Sediksi – Banyak orang yang akrab dengan istilah kanibalisme, yang berarti memakan daging manusia lain. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa ada jenis kanibalisme khusus yang dipraktikkan sebagai ritual untuk menghormati orang mati.
Jenis kanibalisme ini disebut endokanibalisme, apa itu endokanibalisme? Praktik ini melibatkan memakan sisa-sisa kerabat atau teman sendiri yang telah meninggal.
Endokanibalisme tidak dimotivasi oleh rasa lapar atau agresi, tetapi oleh cinta dan rasa hormat kepada orang yang telah meninggal, terdengar sangat aneh bukan, dan sangat tak lazim bagi kita, tapi ini beneran ada.
Ini adalah cara untuk menjaga ingatan dan kekuatan hidup orang yang telah meninggal tetap hidup di dalam komunitas. Ini juga merupakan cara untuk mengatasi kesedihan dan mengekspresikan solidaritas dengan keluarga yang berduka.
Dalam artikel ini akan membahas tentang apa itu endokanibalisme, siapa atau suku mana saja yang melakukan ritual ini dan mengapa ini dianggap penting untuk mereka, mari kita bahas.
Apa itu Endoannibalisme?
Secara singkat apa itu endokanibalisme adalah salah satu bentuk antropofagi, yaitu konsumsi manusia oleh manusia. Kata endokanibalisme berasal dari bahasa Yunani “endo”, yang berarti “di dalam”, dan “kanibalisme”, yang berarti “memakan daging manusia”.
Jadi lebih jelasnya tentang apa itu endokanibalisme, mengacu pada konsumsi seseorang dari komunitas yang sama, biasanya sebagai bagian dari upacara pemakaman.
Endokanibalisme juga telah digunakan untuk menggambarkan konsumsi relik, seperti tulang atau abu, dalam konteks pemakaman.
Beberapa budaya percaya bahwa dengan memakan peninggalan orang mati, mereka dapat menyerap kebajikan, kebijaksanaan, atau kekuatan mereka. Sebagai contoh, beberapa orang Mesir kuno memakan sisa-sisa mumi nenek moyang mereka untuk mendapatkan perlindungan.
Bagaimana Endokanibalisme dilakukan?
Gimana? Dari penjelasan apa itu endokanibalisme di atas sudah jelas bukan?, jika masih belum terlalu jelas maka sekarang ini adalah penjelasan bagaimana ritual dilakukan.
Ritual endokanibalisme bervariasi tergantung pada budaya dan konteksnya. Beberapa elemen umum meliputi:
Penyiapan tubuh
Tubuh orang yang telah meninggal dapat dimasak, dipanggang, direbus, diasapi, dikeringkan, atau difermentasi sebelum dikonsumsi.
Terkadang, hanya bagian-bagian tertentu dari tubuh yang dimakan, seperti otak, jantung, atau hati. Di lain waktu, seluruh bagian tubuh dikonsumsi.
Pembagian daging
Daging orang yang meninggal dapat dibagikan kepada seluruh anggota masyarakat, atau hanya kepada kelompok tertentu, seperti kerabat, teman, atau orang yang lebih tua. Terkadang, ada aturan tentang siapa yang boleh makan bagian tubuh yang mana, atau berapa banyak yang boleh dimakan.
Pembuangan sisa makanan
Sisa-sisa jenazah dapat dikubur, dikremasi, diberikan kepada hewan, atau disimpan sebagai peninggalan. Terkadang, ada ritual untuk membersihkan atau menyucikan peserta setelah makan.
Di mana endokanibalisme dipraktikkan?
Endokanibalisme telah dilaporkan di berbagai budaya di seluruh dunia, terutama di masyarakat suku di Afrika, Asia, Oseania, dan Amerika Selatan. Beberapa contohnya antara lain:
Suku Fore di Papua Nugini
Suku Fore mempraktikkan endokanibalisme hingga tahun 1960-an sebagai cara untuk berkabung atas kematian mereka.
Mereka percaya bahwa dengan memakan kerabat mereka yang telah meninggal, mereka dapat mencegah arwah mereka mengembara dan menyebabkan bahaya.
Namun, praktik ini juga menyebabkan wabah penyakit otak fatal yang disebut kuru, yang ditularkan oleh prion dalam daging manusia.
Suku Wari’ di Brasil
Suku Wari’ mempraktikkan endokanibalisme hingga tahun 1980-an sebagai bentuk belas kasihan kepada orang yang telah meninggal.
Mereka percaya bahwa dengan memakan teman mereka yang telah meninggal, mereka dapat membantu mereka berpindah ke alam baka dan mencegah mereka menjadi hantu. Mereka juga menganggap menolak atau membuang bagian tubuh mana pun sebagai sebuah penghinaan.
Suku Yanomami di Venezuela dan Brasil
Suku Yanomami masih mempraktikkan endokanibalisme hingga saat ini sebagai cara untuk menghormati orang yang telah meninggal.
Mereka percaya bahwa dengan memakan anggota keluarga mereka yang telah meninggal, mereka dapat melestarikan ingatan dan identitas mereka di dalam komunitas. Mereka juga percaya bahwa dengan memakan tulang dan abu mereka, mereka dapat mencegah mereka dimakan oleh cacing atau serangga.
Mengapa endokanibalisme dianggap penting?
Endokanibalisme mungkin tampak aneh atau mengejutkan bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dengan hal tersebut. Namun, bagi mereka yang mempraktikkannya, ini adalah cara yang bermakna dan penuh penghormatan dalam menghadapi kematian.
Dari penjelasan panjang lebar tadi mengenai apa itu endokanibalisme, jelas lebih mengarah dan mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan yang berbeda tentang kehidupan, kematian, dan hubungan antara manusia dan alam.
Beberapa alasan yang mungkin mengapa beberapa budaya mempraktikkan endokanibalisme adalah:
- Untuk menunjukkan cinta dan kepedulian terhadap orang yang telah meninggal
- Mengekspresikan kesedihan dan kesedihan atas kehilangan
- Menjaga hubungan dengan orang yang telah meninggal
- Untuk mewarisi kualitas atau kemampuan mereka
- Mencegah roh mereka menjadi gelisah atau berbahaya
- Menghormati keinginan atau kebiasaan mereka
- Untuk menghindari pemborosan atau pencemaran tubuh mereka
- Untuk menegaskan identitas seseorang dan menjadi bagian dari komunitas
Itulah dia ulasan mengenai apa itu endokanibalisme, ini adalah fenomena langka dan menarik yang mengungkapkan keragaman dan kompleksitas budaya manusia.
Ini bukanlah praktik barbar atau biadab, tetapi sebuah ritual yang memiliki makna simbolis dan emosional yang mendalam bagi mereka yang melakukannya.
Dengan mempelajari apa itu endokanibalisme, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana orang yang berbeda mengatasi kematian dan menghormati orang yang telah meninggal.
Sekian artikel apa itu endokanibalisme ini, semoga dapat menambah wawasanmu dan memperluas perspektifmu tentang kematian, terimakasih.