Indonesia Menuju Ageing Population Mulai 2030, Apa yang Bisa Dilakukan?

Indonesia Menuju Ageing Population Mulai 2030, Apa yang Bisa Dilakukan?

Indonesia Menuju Ageing Population Mulai 2030

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Menuju debat Calon Presiden (Capres) terakhir yang akan dilaksanakan pada Minggu, 4 Februari 2024, ada beberapa topik menarik yang akan diperdebatkan dalam debat pamungkas ini.

Topik-topik tersebut di antaranya kesejahteraan sosial, ketenagakerjaan, pendidikan, kesehatan, teknologi informasi, Sumber Daya Manusia (SDM), dan inklusi.

Ketika diwawancara soal persiapan debat terakhir, kepada BBC juru bicara timses Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Surya Tjandra, sempat menyampaikan soal Indonesia yang diprediksi akan memasuki era ageing society mulai 2030.

“Jangan lupa mulai 2030 Indonesia akan masuk menjadi ‘ageing society’, dimana penduduk usia non-produktif akan lebih besar dari usia produktif. Generasi sandwich yang tertekan dari bawah, kebutuhan keluarganya sendiri; dan dari atas, kewajiban merawat orang tuanya,” ucapnya dari berita yang dipublikasikan pada 1 Februari.

Dia juga menegaskan tentang pentingnya negara hadir dalam mengurangi beban mereka, agar mewujudkan dan menjadi kekuatan produktif untuk Indonesia Emas 2045

Apa itu ageing population?

Indonesia Menuju Ageing Population Mulai 2030
Tampak senyum dari wajah dua orang lanjut usia di Indonesia(DOK. Humas Kementerian Sosial)

Ageing society atau ageing population yaitu penuaan penduduk yang merujuk kepada peningkatan proporsi dan jumlah individu yang berusia lanjut dalam suatu populasi.

Adapun faktor utama yang menyebabkan terjadinya hal ini termasuk peningkatan harapan hidup, penurunan angka kelahiran, dan perubahan dalam struktur demografis.

Fenomena ini umumnya terjadi ketika jumlah orang yang berusia di atas batas tertentu (biasanya 65 tahun ke atas) meningkat secara signifikan dalam populasi.

Antara tahun 2015 dan 2050, proporsi penduduk dunia yang berusia di atas 60 tahun akan meningkat hampir dua kali lipat dari 12% menjadi 22%. Sehingga bisa dikatakan laju penuaan populasi jauh lebih cepat dibandingkan masa lalu. Dan untuk itu, negara perlu melakukan tindakan untuk menyelamatkan negara dari tantangan besar.

Untuk memastikan bahwa sistem kesehatan dan sosial mereka siap memanfaatkan perubahan demografi ini sebaik-baiknya.

Dampak ageing population

Ageing population berdampak besar pada kesejahteraan penduduk karena menyasar beberapa aspek yang di antaranya:

  • Peningkatan risiko kesehatan

Peningkatan usia seringkali dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis, perluasan sistem perawatan kesehatan, dan peningkatan permintaan layanan kesehatan.

  • Masalah ekonomi

Penuaan penduduk dapat menyebabkan beban ekonomi karena meningkatnya jumlah orang yang pensiun yang membutuhkan dana pensiun dan layanan kesehatan.

  • Pasar tenaga kerja

Penurunan jumlah angkatan kerja dapat terjadi karena banyak orang yang pensiun, dan ini dapat berdampak pada produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

  • Layanan dan keamanan sosial

Peningkatan jumlah orang yang membutuhkan layanan sosial, seperti perawatan jangka panjang atau bantuan keuangan, dapat menempatkan tekanan pada sistem pelayanan sosial dan keamanan sosial.

  • Perubahan struktur sosial

Penuaan penduduk dalam satu generasi sekaligus dapat menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga dan pola interaksi sosial.

Agar negara tetap stabil dan kehidupan penduduknya tetap terjamin, diperlukan intervensi sedini mungkin agar tidak sampai terjadi masalah serius yang mengancam masa depan negara. 

Apa yang bisa dilakukan sebelum era ageing population dimulai? 

Indonesia Menuju Ageing Population Mulai 2030, Apa yang Bisa Dilakukan? - image 20
Sumber gambar: freepik

Berdasarkan jurnal “Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia” oleh Heryanah tahun 2015, dependency ratio tua Indonesia tahun 2023 telah mencapai angka di atas 10% dan berdasarkan kriteria struktur penduduk, maka Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua atau ageing population. 

Sehingga untuk meminimalisir dan berkaca dari negara-negara maju yang sudah mengalami hal ini, Indonesia juga perlu untuk mempersiapkan sejak dini dengan program-program yang bersifat population responsive. 

Yang apabila berhasil, akan menjadi bonus demografi kedua, yaitu keadaan ketika terjadi penurunan dependency ratio yang disebabkan oleh transisi demografi.

Bahwa meskipun semakin banyak generasi tua di Indonesia, mereka tetap bisa produktif dan menyumbang pertumbuhan ekonomi. 

Program yang bersifat population responsive diharapkan bisa menyediakan penduduknya yang sudah berusia senja jaminan sosial, pendidikan, dan perawatan kesehatan yang layak.

Adapun beberapa contoh atau bentuk pemerintah menerapkan kebijakan yang responsif terhadap kondisi populasi yang didominasi usia tua di antaranya:

  • Menyediakan lapangan kerja yang formal dan layak untuk penduduk usia tua, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Sehingga perempuan juga punya kesempatan yang sama untuk bekerja dan dilindungi dari diskriminasi upah
  • Program bantuan dari pemerintah untuk lansia miskin atau dari kalangan yang termarjinalisasi harus tepat sasaran
  • Pemerintah harus memastikan bahwa sektor swasta sejalan dengan peningkatan usia pensiun yang diberlakukan di sektor publik. Pekerja lanjut usia yang masih produktif berhak mendapatkan perpanjangan usia pensiun
  • Mengingat sebagian besar lansia, khususnya perempuan, hanya mempunyai pengalaman pendidikan yang terbatas, maka pemerintah dan masyarakat harus mengembangkan program pendidikan dan pelatihan yang sesuai untuk lansia
  • Memprioritaskan pelayanan kesehatan untuk penduduk perempuan usia tua yang tinggal sendirian dan di wilayah terpencil
  • Layanan perawatan jangka panjang akan dibutuhkan bagi mereka yang harus terbaring di tempat tidur
  • Penting untuk menjaga budaya para lansia yang tinggal bersama anak dan cucunya. Hubungan antar generasi harus diperkuat untuk mengurangi konflik antar generasi
  • Tersedianya pelatihan mengenai layanan perawatan dan rehabilitasi di rumah penting untuk mengantisipasi peningkatan jumlah lansia
  • Membangun kota yang ramah lansia, dengan transportasi umum yang dapat diakses oleh lansia, layanan publik seperti taman dan toilet yang ramah bagi lansia
  • Melanjutkan upaya menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan angka harapan hidup. Hal ini dapat dilakukan melalui program peningkatan kualitas makanan dan gizi yang diterima bayi, imunisasi anak, dan program pendidikan yang membantu memperkuat keterampilan ibu muda dalam peran mereka merawat bayi dan anak yang lebih besar
Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel