Sediksi.com – Ini adalah istilah agak laen. Sekali dengar kata ini, para perempuan akan langsung berpikir tidak-tidak tentang karakter seorang laki-laki. Apalagi kalau bukan istilah mokondo. Penasaran dengan arti cowok mokondo dalam bahasa gaul, gak?
Mokondo sebenarnya memiliki konotasi negatif. Mokondo ialah kependekan dari modal k*nt*l doang.
Meski demikian, arti cowok mokondo dalam bahasa gaul punya arti yang lebih luas loh.
Istilah mokondo memang merupakan bahasa gaul yang kerap kali berseliwaran di media sosial maupun di tongkrongan. Nah, bila kamu ingin mencari tahu apa sebenarnya arti mokondo, kamu sekarang berada di artikel yang tepat.
Di sini, kita akan membahas apa sih arti cowok mokondo dalam bahasa gaul itu, latar belakang istilah itu muncul, dan kira-kira kapan harus melontarkan kata itu. Simak penjelasannya berikut ini.
Arti cowok mokondo dalam bahasa gaul
Sebagaimana yang telah disebutkan, kata mokondo ialah sebuah akronim. Lebih jelasnya begini; MO-KON-DO. MO- ialah ‘modal’, KON- ialah ‘k*nt*l’ (alat kelamin lelaki dalam bahasa Jawa) dan DO ialah ‘doang’.
Secara umum, cowok mokondo ialah lelaki yang kelewat pelit dan enggan mengeluarkan modal dalam menginginkan sesuatu. Artinya, si cowok itu ingin sesuatu secara cuma-cuma atau mental gratisan aja.
Tapi kalau secara khusus, cowok mokondo ialah cowok genit yang mau enak-enak aja, tapi tidak mau mengeluarkan uang, atau mempedulikan sesuatu perihal biaya. Nah, mendingan cowok kayak gini lekas-lekas dihindari deh hehe.
Jadi, mokondo dapat dikaitkan sebagai sifat buruk laki-laki dalam hubungan asmara, kesannya kayak matre atau melorotin si cewek. Pelakunya sudah pasti red flag!
Latar belakang istilah mokondo
Menurut pandangan umum, dalam hubungan percintaan cowok ialah pihak yang seharusnya mengeluarkan modalnya untuk mencukupi cewek. Meskipun masih pacaran, atau dalam tahap pendekatan, paling tidak cowok harus lah mengeluarkan uangnya untuk memunculkan suasana mentraktir ceweknya.
Tapi, di zaman sekarang, kesadaran untuk mengeluarkan uang pada saat berkecan tidak bertitik berat kepada lelaki saja. Perempuan juga bisa secara mandiri membiayai dirinya sendiri, entah dalam membayar tagihan makanan, maupun membeli tiket bioskop.
Tapi kalau situasi itu kebalikannya gimana dong? Maksudnya, si cowok mendekati cewek tanpa sekalipun mengeluarkan modal. Atau, jika si cewek malah yang terus-terusan bayarin untuk menyenangkan hati si cowok, pastinya itu kurang etis dong.
Iya sih, cinta itu buta, bahkan saat cewek harus terus-terusan dipelorotin? Tapi perlu diingat, tidak sedikit loh lelaki yang maunya enak aja dalam hubungan asmara. Bahkan, yang terburuk jika cowok memanfaatkan kedermawanan hati si cewek untuk memperoleh sejuta keenakan.
Nah, kasus-kasus seperti itu lah yang memunculkan istilah mokondo. Dan istilah itu digunakan untuk peringatan kepada cowok untuk memperbaiki sikap, sekaligus rambu pengingat buat cewek untuk berhati-hati dalam memilih pasangan.
Kenapa banyak cowok mokondo?
Perlu diingat, ada banyak pria baik-baik di luar sana yang menghormati dan memperlakukan perempuan dengan baik. Namun, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa masih ada beberapa laki-laki yang terlihat hanya mengambil keuntungan semata dari perempuan.
Mengapa demikian?
Kebiasaan Sosial dan Budaya
Kenapa sih banyak cowok Mokondo? Salah satu alasan utama di balik perilaku ini adalah kebiasaan sosial dan budaya. Sejak zaman dahulu, beberapa budaya telah mengajarkan pandangan yang kurang menghormati perempuan.
Misalnya, pandangan patriarki yang masih ada di beberapa masyarakat membuat perempuan dianggap lebih rendah daripada laki-laki. Ini bisa memengaruhi cara beberapa laki-laki berinteraksi dengan perempuan.
Contoh: Di beberapa masyarakat, perempuan masih diharapkan untuk melakukan semua pekerjaan rumah tangga tanpa bantuan dari laki-laki. Ini bisa membuat beberapa pria merasa bahwa mereka bisa mengambil keuntungan dari perempuan tanpa memberikan kontribusi yang setara.
Ketidakpedulian Terhadap Perasaan Perempuan
Ada juga laki-laki yang mungkin tidak memahami atau peduli terhadap perasaan perempuan. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa tindakan mereka menyakiti atau merugikan perempuan. Inilah mengapa penting untuk terus berbicara tentang pentingnya empati dan pengertian antara kedua jenis kelamin.
Penggunaan kata mokondo
Mokondo biasa digunakan untuk menyindir pihak laki-laki yang mendekati atau mengajak berhubungan dengan cewek tapi hanya bermodalkan alat kelamin aja.
Istilah ini sempat viral di media sosial. Nah, mungkin saja karena pengalaman itu relate dengan banyak ya. Nah, kata mokondo pastiya sih sering digunakan oleh anak-anak muda, dalam melabeli seorang cowok. Entah itu pada saat lagi mengghibah di tongkrongan, atau lagi balas-balasan chat secara pribadi.
Ciri-ciri cowok mokondo
Setelah mengetahui arti cowok mokondo dalam bahasa gaul, mari kita menengok ciri-cirinya. Tentu agar kaum hawa bisa ngefilter laki-laki yang mendekati kan.
Sebelum ada cowok mokondo yang mendekati kamu, ada baiknya kamu mengenali ciri-ciri cowok mokondo. Ciri-ciri cowok mokondo adalah pelit dan tidak mau mengeluarkan uang sepeser pun saat sedang berkencan.
Ia akan mengeluarkan sejumlah alasan agar terhindar dari tanggung jawab mengeluarkan uang. Salah satu jurus andalan untuk mengelabui cewek adalah berpura-pura miskin ketika waktunya ia mengeluarkan uang. Bukankah itu malu-maluin banget ya?
Minimal nawarin split bill kek!
Nah, cowok mokondo biasanya tidak terganggu meskipun ceweknya mengeluarkan uang dari dalam dompetnya. Ia tidak punya rasa malu saat cewek terus-terusan membelanjakan si cowok.
Perbedaan cowok mokondo dengan cowok matre
Walaupun kedua istilah tersebut tampak memiliki kesamaan arti, tapi sebenarnya keduanya merupakan hal yang berbeda loh.
Seperti yang kita tahu, cowok mokondo ialah cowok yang mau enaknya aja, entah dalam berbelanja atau pun berhubungan seksual. Sedangkan, cowok matre orientasi utamanya ialah uang dan materi. Jadi, perbedaannya ialah pada orientasi.
Itulah pembahasan tentang arti cowok mokondo dalam bahasa gaul, latar belakang, dan perbedaan dengan cowok matre. Semoga dengan adanya artikel ini, memberikan kesadaran kepada kita agar tidak salah dalam memilih pasangan.
Baca Juga: Arti Wokeism, Sejarah, dan Contoh-contohnya