Arti Slepet Nomic, Istilah Baru Cak Imin yang Lagi Trending

Arti Slepet Nomic, Istilah Baru Cak Imin yang Lagi Trending

Arti Slepet Nomic

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau yang kerap disapa dengan Cak Imin, tak mau kalah dengan pasangannya Anies Baswedan soal slogan di debat cawapres 2024.

Bila slogan Anies Wakanda No More Indonesia Forever, Cak Imin punya diksi slepet. Arti kata slepet banyak dipakai Cak Imin selama debat. Saat sesei penutup debat cawapres di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan pada Jumat (22/12) kemarin “slepet nomic” menjadi istilah baru yang juga ia sebut.

Lantas, apa arti slepet nomic? Istilah baru itu muncul saat debat cawapres bertemakan ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN/APBD, infrastruktur, dan perkotaan.

Arti Slepet Nomic Apa?

Sebelum menyebut slepet nomics pada debat perdana cawapres, Cak Imin sudah beberapa kali menggunakan kata slepet. Dalam durasi debat 120 menit itu, sekitar 15 kali ia mengucapkan kata slepet.

Kata itu disinggung pertama kali oleh Cak Imin saat dirinya memaparkan visi misi. Menurutnya, arti kata slepet adalah gerakan menyabet sarung yang umum di kalangan santri.

Mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi di era SBY ini menyebut ada tiga fungsi sarung.

“Di kalangan santri (slepet) bisa membangunkan yang tidur, menggerakan yang loyo, dan sekaligus mengingatkan yang lali,” ujarnya.

Slepet ini lalu ia kaitkan dengan berbagai ketidakadilan di Indonesia.

“Keadaan yang tidak adil harus kita slepet,” begitu katanya sambil menyabet sarung yang mulanya melingkar di lehernya.

Saat di sesi akhir debat atau closing statement, Imin beberapa berkali mengucap kata “slepet”. Hal itu, ia tekankan karena ingin menegaskan bahwa dirinya bersama Anies punya mimpi dalam menghapus ketidakadilan.

Dirinya pun mengklaim akan berpihak kepada rakyat di sektor ekonomi, hingga menciptakan istilah baru bernama slepet nomic.

Katanya, slepet nomic adalah gagasan ekonomi yang sudah diuji para pakar dengan berbasis pengalaman batin dan pengalaman rasa.

Slepet nomic menjadi gabungan dari kata slepet yang berarti simbolis dalam budaya santri dan economic merujuk pada ekonomi.

“Itulah kenapa kami menggagas slepet nomics, sebagai solusi ekonomi kita. Segala ketidakadilan kita slepet,” kata Muhaimin.

Ya, lagi-lagi kata slepet selalu ia selipkan dalam memberantas ketidakadilan.

“Ke depan, proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat hanya untuk memenuhi selera tertentu, kita harus slepet. Kita hadirkan perubahan-perubahan berupa pemerataan dan pembangunan kota-kota dan desa-desa di seluruh Indonesia,” katanya.

“Ke depan, kecurangan pembuat aturan yang merangkap sekaligus pemain bisnis harus kita slepet, kita bangun kesetaraan bagi semua pelaku usaha untuk maju bersama,” lanjutnya.

Ia pun berharap, dirinya bersama Anies bisa dipercaya untuk memimpin Indonesia ke depan demi mewujudkan perubahan bangsa.

“Dengan slepet nomics, kita pastikan pembangunan ekonomi Indonesia dikerjakan pakai hati, pakai otak. Sekali lagi, pembangunan Indonesia dilaksanakan pakai hati, pakai otak,” tutup Imin.

Kata Slepet dalam Berbagai Konteks

Cak Imin terang-terangan ingin membawa nilai dan prinsip pesantren dalam praktik pemerintahan dan kebijakan publik.

Kata itu menjadi metafora yang jadinya kaya akan makna dan relevansi. Nah, kalau kita lihat dalam debat cawapres kemarin, masyarakat pasti banyak mendengat kata itu tidak hanya dalam konteks ekonomi saja. Namun, juga berkaitan dengan isu sosial dan politik.

Seperti dua contoh penyebutan slepet yang dikatakan Cak Imin berikut ini. Arti kata slepet memiliki makna yang hampir sama.

“Sarung itu lembut, tapi di tangan orang yang baik, bisa jadi slepet atas ketidakadilan dan kecurangan.”

Dalam konteks ini, slepet diartikan sebagai ‘alat perlawanan.’

 “Ke depan, proyek yang menyedot begitu banyak uang rakyat, hanya untuk memenuhi selera tertentu, kita harus slepet.”

Sementara, makna slepet yang disebutkan Cak Imin di atas, mengandung makna ‘lawan’.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel