Apa Itu Hugekultur, Teknik Berkebun Kuno yang Kembali Diminati

Apa Itu Hugekultur, Teknik Berkebun Kuno yang Kembali Diminati

Apa itu hugekultur

DAFTAR ISI

Apakah pernah mendengar apa itu Hugekultur? Jika belum, kamu mungkin akan terkejut mengetahui bahwa Hugekultur adalah salah satu teknik berkebun tertua dan paling efektif yang pernah ada.

Hugekultur berasal dari bahasa Jerman yang berarti “budaya gundukan” atau “budaya bukit”. Teknik ini telah digunakan selama berabad-abad di Eropa Timur dan Jerman, dan kini semakin populer di seluruh dunia.

Teknik berkebun ini adalah cara membuat kebun yang subur dan hemat air dengan memanfaatkan kayu busuk dan bahan organik lainnya. Bagaimana caranya? Mari kita simak penjelasannya tentang apa itu Hugekultur.

Apa itu Hugekultur?

Apa Itu Hugekultur, Teknik Berkebun Kuno yang Kembali Diminati - Konsep Hugekultur
Image from Tablas Creek Blog

Hugekultur adalah teknik membuat bedengan atau bedeng tanaman dengan bentuk gundukan atau bukit. Teknik ini merupakan cara tradisional yang berusia berabad-abad untuk berkebun dari kayu busuk dan sisa-sisa tanaman.

Bedengan atau gundukan dibuat dengan cara menumpuk kayu, ranting, daun, jerami, kardus, rumput, pupuk kandang, atau kompos di atas tanah.

Bentuk gundukan dibuat dengan menandai area yang akan ditinggikan, dengan cara pertama membersihkan tanah dan kemudian menumpuk bahan kayu diantaranya dengan komposisi ideal sebagian kayu sudah membusuk sebelumnya, lalu ditutup dengan kompos dan tanah.

Tumpukan ini memiliki bentuk melengkung dengan sisi-sisi yang miring. Bedengan biasanya berukuran sekitar 3 x 6 kaki (0,91 x 1,83 meter) dengan tinggi sekitar 3 kaki (0,91 meter).

Tinggi tumpukan akan berkurang seiring dengan proses dekomposisi dan penurunan kayu. Ketika kayu busuk dan bahan organik lainnya terurai, mereka akan menghasilkan panas, nutrisi, dan kelembaban yang sangat baik untuk tanaman.

Manfaat Hugekultur

Apa Itu Hugekultur, Teknik Berkebun Kuno yang Kembali Diminati - Hugelkultur
Image from Permaculture Magazine

Jadi, sudah tau kan tentang apa itu Hugekultur? Jika sudah, sekarang membahas kenapa teknik yang satu ini kian populer untuk berkebun, yang jelas Hugekultur memiliki banyak manfaat bagi kebun, antara lain:

Meningkatkan kesuburan tanah

Kayu busuk dan bahan organik lainnya akan menyediakan nutrisi bagi tanaman sepanjang tahun. Jadi tidak perlu lagi untuk menambahkan pupuk kimia atau organik lagi.

Menyimpan air

Kayu busuk akan berfungsi seperti spons yang menyerap air hujan atau irigasi dan melepaskannya secara perlahan ke tanaman. Tidak perlu menyiram kebun sering-sering.

Memanaskan tanah

Proses dekomposisi kayu akan menghasilkan panas yang dapat meningkatkan suhu tanah. Ini akan memperpanjang musim tanam dan memungkinkanmu untuk menanam tanaman yang lebih sensitif terhadap dingin.

Mencegah erosi

Bentuk gundukan atau bukit akan mengurangi aliran air permukaan yang dapat membawa lapisan atas tanah. Jika bedengan dibuat sejajar dengan lereng, mereka juga dapat berfungsi sebagai swale ringan yang menangkap air.

Menghemat ruang

Dengan membuat bedengan tinggi, maka dapat menanam lebih banyak tanaman di area yang sama. Kamu juga dapat menanam tanaman berbeda di sisi-sisi miring bedengan untuk menciptakan polikultur.

Mengurangi limbah

Untuk membuat gundukan, kamu dapat menggunakan kayu, ranting, daun, jerami, kardus, rumput, atau bahan organik lainnya yang biasanya dibuang atau dibakar sebagai bahan baku bedengan Hugekultur.

Cara Membangun Gundukan Hugekultur

  1. Pertama, pilihlah tempat yang cerah dan lapang, kira-kira 1×2 meter an, lebih bagus jika gundukan yang dibangun sejajar dengan lereng, karena akan menangkap air.
  2. Jika ada rumput disekitar tempat yang akan dibangun gundukan Hugekultur ini, maka harus dibersikan dahulu hingga terlihat tanah saja, dan tips selanjutnya bisa tutupi area tersebut dengan serpihan kayu, jerami atau kardus untuk menekan pertumbuhan gulma.
  3. Selanjutnya gali lubang yang dangkal, cukup sekitar 25 cm saja. Sama ratakan kedalamannya pada tempat yang akan dibuat gundukan.
  4. Langkah selanjutnya, letakkan bahan kay uke dalam area galian, dimulai yang paling bawah dengan batang kayu paling besar atau bisa pohon tumbang dan sesuaikan panjangnya.
  5. Lalu tambahkan lapisan di atasnya dengan cabang atau ranting-ranting yang lebih kecil. Direkomendasikan untuk mencampurkan antara kayu yang sudah lunak (busuk) dengan yang keras. Hindari menggunakan kayu yang lambat membusuk (sangat keras) atau kayu yang mengeluarkan racun yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
  6. Lapisan atasnya lagi beri dengan bahan-bahan organik bisa dedaunan kering, rerumputan, sampah dapur organik, intinya semua bahan organik bisa ditempatkan. Perlu diingat untuk menyusun ke atas, gundukan diatur sedemikian rupa untuk semakin meruncing.
  7. Ketinggian gundukan bisa diatur sesuai keinginan, namun saya merekomendasikan untuk tidak terlalu tinggi, cukup sekitar 1 meter saja kurang lebih.
  8. Terakhir tutupi tumpukan bahan organik tadi dengan lapisan tanah dan mulsa organik bisa jerami, atau dedaunan kering  setebal 10-20 cm.

Itu tadi penjelasan tentang apa itu Hugekultur. Teknik berkebun ini sangat bermanfaat bagi lingkungan dan kesehatan tanaman.

Hugekultur akan membantu membuat kebun yang subur dan hemat air dengan cara yang mudah dan murah. Kamu hanya perlu menumpuk kayu busuk dan bahan organik lainnya di atas tanah dan menanam apa saja yang dinginkan di atasnya.

Tidak ada aturan khusus tentang ukuran, bentuk, atau jenis kayu yang harus digunakan. Yang penting adalah kamu bersenang-senang dan kreatif dalam membuat kebun Hugekultur sendiri.

Selamat mencoba!

Baca Juga
Pixabay
Kostum Sumpah Pemuda Sederhana
USOPP ELBAF
pangeran loki one piece

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel