Contoh Gentrifikasi di Indonesia, Punya Dua Sisi Perubahan Sosial

Contoh Gentrifikasi di Indonesia, Punya Dua Sisi Perubahan Sosial

Contoh gentrifikasi di Indonesia

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Fenomena gentrifikasi tengah menjadi perbincangan hangat bagi para warganet di media sosial Twitter. Contoh gentrifikasi di Indonesia sudah cukup lama ada dan terjadi.

Jika merujuk pada pengertiannya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, gentrifikasi di artikan sebagai imigrasi penduduk kelas ekonomi menengah ke wilayah kota yang buruk keadaannya atau sedang dipermodern.

Ciri umum gentrifikasi dapat dikenali berupa berpindahnya orang atau keluarga yang relatif lebih makmur dan berpendidikan ke lingkungan warga yang berpenghasilan rendah atau minoritas. Perpindahan itu akan menyebabkan perubahan nilai lahan dan struktur sosial lainnya.

Gentrifikasi juga cenderung terjadi pada kawasan yang letaknya dekat dengan pemukiman kelas menengah atas, dekat pusat kota, hingga kawasan yang dilalui layanan transportasi.

Berikut ini beberapa contoh grantifikasi di Indonesia.

Contoh gentrifikasi di Indonesia

Kawasan Semarang

Contoh gentrifikasi dapat ditemui pada kawasan pinggiran kota Semarang yang berada di sekitar Kampus Universitas Diponegoro (UNDIP).

Dalam Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota berjudul Keberlangsungan Menetap Penduduk Asli pada Kawasan di Sekitar UNDIP sebagai Permukiman Kota Semarang yang Tergentrifikasi, fenomena gentrifikasi sangat terlihat pada keberlangsungan menetap penduduk asli.

Kawasan sekitar UNDIP ini meliputi Kelurahan Tembalang, Bulusan, Sumurboto, dan Pedalangan. Dari tahun 2006 ke 2010, kawasan wilayah tersebut telah mencapai pertambahan rumah sebanyak 90,83 persen dan meningkatnya jumlah penduduk sebesar 18,7 persen selama lima tahun.

Banyak warga kota Semarang yang tidak berdomisili di sekitar kampus UNDIP membeli lahan. Ini berdampak pada peningkatan lonjakan harga lahan dan nilai bangunan selama lima tahun terakhir, sejak 2006-2010.

Sebagai wilayah yang ada sarana pendidikannya serta banyak masuknya pendatang, kawasan sekitar UNDIP mengalami revitalisasi dengan meningkatnya fasilitas pelayanan dan sebagai kawasan pinggiran kota Semarang dengan perkembangan aktivitas komersial.

Kawasan Tangerang

Contoh kawasan yang mengalami gentrifikasi bisa jelas kita temukan di Tangerang yaitu Kecamatan Cisauk sebagai penyangga kabupaten.

Dilansir dari buku Pemikiran Isu dan Strategi Pengembangan Wilayah dan Kota di Indonesia, pada sub bab Studi Kasus Gentrifikasi Peri Urban di Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang, daerah tersebut berperan sebagai pusat industri, perdagangan dan jasa.

Hal itu karena posisi strategis Kabupaten Tangerang sebagai penyangga ibukota DKI Jakarta, yang kemudian menjadi bagian dari megapolitan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi).

Tak hanya sebagai pemukiman, Kecamatan Cisauk juga sebagai tempat aktivitas pendidikan, perdagangan dan jasa turut serta mempengaruhi perkembangan kawasan sekitarnya.

Kabupaten Tangerang ini lalu berkembang pesat sebab, limpasan kota-kota mandiri di sekitarnya seperti Summarecon Serpong dan Citra Raya.

Kawasan Summercon Serpong yang terletak sekitar 21 km di sebelah barat Jakarta ini lalu menjadi kawasan pengembanganseluas 750 hektar yang terdiri dari perumahan, ruko, perkantoran, apartement, mal, hingga menjadi pusat bisnis yang lebih dikenal dengan nama Gading Serpong.

Selain itu, Kabupaten Tangerang semakin berkembang juga karena adanya Bumi Serpong Damai (BSD) di Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan.

Gentrifikasi dianggap jadi sebab kesenjangan sosial

Dari dua contoh gentrifikasi di atas, sekilas menunjukkan hal yang positif. Dengan masuknya orang-orang baru di kawasan sekitar, juga adanya sarana pendidikan mampu mengubah karakteristik lokasi tersebut menjadi lebih positif.

Selain itu, roda perekonomian juga semakin berkembang pesat karena hadirnya kawasan komersial baru yang berada di daerah tersebut.

Namun, perubahan itu tidak berada pada satu aspek positif saja. Dalam jurnal yang ditulis Ichlas Nanang Afandi berjudul Psychosocial Effect of Gentrification in Indonesia, dari laporan Allianz pada 2015 menyebutkan bahwa Indonesia masuk dalam negara dengan kesenjangan sosial tertinggi di Asia.

Di mana salah satu faktor penyebabnya kesenjangan sosial ini karena gentrifikasi yang terjadi dengan pesat di kota-kota besar di Indonesia.

Dalam temuan penelitiannya, Ichlas menyebut bahwa gentrifikasi berkontribusi pada munculnya berbagai permasalahan psikososial, seperti rendahnya kesejahteraan psikologis, berubahnya pola dan orientasi hubungan sosial, meningkatnya angka kriminalitas, serta semakin melebarnya kesenjangan sosial yang berakibat munculnya konflik sosial.

Lantas, jika melihat contoh gentrifikasi dari Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang ini, kondisi perubahan yang terlihat jelas terjadi yakni hubungan sosial kependudukan pada kegiatan gotong royong yang mengalami penurunan.

Selain itu, adanya warga asli yang justru memilih pindah dari kawasan tersebut karena memilih menjual lahannya kepada warga pendatang atau investor.

Fenomena gentrifikasi ini menjadi bagian dari dua sisi kehidupan, ia ibarat mata uang koin, di satu sisi baik, tetapi ada buruknya.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel