Apa itu Soft Saving? Tren Menabung Ala Gen Z

Apa itu Soft Saving? Tren Menabung Ala Gen Z

Apa itu Soft Saving

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Menabung sering kali dipandang bahwa mereka harus menghentikan semua kesenangan dan kenikmatan dalam hidup mereka untuk menabung demi masa depan.

Namun, bagaimana jika ada cara yang lebih baik untuk menabung yang tidak membuat sengsara? Bagaimana jika bisa menabung tanpa harus mengorbankan kebahagiaan dan kesejahteraan?

Inilah ide di balik tren soft saving, lalu apa itu soft saving? sebuah pendekatan baru dalam keuangan pribadi yang mulai populer di kalangan anak muda, terutama Generasi Z.

Dalam artikel ini akan membahas mengenai apa itu soft saving yang jadi tren di kalangan Gen Z ini, untuk mengetahuinya simak artikel ini sampai selesai.

Baca Juga: Apa itu Budaya Karoshi? Sisi Gelap Etos Kerja Jepang

Apa itu Soft Saving?

Apa itu Soft saving adalah teknik pengelolaan uang yang bertujuan untuk membantu berhemat tanpa melakukan pemotongan gaya hidup yang besar atau menghilangkan kenyamanan kecil.

Istilah “soft saving” dari Intuit, sebuah perusahaan perangkat lunak keuangan, dalam Studi Indeks Kemakmuran 2023. Studi ini menemukan bahwa Gen Z, generasi yang lahir setelah tahun 1997, memiliki sikap yang berbeda terhadap uang dan menabung dibandingkan generasi sebelumnya.

Dari Studi Intuit menemukan bahwa 66,66% Gen Z tertarik pada keuangan hanya sebagai cara untuk mendukung minat mereka dalam hidup, sementara 75% mengatakan mereka lebih suka memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada uang di Bank.

Mereka lebih tertarik untuk hidup pada saat ini, mengejar passion mereka, dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada memiliki uang ekstra di bank.

Kecenderungan Gen Z berinvestasi pada tujuan-tujuan yang mencerminkan nilai-nilai pribadi mereka dan mencari hubungan emosional dengan merek dan profesional yang mereka pilih untuk terlibat.

Alih-alih melompat ke tabungan dan investasi yang agresif untuk masa depan, Gen Z berfokus untuk merasa lebih puas di masa sekarang.

Soft saving adalah jawaban dari soft life terhadap keuangan, menurut penelitian tersebut. Soft life adalah gaya hidup yang mengutamakan kenyamanan dan rendahnya tingkat stres, yang memprioritaskan pertumbuhan pribadi dan kesehatan mental.

Soft life ini adalah kebalikan dari Hustle Culture, yang didasarkan pada bekerja keras, mengejar kesuksesan, dan mengumpulkan kekayaan. Sof saving tadi menolak gagasan bahwa mereka harus bekerja sampai kelelahan atau pensiun dini.

Sebaliknya, mereka ingin menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan mereka, menikmati saat ini, dan menabung untuk masa depan mereka dengan cara yang fleksibel dan bertahap.

Cara Kerja Soft Saving

Mengenai apa itu soft saving yang telah diterangkan di atas, untuk melakukannya agar tidak kebablasan, ini melibatkan perubahan kecil dan bertahap pada kebiasaan belanja untuk membebaskan sejumlah kecil uang tunai yang dapat dimasukkan ke dalam tabungan.

Aspek “soft” berasal dari pendekatan yang diambil: bertahap dan fleksibel, bukan pemotongan anggaran yang ketat. Soft saving tidak berarti kamu harus berhenti membelanjakan uang untuk hal-hal yang membuatmu bahagia.

Ini berarti bahwa kamu harus lebih sadar dan terencana tentang pengeluaran, dan mencari cara untuk menghemat uang tanpa mengorbankan kebahagiaan.

Berikut adalah beberapa contoh strategi soft saving yang dapat kamu gunakan untuk mulai meningkatkan tabungan tanpa mengorbankan kebahagiaan sehari-hari:

Ambil jeda belanja

Sebelum melakukan pembelian, berhenti sejenak dan tanyakan pada diri sendiri apakah kamu benar-benar membutuhkannya, atau hanya menginginkannya saat ini. Jika kamu bisa menunggu, tunda pembelian hingga yakin bahwa itu sepadan.

Turunkan versi jika masih masuk akal

Untuk pengeluaran berulang seperti paket ponsel, langganan, atau keanggotaan, turunkan ke opsi yang lebih murah jika memungkinkan.

Kamu juga bisa membatalkan atau beralih ke alternatif gratis untuk layanan yang tidak sering kamu gunakan atau tidak terlalu penting untukmu.

Batasi pembelian impulsive

Hindari pembelian impulsif dengan menunggu 24 jam sebelum membeli sesuatu yang tidak direncanakan. Ini akan memberi waktu untuk berpikir apakah kamu benar-benar menginginkan atau membutuhkan barang tersebut, atau apakah hanya membelinya karena bosan, stres, atau tekanan teman.

Gunakan uang tunai atau kartu debit

Membayar dengan uang tunai atau kartu debit dapat membantu mengontrol pengeluaran dan menghindari pengeluaran yang berlebihan atau utang.

Ketika kamu menggunakan uang tunai atau kartu debit, kamu dapat melihat berapa banyak uang yang tersisa dan berapa banyak yang kamu belanjakan. Hal ini dapat membuat lebih sadar dan bertanggung jawab atas keputusan pengeluaran.

Sebagai kesimpulan dari apa itu soft saving di atas, sederhananya ini adalah aktivitas menabung lebih sedikit untuk masa depan serta menggunakan uang dengan porsi lebih banyak di masa kini.

Jika sebagian orang memiliki prinsip untuk bekerja keras dan menabung sebanyak-banyaknya demi masa depan dengan membanyangkan kehidupan layak di masa pensiun kelak, ini kebalikannya dan marak di kalangan  Gen Z.

Jadi apakah kamu sudah tau tentang apa itu soft saving ini? Jika sudah, kira-kira kamu akan memilih jadi bagian yang mana? Tim soft saving atau menabung sebanyak-banyaknya untuk masa depan? Tuliskan di kolom komentar di bawah ini.

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel