Kebijakan Water Mist Jadi Alternatif Baru Tekan Polusi Udara Jakarta

Kebijakan Water Mist Jadi Alternatif Baru Tekan Polusi Udara Jakarta

Kebijakan water mist demi tekan polusi udara Jakarta

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Pemerintah pusat dan DKI Jakarta tak ada habisnya membuat sebuah upaya demi menekan polusi udara Jakarta.

Kini kebijakan terbarunya yaitu water mist. Mari mengenalnya secara lebih dalam karena disebut-sebut sebagai alternatif baru untuk tekan polusi udara Jakarta. Selain water mist, pemerintah juga sudah banyak mengeluarkan kebijakan demi menangani masalah polusi udara ini.

Kualitas udara Jakarta yang mulai memburuk sebenarnya terjadi pada akhir Juli 2023 lalu. Berita buruknya kualitas udara itu semakin mencuat seiring kondisinya yang memprihatinkan. Kini, pemerintah dituntut untuk bergerak cepat dan tepat untuk mengatasinya.

Water Mist jadi Alternatif Kebijakan Baru

Pompa bertekanan tinggi atau water mist generator diklaim lebih efektif dalam mengurangi polusi udara. Alat tersebut akan bekerja dengan cara menyiramkan air dari puncak gedung.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Herus Budi Hartono menyebut bahwa dirinya mendapatkan arahan dari Presiden Jokowi untuk melakukan water mist ini. Dirinya pun berencana akan memanggil para pemilik dan pengelola gedung-gedung tinggi untuk mengikuti arahan tersebut.

“Hari ini saya bertemu beberapa pengelola, alatnya juga sudah diproduksikan. Tapi yang terpenting adalah saya kumpulkan mereka untuk bisa melakukan,” ungkapnya pada Selasa, (29/8) dikutip dari ANTARA.

Heru pun berharap para penilik dan pengelola gedung-gedung tinggi untuk bisa melakukan water mist tersebut.

Alat ini juga disebut mudah dibuat, Badan Riset dan inovasi Nasional (BRIN) mengatakan harga satu unit water mist berkisar 50 juta.

Water Mist Diklaim Upaya Tepat Atasi Polusi Udara Jakarta

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Asep Purwanto menyebut bahwa penggunaan metode water mist generator jauh lebih efektif apabila dibandingkan dengan penyemprotan di jalanan ibu kota.

Asep mengatakan sedang mendata gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk mengetahui gedung mana yang efektif melakukan penyemprotan water mist, menurutnya ada 1.300 gedung.

“Termasuk nanti pada saat penyemprotannya jadi mungkin sehari dua kali, misalnya pada pukul 10.00 WIB atau 11.00 WIB kemudian juga pada siang hari pukul 14.00 WIB atau 15.00 WIB sore itu nanti sedang kita coba untuk simulasikan,” jelasnya.

Hal itu juga dibenarkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar. Siti menyebut untuk melakukan water mist ini membutuhkan air sekitar 500 liter per generator. Alat yang dibuat oleh BRIN ini juga membutuhkan daya listrik 2.000 watt.

Metode tersebut telah diuji di Gedung Pertamina berdekatan dengan Masjid Istiqlal, Gambir, Jakarta Pusat pada Minggu, (27/8). Siti pun mengungkapkan hasilnya polutan udara turun drastis.

“Waktu diuji dengan PM2.5 memang turun. Turunnya signifikan dari angka 112 itu turun menjadi angka 52 lah kira-kira. Turunnya banyak,” katanya dalam konferensi pers usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan pada Senin, (28/8) kemarin.

Berbedanya, Peneliti Meteorologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Deni Setiadi justru meragukan upaya tersebut sebagai wujud untuk mengurangi polusi udara di Jakarta.

Menurutnya, cara instan dengan menyemprotkan air dari atas gedung tidak memberikan dampak signifikan untuk memperbaiki kualitas udara.

Sejumlah Kebijakan Lain Demi Tekan Polusi Udara

Sementara itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya demi menekan polusi udara. Hasilnya sejauh ini memang belum terlihat nyata.

Misalnya, pemerintah bekerja sama dengan para stakeholder untuk melakukan tilang uji emisi kendaraan. Tujuannya, supaya pengendara mengetahui tentang kondisi kendaraannya dan efektivitas pembakaran bahan bakar di mesin kendaraannya.

Mereka yang tidak memenuhi standar uji emisi akan dikenakan teguran dan denda tilang mulai per 1 September 2023.

Lainnya, pemerintah juga telah memberlakukan kebijakan bekerja dari rumah atau WFH kepada 50 persen ASN sejak 21 Agustus 2023. Aturan itu akan berakhir pada 21 Oktober 2023.

Ada juga upaya demi menekan polusi udara lainnya yaitu dengan pembuatan hujan buatan Jakarta. Hasilnya pada 27-28 Agustus 2023 mulai sore hingga malam hari beberapa wilayah di Jakarta diguyur hujan. Hujan buatan sendiri dapat membantu membersihkan udara kotor dari polusi.

Ada juga sudah diresmikannya LRT Jabodebek, dengan harapan masyarakat dapat beralih dari menggunakan kendaraan pribadi menjadi kendaraan umum.

Sayangnya, berbagai upaya itu masih belum efektif dalam menekan polusi udara Jakarta. Hingga Selasa, (28/8) indeks kualitas udara Jakarta terpantau mencapai angka 155 US Air Quality Index (AQI US). Dari keterangan situs IQAir, menyatakan bahwa tingkat polusi itu tidak sehat.

Berbagai upaya pemerintah itu harusnya, juga diikuti kesadaran masyarakat yang tinggi demi menekan polusi udara Jakarta.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel