Mengenal Tanaman Oyong atau Gambas: Cara Menanam dan Mengolahnya

Mengenal Tanaman Oyong atau Gambas: Cara Menanam dan Mengolahnya

Mengenal Tanaman Oyong

DAFTAR ISI

Sediksi.com – Apakah kamu pernah melihat tanaman oyong yang menjalar dengan indahnya di kebun tetangga? Tanaman ini memiliki keindahan yang mempesona dengan daunnya yang hijau segar dan bunga-bunganya yang cantik.

Oyong disebut juga dengan nama ilmiah Luffa acutangula. Umumnya, kita mengenal nama lain oyong adalah gambas. Tanaman ini merupakan salah satu tanaman merambat yang populer di Asia, terutama di Indonesia.

Tanaman ini memiliki banyak manfaat yang mengejutkan, baik sebagai sumber pangan maupun untuk keperluan kesehatan dan kecantikan.

Ciri khas utama oyong adalah buahnya yang unik. Buah oyong memiliki bentuk silindris yang panjang, dengan kulit yang kasar seperti spons.

Ketika matang, kulit oyong bisa dikeringkan dan digunakan sebagai spons alami untuk membersihkan tubuh. Sungguh luar biasa, bukan?

Tidak hanya itu, tanaman ini juga memiliki bunga yang indah dengan warna kuning cerah yang dapat memberikan sentuhan estetik yang menarik pada taman.

Selain itu, oyong memiliki keanekaragaman varietas yang menarik. Beberapa varietas oyong memiliki bentuk dan warna buah yang berbeda, seperti oyong bulat dan oyong berwarna kuning kehijauan. Kamu bisa memilih varietas yang paling disukai sesuai dengan preferensi visual dan rasa.

Tanaman Oyong (Gambas)

Mengutip jurnal berjudul Keanekaragaman Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Oyong Pada Berbagai Konsentrasi Kolkhisin oleh Adib Fauzan, Nandariyah dan Parjanto (2018) istilah bahasa inggris tanaman ini disebut Ridge Gourd. Tanaman ini termasuk dalam famili Cucurbitaceae atau sayuran dari suku labu-labuan.

Awalnya oyong atau gambas ini berasal dari India, namun telah beradaptasi dengan baik di Asia Tenggara termasuk di Indonesia. Saat ini memang belum banyak petani yang khusus membudidayakan oyong atau gambas ini.

Pemanfaatan tanaman ini biasanya diolah sebagai sayuran, para petani biasanya akan memanen buah oyong pada saat masih muda, ditandai dengan masih segar dan berwarna hijau.

Karena apabila dipanen pada saat sudah tua, maka biasanya akan semakin mongering dan tentu tidak akan enak untuk diolah menjadi makanan. Namun walaupun sudah tua/kering buahnya masih bisa dimanfaatkan sebagai sabut pencuci, bahan penyaring kasar.

Dikutip dari laman agrotek, buah tanaman ini berbentuk hampir seperti belimbing yang berukuran panjang sekitar 15-60 cm, dengan lebar sekitar 5-12 cm dan diameter buah berkisar 5-8 cm. Buah oyong memiliki struktur kulit yang agak keras.

Cara Budidaya

Apakah kamu tertarik untuk menanam oyong di kebun sendiri? Tidak perlu khawatir, karena budidaya tanaman oyong tidak terlalu sulit. Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk memulainya:

Pemilihan Lokasi:

Tanaman oyong membutuhkan sinar matahari penuh dan tanah yang subur dengan drainase yang baik. Pastikan untuk memilih lokasi yang tepat di kebun untuk menanam tanaman ini agar pertumbuhannya optimal.

Penanaman Benih:

Mulailah dengan menanam benih oyong dalam pot atau semai terlebih dahulu. Setelah bibit tumbuh dengan kuat, kamu bisa memindahkannya ke tempat permanen di kebun yang sudah disediakan media perambatannya

Pemeliharaan:

Perhatikan kebutuhan air tanaman oyong agar tetap lembab, namun hindari genangan air yang berlebihan. Berikan pupuk organik secara teratur untuk mendukung pertumbuhan tanaman.

Penyinaran:

Pastikan tanaman oyong mendapatkan paparan sinar matahari yang cukup setiap hari. Jika ditanam di daerah dengan iklim tropis, tanaman ini akan tumbuh dengan baik dan subur.

Jika kamu tinggal di daerah dengan iklim yang lebih sejuk, pertimbangkan untuk menanam oyong di tempat yang terlindungi agar terhindar dari angin kencang atau suhu yang terlalu rendah.

Perawatan Tambahan:

Selama pertumbuhannya, tanaman oyong akan merambat dan membutuhkan penopang seperti pagar atau tiang bambu.

Pastikan untuk memberikan dukungan yang cukup agar tanaman dapat tumbuh secara vertikal dengan baik. Selain itu, lakukan pemangkasan teratur untuk menjaga keindahan dan kesehatannya.

Penyakit dan Hama pada Tanaman Oyong

Seperti tanaman lainnya, tanaman oyong juga rentan terhadap serangan penyakit dan hama. Namun, jangan khawatir! Ada beberapa trik jitu yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

Berikut adalah beberapa penyakit dan hama umum pada tanaman oyong beserta solusinya:

Kutu Daun:

Hama ini dapat merusak daun tanaman oyong dan menghambat pertumbuhannya. Gunakan larutan sabun insektisida alami atau semprotkan air dengan tekanan yang cukup untuk membersihkan kutu daun secara mekanis. Jika infestasinya parah, bisa memperimbangkan menggunakan insektisida organik yang aman untuk tanaman.

Ulat Grayak:

Daun tanaman oyong sangat terancam dengan adanya ulat grayak. Perhatikan adanya tanda-tanda ulat grayak seperti daun yang berlubang atau terlihat bekas kotoran mereka. Kamu dapat mengambil ulat-ulat tersebut secara manual atau menggunakan insektisida organik yang sesuai.

Ulat Tanah:

Ulat ini adalah ulat yang hidup di tanah, biasanya sebagai hama yang serangannya menyebabkan pangkal batang patah. Asal dari hama yang satu ini kemungkinan dari penggunaan kotoran ayam atau sapi sebagai pupuk.

Cara hama yang satu ini menyerang adalah dengan cara memotong batang tanaman, sehingga tanaman yang terserang akan mati. Untuk cara pengendaliannya sendiri, bisa menaburkan sedikit curater atau furadan di area pangkal batang yang terserang hama.

Jamur:

Jamur bisa muncul jika oyong terlalu lembab, dan biasanya muncul saat musim hujan, diantaranya seperti embun tepung dan antraknosa. Cara pengendaliannya ialah dengan memastikan tanaman mendapatkan sirkulasi udara yang baik dan jangan terlalu sering menyiram daun. Jika jamur daun muncul, gunakan fungisida organik untuk mengendalikannya.

Mengolah Oyong menjadi Makanan Lezat

Tanaman oyong juga dapat diolah menjadi makanan yang lezat dan bergizi. Inilah contoh cara memasak sederhana yang bisa kamu coba di rumah:

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel