Capsula Mundi, Pemakaman Kontroversial yang Ubah Jasad Jadi Pohon

Capsula Mundi, Pemakaman Kontroversial yang Ubah Jasad Jadi Pohon

Capsula Mundi

DAFTAR ISI

Kematian memang sebuah hal yang pasti bagi setiap makhluk hidup. Namun, bagaimana cara kita menghormati dan mengenang orang-orang yang telah meninggal?

Capsula mundi menawarkan pemakaman dengan cara yang unik sekaligus kontroversial. Mereka mengklaim cara ini berbeda dengan kebanyakan budaya. Cara pemakaman mereka mengubah jasad manusia menjadi pohon.

Setiap budaya dan agama memiliki tradisi dan ritual pemakaman yang berbeda-beda. Namun, tidak semua cara pemakaman itu ramah lingkungan. Beberapa cara pemakaman dapat menimbulkan polusi, pemborosan, dan kerusakan ekosistem.

Misalnya, penggunaan peti mati, bahan kimia, dan beton yang tidak mudah terurai. Atau, pembakaran jenazah yang menghasilkan asap dan gas rumah kaca.

Salah satu konsep pemakaman yang menawarkan solusi tersebut adalah Capsula Mundi.

Konsep pemakaman Capsula Mundi

Capsula Mundi, Pemakaman Kontroversial yang Ubah Jasad Jadi Pohon - Konsep Capsula Mundi
Image from Daily News

Mengutip dari web capsulamundi, cara pemakaman ini adalah sebuah proyek budaya dan lingkungan yang diciptakan oleh dua desainer asal Italia, Raoul Bretzel dan Anna Citelli. Mereka memulai proyek ini sudah lama, sejak tahun 2003.

Proyek ini mengusulkan sebuah cara pemakaman dengan pendekatan yang berbeda terhadap cara kita berpikir tentang kematian, yaitu dengan mengubah jenazah menjadi pohon.

Ya, kalian tidak salah baca, mengubah jenazah menjadi pohon, lalu pertanyaannya bagaimana caranya? Jenazah atau abu jenazah akan dimasukkan ke dalam sebuah kapsul berbentuk telur yang terbuat dari bahan biodegradable.

Kapsul ini kemudian akan ditanam di tanah sebagai biji. Di atas kapsul, akan ditanam sebuah pohon yang dipilih oleh orang yang meninggal atau keluarganya. Pohon ini akan tumbuh dengan mendapatkan nutrisi dari kapsul dan jenazah di dalamnya.

Bagi Citelli dan Bretzel pohon melambangkan penyatuan antara bumi dan langit, meteri dan immateri, tubuh dan jiwa. Mereka ingin membangunkan kesadaran masayrakat akan kemungkinan baru untuk ‘meninggalkan’ bumi ini.

Dengan cara ini, orang yang meninggal tidak hanya akan kembali ke alam, tetapi juga akan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan. Pohon-pohon yang tumbuh dari kapsul akan membentuk sebuah hutan memorial yang indah dan hijau.

Keluarga dan teman-teman orang yang meninggal dapat mengunjungi dan merawat pohon tersebut sebagai bentuk penghormatan dan pengenangan.

Tertarik dengan konsep pemakaman Capsula Mundi?

Simak dulu kontroversinya berikut ini.

Kontroversi Capsula Mundi

Pendapat pro

Capsula Mundi, Pemakaman Kontroversial yang Ubah Jasad Jadi Pohon - Capsula Mundi 2
capsulamundi

Konsep pemakaman Capsula Mundi menarik perhatian banyak orang dengan gagasan ramah lingkungan. Namun, tidak semua orang setuju atau mendukung konsep-konsep tersebut. Ada beberapa pendapat pro dan kontra yang muncul terkait dengan cara pemakaman yang ramah lingkungan ini.

Konsep capsula mundi, mengutip dari Daily News seorang aktivis mengatakan proyek tersebut bukanlah pilihan ekologi terbaik.

Desain pod walau meski cantik di atas tanah, mungkin sebenarnya bukan yang terbaik untuk memungkinkan penguraian yang efektif di bawah tanah dari kata Tony Hale, seorang co-director “A Will for the Woods” sebuah film dokumenter tentang penguburan ramah lingkungan.

Menurutnya, tubuh yang berbaring rata akan memberikan lebih banyak nutrisi daripada yang ditempatkan secara vertikal.

Dari pandangan yang mendukung, cara pemakaman ini dapat menghemat lahan dan sumber daya yang biasanya digunakan untuk pemakaman konvensional. Misalnya, kayu, plastik, logam, beton, dan bahan bakar.

Dampak positif lain dari cara pemakanan ini adalah dapat mengurangi polusi dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pemakaman konvensional. Misalnya, asap, bahan kimia, dan sampah.

Dapat meningkatkan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Pohon-pohon yang tumbuh dari kapsul atau mayat akan memberikan oksigen, menyerap karbon dioksida, dan menjadi habitat bagi berbagai makhluk hidup.

Pandangan yang mendukung dari konsep pemakaman capsula mundi adalah mungkin, dapat memberikan makna dan nilai yang lebih tinggi bagi orang yang meninggal dan keluarganya.

Pohon-pohon yang tumbuh dari kapsul atau mayat akan menjadi simbol kehidupan yang abadi dan warisan bagi generasi mendatang.

Kontra

Capsula Mundi, Pemakaman Kontroversial yang Ubah Jasad Jadi Pohon - Capsula Mundi 1
capsulamundi

Dari sisi yang kontra, memandang pemakaman ini dapat bertentangan dengan ajaran agama atau keyakinan tertentu yang mengharuskan jenazah dikubur atau dikremasi dengan cara tertentu. Misalnya, Islam, Kristen, atau Hindu.

Cara pemakaman ini dapat menimbulkan masalah hukum atau sosial jika tidak ada peraturan atau kesepakatan yang jelas tentang penggunaan lahan untuk pemakaman.

Misalnya, siapa yang berhak memiliki atau mengelola lahan tersebut, bagaimana cara melindungi lahan tersebut dari pencurian atau perusakan, dan bagaimana cara menjamin keamanan dan kesehatan masyarakat sekitar.

Mungkin saja juga cara pemakaman ini dapat menimbulkan risiko kontaminasi atau penularan penyakit jika jenazah tidak ditangani dengan baik atau sesuai dengan standar sanitasi. Seperti jika jenazah mengandung virus, bakteri, atau racun yang berbahaya bagi manusia atau lingkungan.

Juga terakhir, dapat mengurangi rasa hormat atau penghormatan terhadap orang yang meninggal jika jenazah tidak diberi perlakuan yang layak atau sesuai dengan adat istiadat.

Misalnya, jenazah tidak diberi upacara atau ritual yang bermakna, jenazah tidak diberi identitas atau tanda pengenal yang jelas, atau jenazah tidak diberi perawatan atau perlindungan yang memadai.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel