Bos ChatGPT Bantah Kekhawatiran Mendikbud Soal AI

Bos ChatGPT Bantah Kekhawatiran Mendikbud Soal AI

bos chatgpt open ai sam altman

DAFTAR ISI

OpenAI membuat gebrakan di dunia teknologi dan informasi dengan ChatGPT. Melalui tools ini penggunanya dapat dengan mudah menciptakan artikel teks dengan berbagai tema, membuat coding aplikasi, hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan logis.

Walaupun tentu saja, tidak semua pertanyaan yang diberikan pengguna lewat aplikasi ChatGPT terjawab dengan sempurna.

Kemarin Rabu (14/06) dilansir dari Bisnis Tekno, Sam Altman, Bos ChatGPT berkunjung ke Indonesia untuk berdialog dengan para pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Altman diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim, mengenai potensi ChatGPT dalam mengubah dunia pendidikan ke arah yang lebih buruk.

Nadiem mengungkapkan kekhawatirannya bahwa kehadiran ChatGPT dalam dunia pendidikan dapat menggantikan peran guru dan berpotensi mereduksi interaksi manusia yang berharga dalam proses belajar mengajar.

Namun, Altman dengan tegas membantah kekhawatiran tersebut dengan argumen yang kuat. Ia menanggapi, bahwa perkembangan teknologi yang menggegerkan dunia pendidikan sudah terjadi beberapa puluh tahun yang lalu.

Dimulai sejak munculnya kalkulator hingga komputer, teknologi-teknologi itu telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Bahkan kemunculan Google pun tidak serta merta membuat kita (manusia) berhenti belajar di sekolah, sekalipun semua informasi bisa diakses dengan sentuhan jari.

Teknologi AI ada untuk membantu

Pria berumur 38 tahun itu menekankan bahwa munculnya ChatGPT tidak berarti menggantikan peran manusia, tetapi justru membuka peluang baru untuk meningkatkan efektivitas dan aksesibilitas pendidikan.

“ChatGPT dan teknologi serupa akan menjadi alat bantu dalam pendidikan, bukan pengganti manusia,” ujar Altman.

“Guru tetap akan menjadi kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi dan menyediakan panduan. ChatGPT dapat menjadi asisten cerdas yang membantu guru menghadapi tuntutan yang semakin kompleks dalam era digital ini.”

Altman juga menyoroti bahwa ChatGPT dapat menjadi solusi bagi tantangan pendidikan yang dihadapi oleh negara-negara berkembang, seperti Indonesia.

Dalam banyak wilayah, akses terhadap pendidikan berkualitas masih terbatas. Dengan adanya ChatGPT, siswa dapat memperoleh materi pembelajaran secara interaktif, di mana pun mereka berada. Teknologi ini juga memungkinkan personalisasi pembelajaran, di mana setiap siswa dapat belajar dengan kecepatan dan gaya yang sesuai dengan kemampuannya.

Menurut lulusan Standford University itu, jika diaplikasikan dengan benar, ChatGPT justru akan meningkatkan potensi siswa, kecepatan belajar mereka, bahkan mungkin daya hafal mereka.

Altman menilai bahwa peran manusia dalam bidang pendidikan tetap penting. Manfaat teknologi kecerdasan buatan bisa dipetik jika digunakan sesuai keperluan.

Dalam kesimpulannya, Altman menyampaikan keyakinannya bahwa dunia pendidikan akan beradaptasi dengan adanya ChatGPT dan teknologi serupa. Meskipun tantangan dan kekhawatiran mungkin muncul, kemajuan teknologi tidak dapat dihentikan.

Mulanya memang ditolak

Seperti ketika fase awal ChatGPT muncul untuk pertama kali di Amerika. Banyak sekolah-sekolah yang menolak aplikasinya, dilansir dari CNBC Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, justru ChatGPT digunakan dalam lingkungan sekolah untuk memudahkan proses belajar mengajar.

Kini, sudah banyak pengguna ChatGPT dari kalangan pelajar. Penting bagi kita untuk memanfaatkannya dengan bijak dan mengintegrasikannya dengan metode pembelajaran yang sudah terbukti efektif.

“Pengawasan dan aturan terkait teknologi AI bisa dilakukan bertingkat. Di level dunia, aturan bisa diterapkan pada hal-hal mendasar, misalnya tidak boleh digunakan untuk mencelakai. Nilai universal semacam itu, saya kira, disetujui oleh semua orang,” ujar Altman.

Kolaborasi yang baik antara manusia dan teknologi AI, akan membuat dunia pendidikan lebih cerah, di mana pengetahuan dan pembelajaran dapat diakses oleh semua orang tanpa batasan.

Dengan misi memperkenalkan AI lebih jauh, Altman akan berkeliling ke beberapa negara lainnya seperti Inggris, Perancis, Israel, China, India, Korea Selatan, Jepang, dan Singapura.

notix-artikel-retargeting-pixel