Sediksi.com – KTT G7 ke-49 akan diselenggarakan di Hiroshima, Jepang. Agenda tahunan organisasi ini akan dilaksanakan selama tiga hari dari 19-21 Mei 2023. G7 merupakan organisasi internasional yang beranggotakan 7 negara dengan perekonomian kuat.
Selain Jepang, yang kali ini dipercaya sebagai tuan rumah, anggota G7 lainnya adalah Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Amerika Serikat.
Meski bukan anggota G7, Indonesia juga diundang oleh Jepang untuk menghadiri KTT G7 tahun ini. Undangan ini dikarenakan Indonesia menjadi ketua ASEAN pada tahun ini. Sehingga tahun 2023 ini, Indonesia mendapat undangan menghadiri G7 sebagai ketua ASEAN.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah menyampaikan bahwa undangan tersebut akan dihadiri oleh Presiden Jokowi. Tetapi, belum dapat dikonfirmasi.
“Pak Presiden memang diundang pihak Jepang,” terangnya seperti dikutip Tempo (14/5).
Adapun konfirmasi kehadiran Presiden akan disampaikan langsung oleh pihak Istana Kepresidenan.
Undangan KTT G7 kedua untuk Indonesia
Undangan ini akan menjadi kali kedua Indonesia menghadiri G7. Sebelumnya, Indonesia juga hadir pada KTT G7 tahun 2022 di Jerman. Undangan dihadiri oleh Presiden dan rombongan.
Pada tahun 2022 tersebut, Indonesia diundang menghadiri G7 karena menjabat sebagai Presiden G20.
Selain Indonesia, G7 tahun ini juga mengundang Australia, Brazil, Komoro (sebagai ketua organisasi Uni Afrika), Kepulauan Cook (sebagai ketua Forum Kepulauan Pasifik), India (sebagai presiden G20), Republik Korea, dan Vietnam.
Membahas ancaman nuklir akibat konflik Rusia-Ukraina
Mengingat G7 akan diselenggarakan di Hiroshima, kota yang pernah menjadi korban masifnya dampak peledakan bom atom pada tahun 1945, rasanya akan menjadi sia-sia saja pertemuan G7 ini jika tidak membahas potensi ancaman nuklir.
Sepanjang sejarah, hanya Hiroshima dan Nagasaki yang pernah merasakan dahsyatnya dampak bom atom. Di dalam bom atom tersebut terkandung nuklir dimana dengan konsentrasi yang tidak sampai penuh pun, bisa dengan mudahnya menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki.
Tidak hanya itu, dampak dari serangan bom atom tersebut tidak akan bisa mengembalikan Hiroshima dan Nagasaki seperti semula.
Perlu diketahui bahwa dampak serangan nuklir jauh lebih buruk dari bom atom. Hal ini dikonfirmasi oleh Seth Baum, peneliti dari Amerika Serikat yang meneliti tentang risiko eksistensial.
Ia menyampaikan pada BBC bahwa dalam skenario terburuk, perang nuklir dapat menyebabkan runtuhnya peradaban bumi. Dampak dari perang nuklir ini juga menyebabkan kerusakan besar yang berkepanjangan.
Seth Baum juga menyampaikan dalam tulisannya bahwa konflik Rusia-Ukraina yang terus meningkat ini bisa saja berpotensi mengarah pada perang persenjataan nuklir.
Konflik Rusia-Ukraina ini juga sudah dibahas dalam pertemuan G7 tahun sebelumnya di Jerman. Rupanya hingga saat ini, konflik Rusia-Ukraina tidak juga membaik. Justru bermunculan ancaman-ancaman lain.
Termasuk ancaman perang nuklir tersebut yang apabila terjadi, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Rusia dan Ukraina, tetapi juga semua yang ada di bumi.
Agenda pembahasan ancaman nuklir ini disampaikan oleh PM Jepang, Kishida di situs resmi KTT G7 di Hiroshima.
“Jepang ingin menunjukkan tekad yang kuat dalam menolak tegas agresi militer, ancaman senjata nuklir, dan upaya menggulingkan tatanan internasional,” ujar Kishida.
Tidak hanya itu, Kishida juga memutuskan untuk menyelenggarakan pertemuan G7 di Hiroshima karena dengan melihat sejarahnya sendiri, kota tersebut menjadi pilihan paling tepat untuk menyampaikan komitmennya tentang perdamaian.
Peserta G7 akan disuguhi Okonomiyaki
Di setiap agenda G7, selalu ada jenis hidangan lokal khusus yang diperkenalkan kepada peserta KTT. Tujuannya adalah untuk mempromosikan hidangan lokal.
Biasanya, agenda G7 tidak hanya menarik perhatian peserta. Tetapi juga rombongannya, turis, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Kesempatan ini menjadi sebuah kesempatan besar bagi penjual makanan untuk meningkatkan penghasilan mereka selama agenda ini berlangsung.
Okonomiyaki adalah salah satu hidangan khas dari Hiroshima, kota diselenggarakannya G7 tahun ini. Hal ini dikarenakan sejarah okonomiyaki tidak lepas dari pemboman di Hiroshima. Jadi, resep okonomiyaki awalnya tercipta setelah bom atom yang menimpa Hiroshima.
Setelah terdampak bom atom, warga yang tinggal di Hiroshima mengalami kelangkaan makanan. Sehingga untuk bertahan hidup, mereka memanfaatkan bahan-bahan yang tersisa.
Okonomiyaki sendiri adalah gorengan yang adonannya terdiri dari kubis parut, mie goreng, daging babi, segala bahan makanan yang mengandung karbohidrat. Setelah digoreng pipih seperti telur dadar, dibumbui dengan saus manis, mayones, dan rumput laut kering jenis aonori.
Direktur Akademi Okonomiyaki, Shigeki Sasaki yang berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan hidangan khas kotanya menyampaikan filosofi okonomiyaki kepada koran Asahi Shimbun.
“Okonomiyaki bentuknya lingkaran, yang artinya kamu bisa mempercayainya … karena mereka tidak punya sisi-sisi yang kasar,” ucapnya.