Mengenal Teori Bow-Bow: Apakah Bahasa Manusia Berasal dari Suara Hewan?

Mengenal Teori Bow-Bow: Apakah Bahasa Manusia Berasal dari Suara Hewan?

Teori bow bow

DAFTAR ISI

SediksiBahasa merupakan ciri khas yang membedakan manusia dengan makhluk lain. Namun, bagaimana bahasa manusia bisa muncul dan berkembang? Apakah ada hubungannya dengan suara-suara alam atau hewan?

Salah satu teori yang mencoba menjawab pertanyaan ini adalah teori bow-bow. Teori ini mengusulkan bahwa bahasa manusia pertama kali terbentuk dari tiruan atau onomatopoeia dari suara-suara alam, seperti guntur, angin, ombak, atau suara hewan, seperti kokok ayam, itik, atau anjing.

Teori ini cukup menarik dan kontroversial, karena ada banyak pro dan kontra mengenai validitas dan keterbatasannya.

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang teori bow-bow, asal mula bahasa, dan contoh-contoh dari teori ini.

Apa itu Teori Bow-Bow?

Teori bow-bow adalah salah satu teori tradisional mengenai asal mula bahasa manusia. Teori ini mengacu kepada teori-teori dari berbagai ilmuwan, termasuk Jean-Jacques Rousseau dan Johann Gottfried Herder.

Teori ini menyarankan bahwa bahasa manusia pertama kali dikembangkan sebagai onomatopoeia, yaitu imitasi dari suara-suara alam. Misalnya, kata “bow-bow” sendiri berasal dari tiruan suara anjing yang menggonggong.

Demikian pula, kata-kata seperti “meow”, “bang”, “splash”, “ding-dong”, dan lain-lain dianggap sebagai contoh dari onomatopoeia.

Teori bow-bow juga disebut sebagai onomatopoetic atau echoic theory. Nama dari “teori bow-bow” sendiri diciptakan oleh Max Müller, seorang filologis yang sangat kritis terhadap pemikiran tersebut.

Müller menolak teori ini karena menurutnya teori ini hanya berlaku bagi sebagian kecil kata-kata dalam bahasa manusia, sedangkan komunikasi bahasa lebih kompleks dan melibatkan makna, sintaksis, dan semantik.

Asal Mula Bahasa

Asal mula bahasa merupakan aspek bahasa yang paling dipertentangkan oleh para ahli. Kajian mengenai hal ini tidak memuaskan karena sulitnya para ahli untuk mencapai kesepakatan tunggal.

Ada beberapa teori asal mula bahasa yang muncul dan tak sedikit yang mempertentangkannya. Secara umum teori asal mula bahasa dapat dikelompokkan menjadi teori tradisional dan modern.

Teori tradisional adalah teori-teori yang berasal dari abad ke-18 hingga ke-19, yang berusaha menjelaskan asal mula bahasa berdasarkan asumsi-asumsi filosofis, agamis, atau spekulatif.

Beberapa contoh dari teori tradisional adalah:

  • Pooh-pooh theory: Bahasa lahir dari ekspresi emosi spontan yang dihasilkan oleh pita suara manusia, seperti poh atau pish.
  • Yo-he-ho theory: Bahasa lahir dari kerjasama sosial dalam melakukan aktivitas fisik bersama-sama, seperti mendorong atau menarik sesuatu.
  • Gesture theory: Bahasa lahir dari isyarat tubuh yang mendahului ujaran, seperti gerakan tangan atau wajah.
  • Divine theory: Bahasa lahir dari pemberian Tuhan kepada manusia pertama, seperti Adam dan Hawa dalam tradisi Yahudi-Kristen-Islam.

Teori modern adalah teori-teori yang berasal dari abad ke-20 hingga sekarang, yang berusaha menjelaskan asal mula bahasa berdasarkan bukti-bukti ilmiah, seperti arkeologi, antropologi, genetika, psikologi, linguistik, dan neurologi.

Beberapa contoh dari teori modern adalah:

  • Evolutionary theory: Bahasa lahir dari proses evolusi biologis dan kultural manusia, yang melibatkan adaptasi, seleksi alam, dan variasi genetik.
  • Innatist theory: Bahasa lahir dari kemampuan bawaan atau naluri manusia untuk berbahasa, yang dikaitkan dengan adanya universal grammar atau struktur dasar bahasa yang sama di seluruh dunia.
  • Social interaction theory: Bahasa lahir dari interaksi sosial dan komunikasi antara manusia, yang melibatkan fungsi pragmatik, kontekstual, dan diskursif bahasa.
  • Cognitive theory: Bahasa lahir dari kemampuan kognitif atau berpikir manusia, yang melibatkan fungsi simbolik, konseptual, dan kategorial bahasa.

Contoh Teori Bow-Bow

Meskipun teori bow-bow telah banyak ditolak oleh para ahli, ada beberapa contoh yang dapat menunjukkan bagaimana teori ini mungkin berlaku dalam beberapa kasus. Berikut adalah beberapa contohnya:

  • Dalam bahasa Indonesia, ada beberapa kata yang berasal dari onomatopoeia, seperti “klotak” (suara ketukan), “cicit” (suara tikus), “gonggong” (suara anjing), “gemericik” (suara air mengalir), dan lain-lain.
  • Dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata yang berasal dari onomatopoeia, seperti “clap” (suara tepukan tangan), “squeak” (suara tikus), “bark” (suara anjing), “drip” (suara air menetes), dan lain-lain.
  • Dalam bahasa Mandarin, ada beberapa kata yang berasal dari onomatopoeia, seperti “pā pā” (suara tepukan tangan), “shǔ shǔ” (suara tikus), “wàng wàng” (suara anjing), “dī dī” (suara air menetes), dan lain-lain.

Teori bow-bow adalah salah satu teori tradisional mengenai asal mula bahasa manusia. Teori ini mengusulkan bahwa bahasa manusia pertama kali terbentuk dari tiruan atau onomatopoeia dari suara-suara alam.

Teori ini cukup menarik dan kontroversial, karena ada banyak pro dan kontra mengenai validitas dan keterbatasannya. Teori ini juga memiliki beberapa contoh yang dapat mendukung atau membantahnya.

Namun, teori ini tidak dapat menjelaskan secara menyeluruh bagaimana bahasa manusia bisa muncul dan berkembang menjadi sistem yang kompleks dan bervariasi.

Oleh karena itu, teori ini perlu ditinjau kembali dengan menggunakan pendekatan-pendekatan modern yang lebih ilmiah dan komprehensif.

Sekian artikel ini tentang teori bow-bow. Semoga bermanfaat dan menambah wawasanmu tentang asal mula bahasa. Terima kasih telah membaca.

Baca Juga
Topik

Kuesioner Berhadiah!

Dapatkan Saldo e-Wallet dengan total Rp 250.000 untuk 10 orang beruntung.​

Sediksi.com bekerja sama dengan tim peneliti dari Magister Psikologi Universitas Gadjah Mada sedang menyelenggarakan penelitian mengenai aktivitas bermedia sosial anak muda. 

Jika Anda merupakan Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 35 tahun, kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner yang Anda akan temukan dengan menekan tombol berikut

Sediksi x Magister Psikologi UGM

notix-artikel-retargeting-pixel