Sediksi.com – Baru saja dilaksanakan debat Cawapres yang pertama, bagi kamu yang mengikutinya, debat kali ini cukup seru karena menyajikan banyak pembahasan yang menarik untuk dibahas, dari ketiga Cawapres, ada satu yang cukup menonjol, yakni Gibran.
Gibran disorot karena banyak kata-katanya yang dibawa dalam debat Cawapres itu terdengar asing, kata-kata seperti “blockchain”, “Cybersecurity”, “Hilirisasi Digital”, “Crypto”, “Carbon Capture and Storage” hingga “SGIE”, ini dinamakan buzzword, apa itu buzzword?
Penasaran dengan artinya? Dan kenapa sih kok buzzword ini dipakai oleh Gibran dalam debat maupun kampanye, apa memang se-efektif itu untuk dipakai dalam kampanye? Mari kita bahas lebih dalam.
Apa itu buzzword?
Secara sederhana menjawab apa itu buzzword, adalah istilah atau frasa yang populer atau trendi dalam suatu bidang, topik, atau komunitas atau dalam suatu periode tertentu.
Buzzword bisa berasal dari berbagai sumber, seperti media, politik, bisnis, teknologi, seni, budaya, atau bahkan kehidupan sehari-hari. Ini bisa berupa singkatan, akronim, neologisme, eufemisme, metafora, atau kata-kata yang sudah ada yang diberi makna baru.
Mengutip dari Merriam Webster, buzzword ini merupakan kata atau frasa yang terdengar penting, biasanya teknis, sering kali tidak bermakna, digunakan terutama untuk mengesankan orang awam.
Jadi memang, buzzword itu digunakan untuk menarik perhatian, mempengaruhi opini, atau menunjukkan kepemilikan atas suatu ide. Buzzword sering kali bersifat ambigu, kontroversial, atau provokatif, sehingga memicu diskusi, debat, maupun kritik.
Buzzword memiliki beberapa ciri khas, antara lain:
Menggambarkan sesuatu yang terkesan baru, inovatif, atau penting
Buzzword sering kali digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berbeda, unik, atau menarik dari hal-hal yang sudah ada.
Hal ini memang bisa menjadi cara untuk mengekspresikan ide, konsep, atau fenomena yang belum ada sebelumnya, atau yang sedang berkembang pesat.
Contoh: “artificial intelligence”, “cryptocurrency”, “quantum computing”.
Membuat kesan positif, negatif, atau netral
Buzzword sering kali digunakan untuk mempengaruhi opini, sikap, atau perilaku orang lain terhadap sesuatu.
Buzzword bisa menjadi cara untuk memuji, mengkritik, atau menyampaikan informasi tentang sesuatu. Contoh: “sustainable”, “disruptive”, “fake news”.
Menunjukkan identitas, afiliasi, atau otoritas
Sering kali juga digunakan untuk menunjukkan kepemilikan, keterlibatan, atau keahlian atas sesuatu. Buzzword bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa seseorang adalah bagian dari suatu kelompok, komunitas, atau bidang tertentu, atau bahwa seseorang memiliki pengetahuan, pengalaman, atau kredibilitas tentang sesuatu. Contoh: “agile”, “feminist”, “guru”.
Contoh dari buzzword
Dari pembahasan apa itu buzzword di atas, kata-kata ini sebenarnya bisa ditemukan di berbagai bidang, topik, atau komunitas.
Misal ini ada beberapa contoh buzzword yang populer atau trendi dalam beberapa tahun terakhir, yang beberapa juga dipakai oleh Gibran dalam kampanye maupun dalam debat Cawapres semalam (Jumat, 22/12) beserta makna dan konteksnya:
Blockchain
Kata yang satu ini memang lagi marak diperbincangkan beberapa tahun belakangan, entah dari sisi inovasinya hingga kontroversinya.
Blockchain adalah sistem penyimpanan data yang terdistribusi, terenkripsi, dan tahan manipulasi, yang digunakan untuk mencatat transaksi digital, seperti cryptocurrency.
Kata yang satu ini menjadi buzzword karena dianggap sebagai teknologi yang revolusioner, transparan, dan aman, yang bisa mengubah berbagai sektor, seperti keuangan, logistik, kesehatan, dan lain-lain.
Metaverse
Lalu ada metaverse, yaitu dunia virtual yang terhubung dengan dunia nyata, di mana orang bisa berinteraksi, bermain, belajar, bekerja, dan berkreasi dengan menggunakan avatar, objek, atau lingkungan digital.
Kata yang satu ini memang lagi ngetrend beberapa tahun belakangan, karena memang pengaruh dari pemilik Facebook yang turut meramaikannya.
Metaverse menjadi buzzword karena dianggap sebagai masa depan dari internet, media sosial, dan hiburan, yang bisa memberikan pengalaman yang lebih imersif, kreatif, dan inklusif.
Woke
Woke adalah sikap atau kesadaran terhadap isu-isu sosial, politik, atau budaya yang berkaitan dengan ketidakadilan, diskriminasi, atau penindasan.
Woke ini dianggap sebagai nilai atau gerakan yang progresif, empatik, dan berani, yang bisa digunakan untuk memperjuangkan hak, kesetaraan, dan keberagaman.
SGIE (State of the Global Islamic Economy)
Juga yang sedang hangat diperbincangkan ada SGIE. Sebagai konteks, kata atau singkatan ini tiba-tiba rame diperbincangkan karena Gibran saat sesi tanya jawab antar Cawapres dengan Cak Imin, melontarkan pertanyaan;
“Sebagai Ketua Umum PKB, saya yakin Gus paham masalah ini, bagaimana langkah Gus menaikkan peringkat Indonesia di SGIE?” tanya Gibran.
Sontak ramai karena singkatan ini memang tidak umum, juga Gibran tidak memberikan arti atu kepanjangan. Terlebih reaksi dari Cak Imin yang membalas juga tidak mengetahuinya atau tidak paham.
“SGIE itu apa, saya belum pernah dengar” jawab Cak Imin.
Ya namanya juga politik, pasti hal semacam ini akan jadi bola liar yang diperbincangkan oleh para pendukung maupun lawannya.
Kembali ke pembahasan apa itu SGIE, jadi ini adalah singkatan dari State of the Global Islamic Economy, yaitu merupakan data terkait pengembangan ekosistem ekonomi Syariah global.
Jadi memang Indonesia menurut The Global Islamic Economy Indicator dalam SGIE Report 2022 yang dirilis DinarStanard, menempati peringkat keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Dalam laporan tersebut, Indonesia disebut mampu mempertahankan posisi keempat dunia dalam hal pengembangan ekosistem Syariah yang kuat dan sehat.
Itulah dia ulasan tentang apa itu buzzword, ini memang fenomena yang menarik untuk diamati dan dipelajari, karena buzzword mencerminkan perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam masyarakat, budaya, dan dunia.
Buzzword juga bisa menjadi alat yang berguna untuk berkomunikasi, berpendapat, atau berinovasi, asalkan digunakan dengan tepat dan bertanggung jawab.
Namun, buzzword juga bisa menjadi sumber masalah (perdebatan), jika digunakan dengan salah atau sembarangan. Buzzword bisa menimbulkan kesalahpahaman, kebingungan, atau konflik, jika digunakan tanpa definisi, konteks, atau bukti yang jelas.
Memang muncul beragam reaksi dari publik, utamanya memang menjadi pembahasn di media sosial. Dari sisi pro, menilai bahwa apa yang dilakukan Gibran ini sah-sah saja dan juga bisa menjadi strategi yang ampuh dalam debat.
Banyak yang menilai seperti “ya namanya juga debat, pasti lawan akan mencari celah untuk menyerang”.
Lalu dari sisi kontra, menilai apa yang dilakukan Gibran dengan melontarkan buzzword, singkatan yang tidak umum tanpa memberi keterangan lanjutan tadi kepada Cak Imin hanya terkesan seperti untuk mendapatkan image pintar, superior dari orang awam, sedang substansinya gaada.
Jadi gimana penilaianmu tentang buzzword ini?