Sediksi.com – Pulau Rempang belakangan namanya dikenal karena peristiwa bentrokan yang terjadi antar warga setempat dengan aparat.
Namun, tahukah kamu kalau ada fakta unik Pulau Rempang yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang?
Sebelum membahasnya, tidak ada salahnya jika kita flashback terlebih dahulu mengenai peristiwa yang dilakukan warga dalam menolak lahannya untuk digunakan pembangunan Rempang Eco City.
Dikarenakan pemerintah akan melakukan pembangunan Rempang Eco City, masyarakat setempat diharuskan pindah atau direlokasi dari wilayah tersebut.
Masyarakat yang tidak terima pun, melakukan aksi unjuk rasa dan terjadilah bentrokan.
Tanah yang menjadi tempat tinggal mereka selama ini, direbut oleh negara demi sebuah pembangunan untuk tempat pabrik produsen kaca China.
Padahal, Pulau Rempang menyimpan sejarah, kebudayaan, wisata dan hal unik yang perlu dipertahankan. Ada cerita menarik yang membentuk identitas di Pulau Rempang.
Berikut ini 5 fakta unik Pulau Rempang yang perlu kamu ketahui. Apa sajakah itu?
5 Fakta Unik Pulau Rempang
Suku Asli Penghuni Pulau Rempang
Peneliti Sejarah Pusat Riset Kewilayahan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dedi Arman menyebut Pulau Rempang dihuni oleh suku Melayu, suku Orang Darat, dan suku Orang Laut. Ada 16 kampung permukiman warga asli yang mendiami Pulau Rempang.
Lebih lanjut, Dedi mengatakan salah satu bukti tentang keberadaan suku atau orang-orang yang sudah tinggal di Pulau Rempang.
Pada tahun 1722-1818, Pusat Pemerintahan Temenggung Riau Lingga dipindahkan dari Hulu Riau (Tanjung Pinang), ke Pulau Balang, dekatnya Pulang Rempang dan Galang.
Sementara, pada sumber lain yang dikutip dari Keprionline menyebut bahwa pulau yang memiliki luas sekitar 16.583 hektar ini diyakini sudah ditinggali suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat sejak 1834.
Datangnya Penjelajahan Kolonial
Awal kedudukan Belanda di Pulau Rempang terjadi pada abad ke-19. Saat itu, Belanda datang untuk mendirikan pangkalan militer untuk memantau Selat Malaka, yang menjadi jalur penting dalam perdagangan maritim.
Pulau Rempang juga menjadi wilayah yang tidak terlepas dari penjelajahan kolonial.
Sebuah catatan dari artikel Verslag van een bezoek aan de Orang Darat van Rempang atau Laporan Sebuah Kunjungan ke Orang Darat di Pulau Rempang pada 4 Februari 1930, menyebut Controleur Onderafdeeling Tanjungpinang, P Wink mengunjungi Orang Darat di Pulau Rempang.
Versi lain menyebut bahwa sejarah Pulau Rempang tidak terlepas dari penaklukkan yang dilakukan Belanda terhadap Kerajaan Melayu Riau pada 1784. Sementara, dulunya Pulau Rempang tidak termasuk dalam Otorita Batam.
Barulah Pulau Rempang menjadi wilayah kerja Otorita Batam setelah disahkannya Keppres No. 28 Tahun 1992, di antaranya juga meliputi wilayah Pulau Batam, Pulau Galang, dan pulau-pulau sekitarnya.
Ada istilah yang dulunya cukup populer yakni Barelang yang berarti Batam, Rempang, dan Galang.
Peran Strategis dalam Perang Dunia II
Pulau Rempang memiliki peran yang penting selama Perang Dunia ke II di saat Jepang menduduki sebagai bagian dari ekspansi mereka di Asia Tenggara.
Tepatnya pada tahun 1942, Jepang menggunakan Pulau Rempang untuk menjadi lokasi strategis dalam mengawasi Selat Malaka dan mengendalikan aktivitas militer di wilayah sekitarnya.
Keindahan Alam Pulau Rempang
Pulau Rempang menawarkan keindahan alam yang mempesona dan tak terlupakan, mulai dari pantai berpasir putih, udara laut yang jernih. Pulau ini menjadi tempat penyelam dan pencinta alam.
Salah satu pantai terkenalnya yakni Pantai Tanjung Pinang, yang punya pemandangan matahari terbenam.
Laut di Pulau Rempang juga memiliki terumbu karang yang indah dan makhluk laut yang beragam.
Pariwisata dan Budaya Pulau Rempang
Pulau Rempang yang memiliki keindahan alam asri ini menjadi tujuan wisata yang populer bagi wisatawan.
Sejumlah tempat wisata tersebut seperti Pantai Melayu, Jembatan Barelang, Pantai Dendang Melayu, Pantai Melur, Pantai Viovio, hingga Pantai Elyora.
Selain itu, Pulau ini juga menyimpan cagar budaya yang merupakan peninggalan sejarah seperti, benteng, makam, dan monumen.
Berdasarkan keadaan populasinya, Pulau Rempang ini juga menjadi salah satu kawasan perlindungan keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Itulah 5 fakta unik Pulau Rempang yang membuatnya menjadi menarik. Jika akhirnya, Pulau tersebut menjadi Rempang Eco City, maka bisa saja pemerintah tidak hanya mengabaikan masyarakatnya tetapi juga warisan dan cagar alam budayanya.