Sediksi.com – Pelatih Tottenham Hotspurs, Antonio Conte, marah besar setelah tim asuhannya gagal menang dalam pertandingan semalam. Kabar pergantian pelatih Spurs makin menguat setelah Conte menuding semua pihak bertanggung jawab sebab kerap mengecewakan para pendukung.
Semalam (18/3/2023), Spurs harus puas dengan hasil imbang 3-3 saat bertandang ke Southampton di St. Mary’s, dalam laga di Premier League 2022/2023. Poin penuh yang sudah di depan mata mesti melayang setelah Spurs kecolongan gol di menit-menit akhir pertandingan.
“Ada 11 pemain di lapangan. Saya melihat pemain-pemain egois, pemain yang tidak membantu satu sama lain, tidak bermain sebagai sebuah tim, dan tidak bermain sepenuh hati,” kata Conte.
Diberitakan The Guardian, kemarahan Conte bukan hanya menyasar sikap pemainnya, tetapi juga mempertanyakan ambisi klub. Conte merasa masalah di tubuh klub merupakan masalah menahun dan tak selesai hanya dengan mengganti pelatih.
“Semua mesti ikut bertanggung jawab. Bukan hanya klub, pelatih dan stafnya. Pemain juga mesti terlibat dalam keadaan ini karena sudah waktunya mengubah keadaan ini jika Tottenham ingin berbenah.”
Setelah kemarahannya di depan awak media, Conte bakal melakukan pembicaraan dengan klub mengenai kontraknya dan aktivitas transfer selama bursa transfer dibuka. Rumor yang beredar menyebut bahwa Conte bakal pergi dari Spurs di akhir musim 2022/2023.
Ada beberapa nama beken yang sudah dihubungkan menjadi pelatih Spurs. Tetapi, Spurs juga perlu pikir-pikir, sekiranya mereka menolak, siapa calon alternatifnya.
Kira-kira siapa saja pelatih yang bakal jadi pelatih Spurs menggantikan Conte sekiranya pelatih asal Italia itu pergi?
Pelatih yang Bisa Gantikan Conte Jadi Pelatih Spurs
Mauricio Pochettino
Pochettino dikabarkan bakal kembali ke Spurs setelah keduanya berpisah 2 tahun lalu. Pochettino dan Spurs rupanya akan rujuk dan disambut dengan tangan terbuka oleh penggemar.
Meski demikian, Pochettino rupanya punya syarat yang perlu dipenuhi Spurs. Berkaca pada periode yang lalu, Pochettino merasa tidak memperoleh dukungan yang memadai dari jajaran direksi klub. Jika kembali ke Spurs, Pochettino akan meminta Spurs untuk lebih aktif di bursa transfer.
Peluang Pochettino kembali menangani Spurs juga cukup besar mengingat saat ini materi pemain yang mereka miliki tidak jauh berbeda dari saat ia menjadi nakhoda. Pemain-pemain macam Harry Kane hingga Son Heung-Min dikenal punya pengaruh kuat di dalam skuat.
Di tangan Pochettino, Spurs sanggup bersaing di papan atas Liga Inggris dan pernah menembus final Liga Champions Eropa (UCL) musim 2019/2020 meski kemudian kalah dari Liverpool.
Baca Juga: Ramai-ramai Julidin Transfer Liga Inggris
Luis Enrique
Luis Enrique sedang menganggur setelah Spanyol keok dari Maroko di Piala Dunia 2022 lalu. Spurs bisa jadi memasukkan nama Enrique dalam daftar mereka mengingat Enrique bukan pelatih sembarangan. Enrique pernah meraih trebe winner, atau tiga gelar mayor dalam semusim, bersama Barcelona.
Dilihat dari track-recordnya, Enrique mestinya cocok untuk Spurs, terutama karena klub asal London itu sedang membangun ulang sepak bola mereka. Enrique bisa menawarkan gaya sepak bola menyerang dan dominan yang jadi ciri khasnya saat menangani Barcelona dulu.
Sekiranya Enrique beneran ke Spurs, klub mesti punya banyak dana untuk medatangkan pemain yang sesuai dengan kebutuhan Enrique. Toh ini juga jadi cara untuk membangun ulang skuat yang mulai menua.
Thomas Tuchel
Nama besar lain yang dihubungkan dengan Spurs ialah Thomas Tuchel. Setelah dipecat Chelsea pada awal musim ini, Tuchel masih belum menemukan klub yang cocok dengan profilnya.
Dalam beberapa tahun terakhir ada beberapa mantan pelatih Chelsea yang kemudian menyeberang kubu ke Spurs, yakni Andre Villas-Boas, kemudian Jose Mourinho, dan saat ini Antonio Conte.
Apakah Tuchel bakal mengikuti jejak mereka? Jawabannya bergantung pada keseriusan Spurs merekrut Tuchel yang baru memenangi UCL bersama Chelsea, dan lolos tidaknya mereka ke kompetisi Eropa musim depan.
Tuchel disebut-sebut sudah nggak seharusnya lagi menangani tim yang sedang terseok-seok. Profilnya lebih cocok untuk tim yang berambisi merebut gelar.
Tinggal Spurs memastikan bagaimana proyek sepak bola mereka untuk saat ini dan di masa mendatang. Itu juga berpeluang jadi persoalan sekiranya skuat Tottenham masih pas-pasan, sementara pelatihnya dituntut membawa klub ke level yang lebih tinggi.
Ruben Amorim
Kalau Spurs masih ingin pelatih yang demen memakai 3 pemain bertahan, Ruben Amorim bisa jadi pilihan. Amorim saat ini melatih Sporting Lisbon, klub asal Portugal. Dengan usia 38 tahun, Amorim bisa menjanjikan proyek jangka panjang untuk Spurs.
Mengontrak Amorim sebetulnya cocok dengan materi pemain Spurs saat ini. Sudah beberapa tahun belakangan, mereka memainkan formasi 3 bek sehingga tidak butuh waktu lama penyesuaian dengan taktik baru.
Memang Amorim masih belum punya nama besar, tetapi, apa yang ia lakukan di Portugal bisa jadi nilai lebih. Ia sanggup mempersembahkan 5 trofi di Portugal selama menjadi pelatih Braga dan Sporting. Spurs memang butuh pelatih dengan mental juara bukan?
Thomas Frank
Thomas Frank memperoleh banyak pujian karena sanggup mengangkat muruah Brentford di Premier League musim ini. Memulai musim sebagai tim promosi, Brentford tiba-tiba melesat ke 10 besar klasemen sementara dan jadi penantang serius untuk slot kompetisi Eropa musim depan.
Spurs dipercaya amat terkesan dengan track record Frank. Jika dengan Brentford saja Frank bisa menuai hasil, apalagi jika ia melatih Spurs yang punya materi pemain lebih mewah.
Selain itu, ia terbiasa bekerja dengan budget transfer pas-pasan. Satu lagi, Frank juga bisa memboyong kiper andalan Brentford, David Raya, untuk turut bergabung dengannya. David Raya bisa menggantikan Hugo Lloris yang mulai uzur.
Baca Juga: Kemungkinan Juara “Tim Setengah Musim”
Roberto de Zerbi
Roberto de Zerbi memang pelatih baru di Liga Inggris. Ia baru ditunjuk jadi pelatih Brighton & Hove Albion setelah Graham Potter pindah ke Chelsea. Di Brighton, ia menunjukkan bahwa ia pelatih jempolan dan punya prospek bagus. Di tangan De Zerbi, Brighton masih memiliki asa untuk lolos ke kompetisi Eropa musim depan.
De Zerbi juga dikenal punya kepribadian kuat dan tak ragu membuat keputusan. Pelatih asal Italia ini juga berani memberi pemain muda kepercayaan untuk bermain di level tertinggi. Dari segi taktik, ia gemar memainkan formasi 4-2-3-1, formasi yang pernah digunakan Spurs sebelum gemar dengan 3 bek.
Ini bisa jadi keuntungan buat Spurs sekiranya mereka mengontrak De Zerbi. Ia bisa menghadirkan karakter kuat untuk klub yang sudah lama tak meraih apapun.
Itulah beberapa kandidat pelatih Spurs jika Conte beneran pergi di akhir musim. Persoalannya, beberapa pelatih Spurs belakangan mengeluhkan kebijakan klub yang tak memiliki ambisi kuat untuk bersaing memperebutkan gelar. Aktivitas di bursa transfer juga tidak memuaskan.
Sudah terlalu lama pendukung mereka tak bergembira karena meraih gelar. Sementara, Spurs yang kerap tersandung karena kelakuannya sendiri juga menggembirakan pendukung rival.
Saat ini, bola ada di tangan Spurs. Mereka mesti punya gambaran mengenai bagaimana proyek klub akan berjalan, apakah mereka masih menggunakan jasa Conte atau bakal mencari pelatih baru. Siapapun pelatih Spurs, mereka punya tugas untuk mengangkat mentalitas tim berlogo ayam tersebut.
Baca Juga: Arsene Wenger dan Soeharto itu Sama Saja