Jutaan Email Militer AS Nyasar ke Mali, Negara yang Dekat dengan Rusia

Jutaan Email Militer AS Nyasar ke Mali, Negara yang Dekat dengan Rusia

Jutaan email militer AS nyasar ke Mali

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Jutaan email yang ditujukan untuk staf Pentagon secara tidak sengaja dikirim ke akun email dengan domain Mali, salah satu dari 25 negara termiskin di dunia sekaligus negara yang beraliansi dengan Rusia.

Tidak tanggung-tanggung, jutaan email salah kirim yang diakibatkan oleh salah ketik domain ini sudah berlangsung selama 10 tahun.

Email harusnya dikirim ke domain “.MIL” bukan “.ML”

Jutaan Email Militer AS Nyasar ke Mali, Negara yang Dekat dengan Rusia - AP23187693837537
Pentagon mengonfirmasi pada hari Senin jutaan email salah kirim ke domain Mali akibat salah ketik (AP/Alex Brandon)

“.MIL” adalah domain email khusus Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang akhir Juli ini direncanakan akan mengadakan sidang membuka informasi kepada publik terkait penelitian dan penampakan Unidentified Flying Object (UFO) yang prosesnya sudah berlangsung lebih dari 50 tahun lalu.

Sedangkan “.ML”  adalah domain email untuk negara Mali. 

Kebanyakan email salah kirim yang keluar masuk adalah spam, tapi beberapa di antaranya adalah informasi pribadi yang bersifat rahasia seperti kata sandi, catatan medis, dan informasi rencana perjalanan pejabat tinggi Amerika Serikat.

Salah satunya adalah email berisi nomor kamar hotel untuk Jenderal James McConville, Kepala Staf Angkatan Darat Amerika Serikat, dan rombongannya ketika melakukan perjalanan ke Indonesia pada Mei lalu. 

Email tersebut justru dikirimkan ke email dengan domain Mali yang menyebabkan bukan hanya salah kirim, menyebarkan data pribadi penting, tapi juga membahayakan keamanan yang bersangkutan.

Baca Juga: Akhir Juli Ini Amerika Akan Buka-bukaan Soal Rahasia UFO

Salah kirim ke negara yang dekat dengan Rusia

Informasi temuan salah kirim email ini disampaikan oleh Johannes  Zuurbier, yang bekerja untuk sebuah perusahaan sebagai penyedia domain email negara Mali sejak 2013.

“Iya, saya masih khawatir sampai sekarang,” tulis Zuurbier dalam sebuah email kepada CNN pada hari Senin ketika ditanya terkait potensi risiko keamanan dan salah kirim email (17/7).

Kontrak laki-laki yang berasal dari Belanda untuk mengelola domain “.ML” sudah berakhir minggu lalu dan hal inilah yang mendorongnya untuk meningkatkan kesadaran akan masalah ini di media. 

Sejak 2013 juga, Zuurbier sendiri mengaku sudah mengangkat masalah ini dengan berbagai pejabat Amerika, termasuk upayanya dengan mengunjungi Kedutaan Amerika Serikat di Mali awal tahun ini. 

Hubungan Mali dengan Rusia sendiri bukan hanya dekat, tapi juga cenderung bergantung. Kontribusi Rusia untuk Mali sangat besar karena meliputi bantuan keamanan, dukungan diplomatik, dan dukungan akses informasi. 

Sehingga jika temuan salah kirim email akibat salah ketik ini tidak disampaikan, dikhawatirkan terjadinya risiko-risiko yang jauh lebih besar.

Seperti pemanfaatan informasi rahasia untuk tujuan yang menguntungkan Rusia tanpa sepengetahuan Amerika Serikat. 

Untuk saat ini, tidak ada kejadian serius yang diakibatkan oleh salah kirim email, sekalipun jumlah email salah kirim mencapai 1 juta.

Departemen Pertahanan sudah bertindak

Dari jutaan email salah kirim tersebut, Sabrina Singh, Wakil Sekretaris Pers Pentagon mengatakan tidak ada email yang dikirim dari alamat email Departemen Pertahanan. 

Namun sebagai upaya pencegahan, mereka juga sudah memblokir domain “.ML” agar tidak tidak terjadi salah kirim dari pihak Pentagon. 

Ia menambahkan bahwa “satu-satunya yang masuk” adalah email dari akun pribadi seperti Gmail dan Yahoo. Lalu Singh juga menyampaikan mereka tidak menganjurkan penggunaan akun email pribadi untuk urusan profesional.

“Departemen Pertahanan sudah mengetahui masalah ini dan menganggap serius semua laporan terkait,” ucap Letnan Komandan Tim Gorman dalam sebuah pernyataannya kepada CNN pada hari Senin (17/7).

Pemerintah Amerika Serikat menyadari mereka tidak bisa mencegah pihak luar dari kesalahan pengetikan alamat email. Tapi di beberapa kasus, pegawai pemerintah Amerika Serikat lah yang salah ketik. 

Sehingga apabila dari pihak mereka sendiri sudah memberikan alamat email yang keliru, maka pihak lain pun tidak bisa menghindari kesalahan tersebut.

Salah satu kejadian email salah kirim lainnya adalah dari agen Federal Bureau of Investigation (FBI) yang ingin mengirimkan kepada pejabat Angkatan Laut Amerika.

FBI ingin meminta informasi pribadi pejabat Angkatan Laut yang akan melakukan kunjungan ke tempat FBI. Lalu agen FBI tersebut mengirim email dengan domain “.ML” yang otomatis email tersebut tidak sampai pada tujuannya.

Oleh karena masalah ini, Departemen Pertahanan “telah mengimplementasikan kebijakan, latihan, dan kontrol untuk memastikan email dari domain “.MIL” tidak terkirim ke domain yang salah,” tulis Dorman dalam pernyataannya.

Cari Opini

Opini Terbaru
Artikel Pilihan

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel