Sediksi – Desertifikasi adalah masalah lingkungan yang serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Ini adalah proses degradasi lahan di daerah kering, semi-kering, dan sub-kering, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti perubahan iklim, aktivitas manusia, dan bencana alam.
Desertifikasi mengurangi produktivitas dan keanekaragaman hayati lahan, mengancam ketahanan pangan dan mata pencaharian, dan meningkatkan risiko konflik dan migrasi.
Oleh karena itu China dengan serius ingin menekan angka desertifikasi dengan proyek yang mereka namakan Great Green Wall atau Tembok Hijau Raksasa China.
Dalam artikel ini kita akan membahas proyek yang cukup ambisiun dan berjalan sejak dulu sampai sekarang ini, selengkapnya mengenai proyek Great green wall China akan diulas di bawah ini.
Proyek Great green wall China yang Ambisius
China adalah salah satu negara yang menderita desertifikasi parah, terutama di wilayah utaranya. Gurun Gobi, gurun terbesar kedua di dunia, menutupi sekitar 1,3 juta kilometer persegi wilayah China, dan terus berkembang dengan laju yang mengkhawatirkan.
Menurut laporan tahun 2013 oleh The United Nation Convention to Combat Desertification (UNCCD), desertifikasi, degradasi lahan dan kekeringan telah meningkat secara global, terutama selama abad kedua puluh dan kedua puluh satu.
Untuk mengatasi tantangan ini, China telah meluncurkan proyek ambisius bernama Great green wall, yang secara resmi dikenal sebagai Three-North Shelter Forest Program.
Ini adalah serangkaian jalur hutan penahan angin (shelterbelt) yang ditanam manusia di China, yang dirancang untuk menahan perluasan Gurun Gobi, dan menyediakan kayu untuk penduduk setempat.
Proyek ini dimulai pada tahun 1978, dan direncanakan selesai sekitar tahun 2050, pada saat itu akan memiliki panjang 4.500 kilometer (2.800 mil) dan meningkatkan tutupan hutan di seluruh China dari lima menjadi 15 persen.
Nama proyek ini menunjukkan bahwa proyek ini akan dilakukan di ketiga wilayah utara: Utara, Timur Laut dan Barat Laut.
Proyek Great green wall China ini memiliki preseden sejarah yang berasal dari sebelum Masehi. Namun, pada periode pra-modern, proyek penghijauan yang disponsori pemerintah di sepanjang wilayah perbatasan bersejarah sebagian besar untuk fortifikasi militer.
Tujuan Utama Proyek Great green wall China
Proyek Great green wall China memiliki berbagai tujuan dan manfaat. Tujuan utamanya adalah mencegah desertifikasi dan erosi tanah lebih lanjut dengan menciptakan penghalang alami dari pohon-pohon yang dapat menghalau angin dan menstabilkan bukit pasir.
Pohon-pohon juga membantu meningkatkan iklim mikro dan siklus hidrologi daerah tersebut, dengan meningkatkan presipitasi, mengurangi penguapan, dan meningkatkan kelembaban tanah.
Selain itu, proyek ini bertujuan untuk menyimpan jutaan ton karbon dioksida dan membantu mengurangi perubahan iklim.
Proyek ini juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat setempat, seperti menciptakan lapangan kerja, menghasilkan pendapatan, meningkatkan kondisi hidup, dan meningkatkan kesadaran ekologis.
Proyek ini melibatkan berbagai metode dan strategi untuk mencapai tujuannya. Tahap keempat proyek ini, yang dimulai pada tahun 2003, memiliki dua bagian: penggunaan penyemaian udara untuk menutupi daerah luas di mana tanahnya kurang kering, dan memberikan insentif uang tunai kepada petani untuk menanam pohon-pohon dan semak-semak di daerah yang lebih kering.
Sistem pengawasan senilai $1,2 miliar (termasuk pemetaan dan basis data pengawasan) juga akan diterapkan. Proyek ini juga bergantung pada upaya individu oleh beberapa warga negara yang berdedikasi yang telah mengambil inisiatif sendiri untuk melawan desertifikasi dengan menanam pohon di lahan mereka sendiri.
Proyek Great green wall China telah dipuji sebagai contoh yang berhasil dari restorasi ekologis dan perlindungan lingkungan.
Selain itu, proyek ini telah mengurangi frekuensi dan intensitas badai debu yang mempengaruhi tidak hanya China tetapi juga negara-negara tetangga seperti Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan.
Kritik Terhadap Proyek ini
Namun, beberapa tantangan dan kritik tetap ada untuk proyek ini. Beberapa ahli telah mempertanyakan keberlanjutan dan efektivitas menanam monokultur spesies pohon non-asli yang mungkin tidak cocok untuk lingkungan setempat.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa menanam terlalu banyak pohon dapat sebenarnya memperburuk kelangkaan air di beberapa daerah dengan meningkatkan evapotranspirasi.
Beberapa masalah sosial juga muncul, seperti sengketa lahan, korupsi, kurangnya partisipasi, dan pemeliharaan yang tidak memadai.
Meskipun demikian, Great green wall China tetap menjadi usaha yang luar biasa yang menunjukkan komitmen dan inovasi China dalam mengatasi masalah lingkungan.
Ini adalah model untuk negara-negara lain yang menghadapi masalah serupa desertifikasi dan degradasi lahan. Ini juga merupakan bukti kekuatan kecerdasan dan kerjasama manusia dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan lebih berkelanjutan untuk planet kita.