai Amazon, adalah bukti nyata dari keanekaragaman kehidupan di masa lalu.

Meski telah punah, jejak-jejak keberadaannya masih bisa kita temui dalam fosil-fosil yang tersebar di berbagai belahan dunia. Kisah Megatherium mengingatkan kita bahwa di balik setiap fosil, terdapat sebuah cerita tentang kehidupan yang pernah ada di Bumi.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel