Sediksi.com – Setelah kita tau arti amor fati, ada kalimat baru lagi, nih, yang harus kita tau. Arti bentala dan bumantara tak akan pernah menjadi amor fati juga menunjukkan bahwa takdir mesti diterima.
Hampir sama dengan amor fati, makna dari kalimat ini juga mendalam jika kita mempelajarinya lebih mendalam.
Tapi Sodik tau nggak sesungguhnya apa makna dan arti bentala dan bumantara tak akan pernah menjadi amor fati? Kalimat yang sedikit asing ini akan kita ulas di artikel ini!
Asal Kosakata “Bentala dan Bumantara”
Bentala dan Bumantara adalah kosakata yang berasal dari Bahasa Sanskerta.
Bahasa Sanskerta adalah bahasa kuno India yang berasal dari keluarga bahasa Indo-Eropa dan menyebar di wilayah Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Bahasa ini secara luas digunakan oleh komunitas agama Hindu, Buddha, dan Jain.
Selama ribuan tahun, Bahasa Sanskerta juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Pengaruh kultur India terasa kuat di berbagai wilayah nusantara, terutama dalam konteks dagang, politik, agama (Hindu-Buddha), dan aspek budaya.
Jejak-jejak ini dapat dilihat dalam prasasti kuno berbahasa Sanskerta yang berasal dari masa lalu, mencerminkan warisan kerajaan-kerajaan di Indonesia yang dipengaruhi oleh ajaran Hindu dan Buddha.
Bahasa Sanskerta kemudian mengalami perkembangan dan memberikan pengaruh signifikan terhadap bahasa di anak benua India. Sebagai bahasa yang berasal dari keluarga bahasa Indo-Eropa, Sanskerta memainkan peran penting dalam pembentukan cikal bakal bahasa Indonesia dan bahasa Jawa yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Hubungan multilateral Indonesia dengan bangsa-bangsa lain telah mengakibatkan penyerapan kata-kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Selain mendapat pengayaan melalui kata-kata dari bahasa-bahasa daerah di nusantara, kosakata bahasa Indonesia juga memperoleh pengaruh dari berbagai bahasa asing, termasuk Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, Inggris, China, dan lain sebagainya.
Beberapa orang mungkin menganggap bahwa kata-kata seperti agama, durhaka, surga, neraka, pahala, dan dosa berasal dari bahasa Arab. Namun, tidak semua orang Indonesia menyadari bahwa sejatinya kata-kata tersebut diserap dari bahasa Sanskerta, yang telah lebih dahulu mempengaruhi bahasa-bahasa di nusantara.
Arti Bentala dan Bumantara Tak Akan Pernah Menjadi Amor Fati
Sebelum menyimpulkan sebuah kalimat dari bahasa asing yang belum kita ketahui maknanya, kita harus memaknainya satu persatu terlebih dahulu.
Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, bentala adalah bumi atau tanah. Sedangkan bumantara memiliki arti sebagai langit atau angkasa.
Kalau kita ingat kembali arti dari amor fati adalah mencintai takdir atau juga bisa “mencintai” saja. Jadi, jika ketiga kosakata tersebut digabungkan dan dimaknai menjadi bumi dan angkasa tidak akan pernah menjadi cinta sejati, mereka jauh dan akan selamanya menjadi sebuah teka-teki.
Mengapa demikian? Jika kita telaah kembali, bumi dan angkasa atau bumi dengan langit adalah dua wujud yang berbeda, berada tempat yang berbeda, dan fungsi yang berbeda. Keduanya tidak akan pernah menjadi satu atau bersama karena bumi dan angkasa memiliki tempat yang jauh. Kalaupun ingin bersama, sepertinya akan menjadi suatu yang mustahil.
Tetapi, kalimat ini bisa dimaknai berbeda oleh sebagian orang. Ada yang berpendapat bahwa bumi dan angkasa bisa bersama, namun tidak ada yang tau bagaimana dan kapan mereka akan bertemu. Hal ini masih menjadi teka-teki.
Pemaknaan kosakata asing akan membuat berbagai perspektif. Tetapi perbedaan tersebut menjadikan perbedaan yang menarik karena pandangan setiap orang selalu berbeda.
Kalimat dari Bahasa Sanskerta yang Memiliki Makna Indah Lainnya
Sodik sudah tau, kan, kalau Bahasa Sanskerta menyumbang kosakata banyak ke Bahasa Indonesia? Nggak cuma bentala dan bumantara tak akan pernah menjadi amor fati saja, masih ada banyak kalimat yang memiliki makna menarik.
“Aku hanya sinar mangata yang tergantikan oleh hangatnya arunika.”
Maknanya adalah aku hanyalah cahaya bulan yang tergantikan oleh kehangatan matahari saat fajar; seseorang yang mencintai dengan sangat mendalam, namun kisah cintanya tak terungkap atau terbalas, karena orang yang dicintainya memiliki kekasih yang diimpikannya lebih dari diriku.
“Tentang rasa yang harus abadi dalam bait aksara, tentang asmaraloka, tentang harsa yang harus manjadi lara.”
Artinya adalah mengenai rasa yang tak terhapus dalam kalimat, tentang tempat yang menjadi titik kenangan dan bahagia yang berubah menjadi luka.
“Di saat bagaskara berganti candra, rindu ini datang bersama anila dengan harap asmaraloka terbawa, hingga arunika menyapa melenyapkan.”
Makna dari kalimat di atas adalah ketika matahari berganti, rindu tiba bersama hembusan udara, membawa harapan penuh cinta, namun semuanya lenyap saat matahari terbit menyapa.
“Pedar itu ialah niskala halnya dengan cinta, semuanya hanya mengata yang lindap jika dalam menjalani tak ada karsa.”
Artinya adalah cahaya yang tersebar itu seperti abstrak, sebagaimana halnya dengan cinta, semuanya hanyalah bayangan samar jika tak disertai dengan niat dan tindakan.
“Anurakti prakriti hi aatma.”
Cinta adalah kodrat batin yang alami.
“Premayuktam jagat sarvam.”
Dunia ini dipenuhi oleh kehadiran cinta.
Itu dia, Sodik, arti bentala dan bumantara tak akan pernah menjadi amor fati. Selain itu, ada juga beberapa kalimat dalam Bahasa Sanskerta yang memiliki arti yang mendalam.
Bagaimana, Sodik, apakah pengetahuan kosakata bahasa asingmu bertambah?