Jangan Sampai Merugi! Ini 4 Cara Menghitung Modal dan Harga Jual dengan Tepat

Jangan Sampai Merugi! Ini 4 Cara Menghitung Modal dan Harga Jual dengan Tepat

cara menghitung modal dan harga jual

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Apakah kamu sedang merintis suatu bisnis dagang? Sudah kah kamu tahu cara menghitung modal dan harga jual dengan tepat?

Ini penting karena untuk memulai sebuah usaha, mengetahui cara menghitung modal dan harga jual yang tepat akan menjadi hal yang vital untuk masa depan bisnis kamu.

Berapa sih harga yang pas itu? Tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah, itu lah intinya.

Harga jual yang mahal memang memberikan keuntungan besar, akan tetapi pembeli akan berpikir untuk mencari yang lebih murah di tempat yang lain.

Sedangkan harga jual yang murah memang akan memperbanyak penjualan. Tetapi pembeli yang selama ini terbiasa dengan harga murah, akan mudah terkejut ketika harga produk dinaikkan. Selain itu, hal ini berisiko untuk keuangan bisnis kamu.

Mengetahui cara menghitung modal dan harga jual bisa membantu usaha tetap kompetitif dan bertahan dalam persaingan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang cara menghitung modal dan harga jual yang baik dan tepat.

Cara Menghitung Modal dan Harga Jual

Menghitung Biaya Produksi dan Keuntungan

Cara ini kerap kali disebut cost plus pricing yaitu cara paling umum untuk menghitung modal dan menentukan harga jual. Dalam hal ini, mula-mula yang harus diperhatikan ialah dua hal, yaitu variable cost dan fixed cost.

Dilansir dari Skill Academy, variable cost adalah biaya yang tidak berubah atau berpengaruh dengan total produk yang dihasilkan. Kita bisa ambil contohnya seperti asuransi, pajak bangunan, sewa lahan atau tempat, dan lain sebagainya.

Variable cost adalah biaya yang dapat berubah atau berpengaruh dengan total produk yang dihasilkan. Artinya, banyak atau sedikit barang yang kamu produksi akan berdampak langsung dengan biaya yang harus dikeluarkan, Misalnya, bahan baku, tenaga kerja, listrik, dan lain-lain.

Dengan mengetahui kedua hal di atas, kita dapat menggunakan rumus sederhana di bawah ini:

Rumus:

fixed cost + variable cost = total cost

total cost : jumlah produk = harga per-biji

harga per-biji + laba = harga jual

Contoh:

Jaka Wibawa hendak membuka usaha makanan dengan tunggal menu yaitu nasi bara. Adapun total fixed cost-nya adalah 10 juta, sedangkan variable cost-nya adalah 15 juta selama satu tahap produksi.

Jika dijumlahkan, maka variable cost itu menghasilkan sekitar 1000 porsi nasi bara. Nah, untuk menemukan harga jual, caranya ada di bawah ini.

Rumus:

10 juta + 15 juta = 25 juta

25 juta : 1000 = 25 ribu

25 ribu + 10 ribu (40% laba) = 35 ribu per-porsi

Maka, Jaka Wibawa harus menjual nasi bara dengan 35 ribu untuk mendapatkan keuntungan 40%.

Menghitung Modal dan Mark-up Harga

Metode ini sering disebut mark-up pricing, dan memang hampir mirip dengan metode cost plus pricing, tetapi dianggap lebih sederhana lagi. Jadi caranya yaitu, menghitung semua modal yang dikeluarkan dan menambah dengan jumlah keuntungan yang ingin didapatkan.

Rumus:

Modal + mark up = harga jual

Contoh:

Pascabowo adalah seorang pemilik kebun sawit yang besar di Kalimantan. Dia ingin memanfaatkan buah-buah sawit yang gagal produksi menjadi kerajinan cindera mata yang menarik.

Setelah dihitung-hitung, total ia mengeluarkan modal sebanyak 10 juta dan berhasil memproduksi cindera mata sebanyak 1000 biji sawit. Pascabowo sendiri menginginkan laba sebesar 5 juta. Oleh karena itu, rumus yang harus ia gunakan adalah sebagai berikut:

Rumus  : 10 juta + 5 juta                = 15 juta

             : 15 juta : 1000                  = 15 ribu

Rumus di atas menjelaskan bahwa modal ditambah dengan laba ialah 15 juta. Dan karena jumlah produk ialah 1000 biji, maka 15 juta itu harus dibagi dengan jumlah produk. Kesimpulannya, Pascabowo harus menjualnya dengan harga 15 ribu per-biji cindera mata.

Bagaimana Cara Menentukan Harga Jual Pasar

Metode Break Even Pricing

Cara ini ialah melihat keadaan harga yang ada di pasaran. Prinsip ekonomi berkata, bahwa jika permintaan naik, harga pun bisa turut naik. Demikian juga saat permintaan turun, harga barang pun akan ikutan turun.

Nah, karena harga jual sangat dipengaruhi oleh pasar, maka penting untuk memperhatikan biaya produksi dan keadaan pasar terlebih dahulu. Intinya, jika penjualan berada di atas garis break event, usaha kita akan tidak akan rugi, tapi jika penjualan di bawah break event, maka usaha kita bukannya untung malah buntung,

Dilansir dari Merdeka.com, metode ini bisa diterapkan hanya jika bisnis kamu memenuhi beberapa hal di bawan ini,

  1. Modal variabel per-satuan nilanya sama
  2. Semua produk sudah terjamin akan terjual
  3. Semua modal usaha dapat dikategorikan dalam konstanta dan juga variabel

Melihat harga kompetitor atau harga pasar

Hal ini cukup mudah sih. Harga jual produk bisa langsung disesuaikan dengan harga yang sudah beredar. Untuk lebih mudahnya, cari lah beberapa competitor yang menjual produk yang sama dan pasang lah harga mengacu kepada mereka.

Namun, kekuarangan dari metode ini adalah laba tidak dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik usaha. Artinya, harga pasar akan berperan besar dalam menentukan seberapa laba yang akan kamu peroleh.

Itulah pembahasan tentang cara menghitung modal dan harga jual produk. Semoga dengan adanya artikel ini, kamu terbantu dalam menjalankan bisnis dan memperoleh keuntungan yang sepadan.

Cara menghitung modal dan harga jual produk ini bisa jadi inspirasi menetapkan berapa modal yang dibutuhkan sekaligus potensi keuntungan usaha. Ayo mulai sekarang juga!

notix-artikel-retargeting-pixel