Apa Itu Etika Lingkungan? Disebut Cak Imin saat Debat Cawapres

Apa Itu Etika Lingkungan? Disebut Cak Imin saat Debat Cawapres

Apa Itu Etika Lingkungan?

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Sepanjang debat cawapres keempat Pemilu 2024 yang berlangsung pada Minggu (21/1) kemarin, beberapa kali Cak Imin menyebut kata “etika lingkungan”. Sebenarnya, apa itu etika lingkungan?

Kata itu disebut, mengingat tema debat cawapres keempat tentang energi, sumber daya alam (SDA), pangan, pajak karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat.

“Etika lingkungan ini intinya adalah keseimbangan antara manusia dan alam, tidak menang-menangan. Seimbang, manusia dan alam,” ujarnya dalam sesi debat.

Lantas, apa itu etika lingkungan? Sediksi mencoba mencari tahu dengan mengulasnya dari berbagai sumber.

Apa Itu Etika Lingkungan?

Apa Itu Etika Lingkungan? Disebut Cak Imin saat Debat Cawapres - sustainable living environmentalist hand holding green earth
Freepik

Apa itu etika lingkungan? Bila merujuk dalam laman geeksforgeeks, etika lingkungan berkaitan dengan hubungan moral antara manusia dan lingkungan alam.

Pendekatan ini punya tujuan untuk memahami dan mengevaluasi kewajiban moral kita sebagai manusia untuk melindungi dan melestarikan lingkungan. Melalui etika lingkungan ini, kita berupaya untuk menyatukan kepentingan manusia dan lingkungan serta, mengakui bahwa keduanya saling bergantung dan punya nilai intrinsik.

Prinsip Etika Lingkungan

Dalam menjalankan etika lingkungan ini, ada beberapa prinsip yang setidaknya harus kita pegang sebagai manusia. Beberapa prinsip tersebut yaitu:

  • Menghormati nilai intrinsik alam: alam tidak boleh diperlakukan sebagai komoditas atau sumber daya untuk dieksploitasi dan dibuang.
  • Ketergantungan antara spesies dan ekosistem: manusia sangat bergantung pada alam dan sistem alam. Kita harus menyadari peran kita dalam melestarikan dan melindungi lingkungan.
  • Keberlanjutan ekologis: Kita harus berupaya menggunakan sumber daya secara bertanggung jawab dengan tujuan untuk melestarikan ekosistem dan keanekaragaman hayati.
  • Tanggung jawab manusia: kita bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan kita sendiri serta konsekuensinya terhadap lingkungan.
  • Keadilan Manusia: kita harus memperjuangkan dunia yang adil dimana hak dan kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan dihormati dan dilindungi.
  • Prinsip kehati-hatian: kita harus mengambil tindakan pencegahan terhadap kerusakan lingkungan, meskipun bukti ilmiah tidak meyakinkan.
  • Hak untuk mengetahui: setiap individu mempunyai hak untuk mengakses informasi mengenai isu-isu lingkungan hidup.
  • Hak untuk berpartisipasi: warga negara mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan mengenai lingkungan hidup.

Kata yang Sering Disebut dalam Debat

Itulah penjelasan mengenai apa itu etika lingkungan. Dikutip dari ANTARA, saat debat berlangsung tercatat Cak Imin menyebutkan kata “etika lingkungan” sebanyak enam kali. Kata yang juga banyak disebutnya yaitu “krisis iklim” juga sebanyak enam kali.

Beberapa kata lainnya, seperti “reforma agraria” dan “redistribusi tanah” yang ia sebut masing-masing sebanyak lima kali. Sementara, kata “hilirisasi” dan “energi baru terbarukan” juga disebut Cak Imin dalam debat cawapres keempat sebanyak empat kali.

Tercatat juga, tiga kali Cak Imin menyebut kata “perubahan iklim”, “tobat ekologi”, dan “kesejahteraan petani”. Tak luput, ada kata “food estate” yang juga ia sebut sebanyak dua kali.

Istilah baru Cak Imin tentang tobat ekologis disebutnya di akhir sesi debat.

“Saya hanya mengajak Pak Prabowo, Pak Gibran, Pah Mahfud, Pak Ganjar, saya, Mas Anies, dan siapa pun untuk sama-sama tobat ekologis, memperbaiki ke depan menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.

Ketua Partai PKB itu juga menyebut bahwa bencana ekologis dan krisis lingkungan sudah terjadi dimana-mana tanpa harus menyalahkan siapa pun. Baginya, hal itu adalah sebuah fakta yang perlu untuk diantisipasi bersama.

Sementara itu, Cak Imin sejak mendeklarasikan diri bersama Anies Baswedan sudah memperkenalkan kata Slepet. Ia juga beberapa kali menyebut kata tersebut, termasuk slepet nomic saat sesi debat cawapres kedua yang berlangsung pada 22 Desember 2024 lalu.

Sementara, Gibran lebih banyak menggunakan buzzwords selama sesi debat cawapres kedua maupun ketiga. Adapun Mahfud MD lebih banyak mengutip misalnya dari ayat Al-Quran atau petuah Jawa.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel