Sediksi.com – Setiap anak yang lahir ke dunia adalah sebuah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada orangtua. Begitupun juga anak spesial, anak dengan keterbatasan yang butuh perhatian khusus.
Seringkali dianggap sebelah mata, anak spesial memiliki hak yang sama seperti anak normal pada umumnya, namun lebih istimewa. Yuk pahami arti kata anak spesial lebih lanjut melalui artikel ini.
Arti Kata Anak Spesial
Anak spesial atau biasa disebut dengan anak berkebutuhan khusus adalah istilah menggambarkan anak yang memiliki hambatan atau keterbatasan, baik itu dalam segi fisik, intelektual, emosi, ataupun sosial.
Hambatan yang dimaksud tersebut baik yang telah ada sejak lahir, seperti faktor genetik maupun karena kegagalan atau kecelakaan pada masa tumbuh-kembangnya seperti terinfeksi penyakit.
Mengapa dikatakan sebagai anak spesial, hal ini karena adanya kondisi di mana mereka berbeda dari norma yang melekat dalam masyarakat, sehingga mereka terhambat dalam melakukan aktivitas sosial, pribadi atau pendidikan.
Melansir RSUD Taman Husada Bontang, penilaian terhadap anak spesial atau berkebutuhan khusus dideskripsikan oleh profesional kedalam lima kategori yakni, sebagai tidak mampu (disable), mempunyai kesulitan (impaired), terganggu (disordered), cacat (handicapped), atau berkelainan (exeptional).
Lebih Istimewa Dibanding Anak Normal Pada Umumnya
Dalam perkembangannya, anak spesial mengalami hambatan yang membuatnya tidak sama dengan perkembangan anak pada umumnya. Adanya hambatan itulah, membuat anak spesial membutuhkan suatu penanganan khusus dalam membantunya beraktivitas.
Dibandingkan anak normal lainnya, anak spesial memiliki kemampuan di bawah maupun di atas baik dalam hal kondisi fisik, emosional, mental, sosial, ciri-ciri mental, kemampuan berkomunikasi, maupun kombinasi dari dua atau lebih hal tersebut.
Merupakan anak istimewa, dalam pemberian penangan khusus yang dibutuhkan juga tidak bisa sembarangan diberikan. Perlu adanya penyesuaian dengan kondisi anak, karena akan berbeda antara satu anak dengan anak lain tergantung karakteristik, kemampuan, dan kebutuhannya.
Klasifikasi Anak Spesial Menurut Ahli
Jenis anak spesial atau berkebutuhan khusus ternyata ada banyak macamnya loh. Umumnya masing-masing jenisnya memiliki penyebutan yang sesuai dengan bagian dari diri anak yang mengalami hambatan.
Menurut Kauffman & Hallahan (2005) dalam Bendi Delphie (2006), terdapat 9 tipe atau jenis-jenis anak berkebutuhan khusus yakni sebagai berikut.
- Tunagrahita (mental retardation) atau anak dengan hambatan perkembangan (child with developmental impairment)
- Kesulitan Belajar (learning disabilities) atau anak yang berprestasi rendah
- Hiperaktif (Attention Deficit Disorder with Hyperactive)
- Tunalaras (Emotional and behavioral disorder), keterbatasan kontrol sosial
- Tunarungu wicara (communication disorder and deafness), keterbatasan berbicara
- Tunanetra atau anak dengan hambatan penglihatan (Partially seeing and legally blind)
- Autistik, adanya keterbatasan atau gangguan mental
- Tunadaksa (physical handicapped), memiliki keterbatasn atau cacat fisik
- Anak berbakat (giftedness and special talents)
Cara Berinteraksi Dengan Anak Spesial
Memiliki kemampuan dan karakter yang berbeda dibanding anak normal pada umumnya, dalam berinteraksi perlu adanya cara khusus yang diterapkan. Berikut ini beberapa cara yang tepat untuk berinteraksi dengan anak spesial.
Menyebut nama selama proses komunikasi
Untuk memperlancar proses komunikasi dengan anak spesial, sebutlah nama mereka saat ingin memulai berinteraksi. Hal ini tentunya akan mempermudah bagi anak spesial menangkap dan memahami panggilan sedang ditujukan kepadanya.
Membahas topik secara spesifik
Anak spesial membutuhkan penjelasan yang rinci dan jelas untuk mudah dipahami. Jika ingin berinteraksi, cobalah untuk membahas topik yang spesifik dan tidak menggabungkan dua topik sekaligus. Selain itu, ini juga bertujuan agar memudahkan anak lebih fokus dan tidak cepat bosan.
Kontak mata secukupnya
Walaupun dalam berinteraksi kontak mata adalah satu hal yang wajib sebagai bentuk penghargaan terhadap lawan bicara. Tapi, hal ini harus dihindari jika ditujukan kepada anak spesial. Memberikan kontak mata terlalu sering akan membuat anak merasa tidak nyaman dan terintimidasi.
Berkomunikasi dalam suasana tenang
Memiliki karakteristik yang berbeda, anak spesial lebih sensitif dibanding anak normal pada umumnya. Terlebih jika menyangkut soal kebisingan, sentuhan dan juga bau. Oleh karena itu, berinteraksilah dengan suasana tenang lebih disukai anak spesial dibanding sebaliknya.
Jangan banyak kontak fisik
Tidak hanya sensitif pada kontak mata dan kebisingan, anak spesial juga sensitif terhadap sentuhan berlebih. Selama proses berinteraksi, tahan diri untuk tidak melakukan sentuhan berlebih seperti menyentuh bahu atau tangan. Hal tersebut karena sentuhan berlebihan akan membuat mereka merasa ketakutan.
Sabar menunggu jawaban
Kemampuan menangkap informasi yang dimiliki oleh anak spesial jelas berbeda dengan anak normal pada umumnya. Mereka membutuhkan waktu lebih banyak untuk memahami dan menjawab. Jadi butuh kesabaran untuk menunggu saat mengajukan pertanyaan dan jangan langsung mengganti topik pembicaraan.
Walaupun anak spesial memiliki perbedaan yang cukup signifikan dengan anak normal pada umumnya, ini bukanlah menjadi satu alasan untuk menghindarinya ya. Sebagai individu yang memiliki kemampuan lebih baik, kita berkewajiban untuk membantu dan menciptakan lingkungan yang aman serta ramah bagi anak spesial.