Mengenal Cupid si Bayi Bersayap yang Jadi Simbol Valentine

Mengenal Cupid si Bayi Bersayap yang Jadi Simbol Valentine

Cupid Valentine

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Menjelang Valentine pada 14 Februari, simbol sesosok bayi bersayap dengan busur panah turut meramaikan Valentine, tentu buat mereka yang merayakan. Siap-siap saja kalau kamu akan banyak melihat simbol itu bertebaran di sana-sini.

Sosok bayi bersayap itu dikenal sebagai Cupid. Ia kerap digambarkan terbang dengan riang di angkasa. Cupid rupanya senang bermain-main di awan, membidik dengan panahnya, dan siap untuk menghubungkan orang-orang dengan kasih sayang. Tapi, seberapa banyak kamu tahu tentang dia sebagai jembatan cinta?

Baca terus untuk mengenal lebih banyak tentang Cupid!

Simbolisasi dewa

Dikutip dari Reader Digest, Cupid yang kita kenal saat ini adalah interpretasi dari Eros, dewa cinta dalam mitologi Yunani. Awalnya, dalam seni dan puisi, dia muncul sebagai pemuda tampan, namun pada periode Hellenistik (323 SM – 31 SM), dia berubah menjadi anak berparas bulat dengan sayap seperti yang kita kenal saat ini.

“Mewakili Eros ketika masih kanak-kanak ,dan bawahan ibunya adalah cara untuk membatasi atau mengendalikan kekuatan cinta yang dianggap mengendalikan kita”, kata Catherine Connors, PhD, seorang profesor studi klasik dari Universitas Washington.

Okay, jadi apa hubungannya Eros dengan Cupid? Banyak sekali, ternyata. Orang-orang Romawi memahami ulang banyak mitos Yunani, dan Eros tidak terkecuali. Setelah diterima dalam budaya Romawi, ia diganti nama menjadi Cupid, yang berasal dari kata “desire” yang berarti “keinginan.”

Siapa sih Cupid?

Dalam mitologi Yunani, Eros adalah anak dari Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan. Meskipun identitas ayahnya tidak jelas, Eros paling sering disebut sebagai anak dari Ares, dewa perang.

Eros memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan cinta dan gairah, membuat keributan dan memainkan hidup dengan menancapkan panah ajaibnya pada manusia dan dewa.

Tetapi, bangsa Romawi kemudian mengubah citra Cupid berikut kisahnya. Tentu ada perbedaan besar yang kemudian terbentuk. Aphrodite menjadi Venus, maupun Eros menjadi Cupid.

Dikutip dari The Conversation, Romawi yang menyerap banyak tradisi Yunani mengubah citra Eros menjadi Cupid. Terutama perubahan dari simbolisasi gairah seksual maupun kekacauan. Citra Cupid kemudian berganti menjadi sesosok bayi bersayap dengan panah asmara.

Apakah Cupid selalu terkait dengan romansa?

Tidak selalu. Saat ini, Cupid Valentine dikenal sebagai salah satu simbol terkenal cinta dan romansa, tetapi perjalanannya menjadi ikon hari Valentine sangat panjang.

Dalam mitos Yunani, Eros bermain-main dengan perasaan baik dewa maupun manusia, dan tidak selalu dengan cara yang baik. Dalam satu kisah, ia membuat dewa Apollo jatuh cinta pada Daphne, yang mana ia pastikan akan bertepuk sebelah tangan. Apollo kemudian terpuruk karenanya.

Dalam cerita lain, cinta berubah menjadi berbahaya. Aphrodite iri pada wanita manusia yang Eros cintai dan memancing Eros untuk menempatkan jampi-jampi pada wanita itu. Tidak mengherankan, cerita itu tidak memiliki akhir yang bahagia.

Eros juga dikaitkan dengan Erotes, kelompok dewa yang sering dikaitkan dengan cinta dan hubungan seksual. Kadang-kadang dipersonifikasikan sebagai trio: eros (nafsu), himeros (hasrat) dan pothos (gairah).

Sebagai simbol Valentine

Cupid mulai dikenal sebagai simbol cinta bertepatan dengan naiknya popularitas hari Valentine pada abad ke-19. Ia diubah menyesuaikan dengan simbol pencarian belahan jiwa.

Orang-orang Romawi mengenal Aphrodite sebagai Venus yang merupakan dewi cinta dan kecantikan. Cupid kemudian dicitrakan sebagai sosok anak berbakti yang membantu Venus melakukan tugasnya untuk membantu manusia menemukan belahan jiwa.

Seniman di zaman pertengahan dan Renaissance kerap terilhami untuk membuat karya seni berdasarkan kisah Cupid. Sayap yang dimiliki Cupid merupakan representasi tentang jiwa yang hilang. Sementara panah yang ia bawa akan membantu manusia menemukannya.

Saat Valentine semakin populer, banyak orang menggunakan imaji tentang Cupid sebagai bagian dari perayaan. Mereka meletakkan Cupid dalam kartu-kartu ucapan cinta. Selain itu, mereka berharap agar Cupid benar-benar membantu manusia menemukan cinta.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel