Sediksi.com – Pemanasan global adalah salah satu ancaman terbesar bagi kehidupan di bumi. Menurut World Meteorological Organization (WMO), suhu rata-rata permukaan diperkirakan akan naik hingga 1,5°C atara tahun 2023-2027 jika tidak ada tindakan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Untuk mengatasi masalah pemanasan global, salah satu solusi yang menjanjikan adalah teknologi carbon capture and storage (CCS). Apa itu carbon capture and storage?
Singkatnya CCS adalah proses untuk menangkap CO2 dari sumber emisi besar, mengangkutnya ke tempat penyimpanan yang aman, dan menyimpannya di dalam tanah atau memanfaatkannya.
Ini adalah upaya untuk menekan efek gas rumah kaca, karena salah satu penyebab utama pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2), yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara, minyak, dan gas.
Dengan demikian, CO2 dapat dikurangi dari atmosfer dan tidak mencemari lingkungan. Selengkapnya pembahasan apa itu carbon capture and storage akan diulas di bawah ini.
Apa Itu Carbon Capture and Storage
Seperti yang telah dibahas dengan singkat di atas mengenai apa itu carbon capture and storage (CSS), mengutip dari Investopedia, penangkapan carbon ini mengacu pada berbagai teknik yang digunakan untuk menjebak karbon dioksida yang dihasilkan oleh pembangkit listrik dan fasilitas industri lainnya.
Dilansir dari The Guardian, langkah pertama dalam melakukan ini adalah dengan memasang cerobong asap pabrik dengan dengan penyaring pelarut, yang memerangkap emisi karbon sebelum keluar.
Gas kemudian dapat disalurkan ke lokasi-lokasi di mana gas tersebut dapat digunakan atau disimpan, sebagian besar memang karbon dioksida akan disuntikkan jauh di bawah tanah- tempat asal bahan bakar gas fosil- untuk disimpan di tempat yang tidak dapat berkontribusi terhadap krisis iklim.
Namun, sebagian lagi memang dapat digunakan untuk membuat plastic, menanam tanaman greenhouse atau bahkan minuman bersoda berkarbonasi.
Lalu kenapa ini penting? Menurut Badan Energi Internasional (IEA), dikutip dari The Guardian, proyek CCS ini dapat mengurangi emisi karbon dioksida global hampir seperlima dan mengurangi biaya untuk mengatasi krisis iklim sebesar 70%.
Salah satu alasan utama mengapa CCS ini diperlukan adalah karena industri berat- produsen pupuk, pabrik baja, dan pembuat semen – akan sulit dan mahal untuk beradaptasi dengan menggunakan energi yang lebih bersih.
Lalu alasan utama lainnya untuk menggembangkan hal ini adalah karena untuk membuka potensi hidrogen.
Bagaimana Cara Kerja CCS?
CCS terdiri dari tiga tahap utama: pemisahan dan penangkapan CO2, pengangkutan CO2, dan penyimpanan CO2.
Pemisahan dan penangkapan CO2
Pemisahan dan penangkapan karbon dioksida ini dilakukan dengan menggunakan teknologi absorpsi yang sudah cukup lama dikenal oleh kalangan industri.
Teknologi ini memungkinkan CO2 untuk terpisah dari gas buang (flue gas) yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil. Gas buang tersebut kemudian dialirkan melalui pipa atau tanker ke fasilitas penangkapan CO2.
Pengangkutan CO2
Dalam sebagian besar kasus, pabrik penangkap karbon dioksida mungkin tidak terletak di sebelah lokasi penyimpanan, oleh karena itu karbon dioksida perlu diangkut, biasanya menggunakan jaringan pipa khusus.
Operasi tongkang dan pengiriman juga telah disarankan untuk mengirimkan CO2 ke lokasi penyimpanan, pengangkutan ini menggunakan jaringan pipa khusus yang telah diterapkan di industri minyak dan gas, umumnya untuk mendukung operasi EOR.
Penyimpanan
Gas dikompresi hingga mencapai kondisi superkritis di mana densitasnya, mirip dengan air. CO2 superkritis kemudian diinjeksikan ke dalam cekungan sedimen, di mana ia akan disimpan tanpa batas waktu.
Cekungan ini harus berpori dan memiliki permeabilitas yang baik, sehingga memungkinkan penyimpanan CO2 dalam jumlah besar. Hal ini juga mendorong penyebaran CO2 yang disuntikkan ke seluruh formasi batuan.
Apa Manfaat CCS?
Dari penjelasan apa itu carbon capture and storage, dan cara kerja di atas, tentu CCS ini memiliki beberapa manfaat potensial bagi mitigasi pemanasan global, antara lain:
- Mengurangi emisi gas rumah kaca dari sumber-sumber besar seperti pembangkit listrik batubara (PLTU), pembangkit listrik tenaga uap gas (PLTG), dan pembangkit listrik tenaga uap air (PLTA).
- Meningkatkan nilai tambah produk-produk industri seperti hidrogen, amonia biru, karbon aktif, dan lain-lain.
- Mendorong pengembangan industri baru yang berbasis energi terbarukan seperti tenaga surya, angin, air tawar, dan biomassa.
- Membuka peluang investasi asing bagi Indonesia sebagai negara penghasil CCS.
Apa Tantangan CCS?
Meskipun memiliki banyak manfaat potensial, CCS juga menghadapi beberapa tantangan teknis, ekonomis, sosial, dan politik. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
- Membutuhkan biaya investasi yang tinggi untuk membangun infrastruktur penangkapan dan penyimpanan.
- Memerlukan teknologi yang lebih canggih dan efisien untuk mengekstraksi dan mengendalikan CO2.
- Menimbulkan risiko keselamatan lingkungan jika terjadi kebocoran atau pelepasan karbon dioksida dari reservoir.
- Menghadapi perbedaan pandangan antara negara-negara maju maupun berkembang tentang tanggung jawab sosial atas emisi pemanasan global.